Harun Yahya
<Bismillahirrahmaanirrahiim>
<Muhammad
rasulullah>
Hak cipta © Harun Yahya 2000 CE
Diterbitkan pertama kali oleh by Vural
Yayincilik, Istanbul, Turki, November 1999
Cetakan pertama edisi Indonesia 2001
Diterbitkan oleh:
As-syamil
Indonesia
Website: http://www.harunyahya.com/indo/
E-Mail: info@harunyahya.com
Hak cipta dilindungi oleh undang-undang.
Dilarang memperbanyak, menyimpan dalam alat
penyimpan dan pengambil informasi atau menyebarkan sebagian atau seluruh bagian
buku ini dalam bentuk apa pun atau dengan cara apapun baik secara elektronik,
mekanik, fotokopi, rekaman, dan cara lainnya tanpa izin tertulis dari
pengarang/ penerbit.
Oleh Harun Yahya
Diterjemahkan oleh Tatacipta Dirgantara
Katalog buku ini dapat diperoleh dari
Perpustakaan Nasional
Website:
http://www.harunyahya.com/indo/
Daftar isi
Pendahuluan: Dunia yang beraneka warna
Apa yang dimaksud dengan warna? Bagaimana warna
dibuat?
Desain dalam warna-warni
Pigmen: molekul-molekul penghasil warna
Bahasa dari warna-warna
Keselarasan dan simetri: suatu topik yang tak dapat
dijelaskan oleh evolusi:
Kesimpulan
Rahasia diluar zat
TENTANG
PENULIS
Dengan menggunakan nama pena HARUN YAHYA, penulis
telah menerbitkan berbagai buku yang berhubungan dengan isu-isu politik dan
keimanan. Bagian penting dari karya-karyanya menguraikan tentang pandangan
dunia materialistik dan akibatnya pada sejarah dunia dan politik. (Nama pena
ini diambil dari 'Harun' dan 'Yahya', untuk mengenang kemuliaan dua orang Nabi
yang berjuang melawan kekafiran)
Termasuk dalam karya-karyanya antara lain: The ‘Secret Hand' in Bosnia, The Holocaust
Hoax, Behind the Scenes of Terrorism, Israel's Kurdish Card, A National
Strategy for Turkey, Solution: The Morals of the Qur'an, Darwin's Antagonism
Against the Turks, The Evolution Deceit, Perished Nations, The Golden Age, The
Art of Colour by Allah, The Truth of the Life of This World, Confessions of
Evolutionists, The Blunders of Evolutionists, The Dark Magic of Darwinism, The
Religion of Darwinism, The Qur'an Leads the Way to Science, The Real Origin of
Life, Miracles of the Qur'an, The Design in Nature, Self-Sacrifice and
Intelligent Behaviour Models in Animals, Eternity Has Already Begun, Children
Darwin Was Lying!, The End of Darwinism, The Creation of the Universe, Deep
Thinking, Timelessness and the Reality of Fate, Never Plead Ignorance, The
Miracle of the Atom, The Miracle in the Cell, The Miracle of the Immune System,
The Miracle in the Eye, The Creation Miracle in Plants, The Miracle in the
Spider, The Miracle in the Ant, The Miracle in the Gnat, The Miracle in the
Honeybee.
Di antara booklet-bookletnya adalah The Mystery of the Atom, The Collapse of
the Theory of Evolution: The Fact of Creation, The Collapse of Materialism, The
End of Materialism, The Blunders of Evolutionists 1, The Blunders of
Evolutionists 2, The Microbiological Collapse of Evolution, The Fact of
Creation, The Collapse of the Theory of Evolution in 20 Questions, The Biggest
Deception in the History of Biology: Darwinism.
Karya-karya penulis lainnya mengenai topik-topik
Qur'ani antara lain: Ever Thought About
the Truth?, Devoted to Allah, Abandoning the Society of Ignorance, Paradise,
The Theory of Evolution, The Moral Values of the Qur'an, Knowledge of the
Qur'an, Qur'an Index, Emigrating for the Cause of Allah, The Character of
Hypocrites in the Qur'an, The Secrets of the Hypocrite, The Names of Allah,
Communicating the Message and Disputing in the Qur'an, The Basic Concepts in
the Qur'an, Answers from the Qur'an, Death Resurrection Hell, The Struggle of
the Messengers, The Avowed Enemy of Man: Satan, Idolatry, The Religion of the
Ignorant, The Arrogance of Satan, Prayer in the Qur'an, The Importance of
Conscience in the Qur'an, The Day of Resurrection, Never Forget, Disregarded Judgements
of the Qur'an, Human Characters in the Society of Ignorance, The Importance of
Patience in the Qur'an, General Information from the Qur'an, Quick Grasp of
Faith 1-2-3, The Crude Reasoning of Disbelief, The Mature Faith, Before You
Regret, Our Messengers Say, The Mercy of Believers, The Fear of Allah, The
Nightmare of Disbelief, Prophet Isa Will Come, Beauties Presented by the Qur'an
for Life, The Iniquity Called "Mockery", The Secret of the Test, The
True Wisdom According to the Qur'an, The Struggle with the Religion of
Irreligion, The School of Yusuf, The Alliance of the Good, Slanders Against
Muslims Throughout History, The Importance of Following Good Word, Why Do You
Deceive Yourself?, Bouquet of the Beauties of Allah 1-2-3-4.
CATATAN BAGI PARA PEMBACA
Alasan tentang mengapa dibuatnya satu bab khusus yang
membahas runtuhnya teori evolusi adalah karena teori ini mengandung dasar dari
falsafah-falsafah yang anti spiritual. Sejak ajaran Darwinisme menolak fakta
tentang adanya penciptaan, dan dengan demikian menolak keberadaan Allah, selama
140 tahun terakhir hal ini telah menyebabkan banyak orang meninggalkan
keimanannya dan menjadi penuh keraguan. Oleh karena itu adalah tugas yang
penting untuk menunjukkan bahwa teori ini hanyalah suatu tipuan belaka, yang
sangat berhubungan dengan agama. Tidak bisa tidak, tugas penting ini harus
disebarkan kepada semua orang. Sebagian pembaca kami hanya mempunyai kesempatan
untuk membaca hanya satu dari buku-buku kami. Oleh karena itu, kami pikir tepat
sekali jika disisihkan satu bab untuk suatu rangkuman tentang masalah ini.
Hal lain yang perlu ditekankan adalah yang berhubungan
dengan isi buku ini. Dalam semua buku yang dibuat oleh penulis, masalah-masalah
yang berhubungan dengan keimanan disampaikan di bawah limpahan cahaya ayat-ayat
Al Qur'an dan pembaca diharapkan untuk mempelajari kalimat-kalimat Allah dan
hidup berdasarkan ajarannya. Semua materi yang menyangkut ayat-ayat Allah
dijelaskan sedemikian rupa sehingga tidak ada lagi ruang bagi keraguan atau tanda
tanya dalam pikiran pembaca. Gaya bahasa yang tulus, apa adanya dan fasih
sengaja dipilih untuk menjamin agar semua orang pada semua lapisan usia dan
semua kelompok sosial dapat mengerti buku-buku ini dengan mudah. Uraian-uraian
yang efektif dan jelas ini membuat buku-buku ini cocok untuk menjadi bacaan
ringan. Bahkan orang-orang yang sangat keras menentang spiritualitas
terpengaruh juga oleh fakta-fakta yang disajikan dalam buku-buku ini dan tak
dapat menyangkal kebenaran isinya.
Buku ini dan karya-karya penulis lainnya dapat dibaca
sendirian atau dipelajari dalam diskusi kelompok. Manfaat tambahan jika
buku-buku ini dibaca oleh suatu kelompok pembaca yang sama-sama ingin
memperoleh keuntungan dari buku ini, adalah bahwa para pembaca dapat
menyampaikan renungan dan pengalaman mereka masing-masing kepada yang lainnya.
Selain itu, akan menjadi sebuah pengabdian yang besar
bagi agama untuk turut serta dalam memperkenalkan dan membaca buku-buku ini,
yang ditulis hanya semata-mata untuk memperoleh ridla Allah swt. Buku-buku
penulis seluruhnya ditulis dengan sangat meyakinkan. Oleh karena itu, jika
seseorang ingin menyampaikan ajaran agama kepada orang lain, salah satu cara
yang paling efektif adalah dengan menganjurkan mereka untuk membaca buku-buku
ini.
Ada alasan-alasan kuat kenapa resensi buku-buku
penulis yang lain ditambahkan pada akhir buku ini. Dengan melihatnya, pembaca
yang mempunyai buku ini akan tahu bahwa masih banyak buku-buku lain yang
kualitasnya sama dengan buku ini, dan yang kami harap akan juga dapat dinikmati
oleh pembaca. Pembaca akan menemukan sumber bahan-bahan yang kaya akan isu-isu
yang berhubungan dengan keimanan, yang dapat dipergunakan oleh pembaca.
Dalam buku-buku ini, anda tidak akan menemukan,
seperti pada buku-buku lain, pandangan pribadi penulis, penjelasan-penjelasan
yang berdasarkan sumber-sumber yang meragukan, gaya yang tidak memperhatikan
rasa hormat dan takzim kepada masalah-masalah yang suci, tidak pula
laporan-laporan yang sia-sia, menimbulkan keraguan dan pesimistik yang menimbulkan
penyimpangan-penyimpangan di dalam hati.
PENDAHULUAN: DUNIA YANG BERANEKA WARNA
Pernahkah terpikir oleh anda seperti apa jadinya hidup
dalam sebuah dunia tanpa warna? Bebaskanlah diri anda sejenak dari pengalaman
anda, lupakan semua yang pernah dipelajari dan mulailah gunakan imajinasi anda.
Cobalah untuk membayangkan badan anda, orang-orang disekitar anda, lautan,
langit, pohon-pohon, bunga-bunga, semuanya berwarna hitam. Bayangkan bahwa tak
ada warna di sekeliling kita. Coba pikirkan apa yang akan anda rasakan jika
orang, kucing-kucing, anjing-anjing, burung-burung, kupu-kupu, dan buah-buahan
tidak berwarna sama sekali. Anda pasti tidak mau hidup di dunia seperti itu,
bukan?
Sebagian besar orang mungkin tidak pernah berpikir
tentang betapa beraneka warnanya dunia tempat hidup mereka atau bertanya-tanya
dalam hati bagaimana warna yang beraneka ragam itu ada di bumi ini. Mungkin
mereka juga tidak pernah berpikir seperti apa jadinya jika ada sebuah dunia
tanpa warna. Hal ini disebabkan karena setiap orang yang dapat melihat
dilahirkan ke dalam dunia yang penuh warna. Walaupun demikian, sebuah model
dunia yang hitam putih, tanpa warna, bukanlah sesuatu hal yang tidak mungkin
terjadi. Sebaliknya, hal yang sangat mengagumkan adalah kehidupan kita yang
berada dalam suatu dunia yang benderang, dan penuh warna-warni. (Dalam bab-bab
selanjutnya, kami akan mendiskusikan secara rinci kenapa adanya dunia yang
penuh warna-warni ini menjadi demikian mengagumkan).
Sebuah dunia tanpa warna biasanya dianggap hanya
mempunyai warna hitam, putih dan nuansa warna abu-abu. Akan tetapi sebenarnya
hitam, putih dan nuansa abu-abu adalah warna-warna juga. Dengan demikian, sulit
sekali membayangkan ketiadaan warna. Untuk menjelaskan ketiadaan warna,
seseorang selalu merasa perlu untuk menyebut sebuah warna. Orang mencoba
menjelaskan ketiadaan warna dengan pernyataan-pernyataan seperti "saat itu
tidak ada warna, gelap sama sekali", "tak ada warna di wajahnya,
putih sama sekali". Sebenarnya, itu semua bukanlah penjelasan tentang
ketiadaan warna, tapi itu hanyalah sebuah dunia yang hitam putih.
Cobalah, hanya untuk sedetik, untuk membayangkan bahwa
tiba-tiba saja semua zat kehilangan warnanya. Dalam keadaan demikian, semua
akan bercampur dengan hal lainnya dan akan menjadi tidak mungkin untuk
membedakan suatu objek dengan lainnya. Tidaklah mungkin untuk melihat,
misalnya, sebuah jeruk berwarna oranye, strawberi merah atau bunga-bunga aneka
warna yang ada di atas sebuah meja kayu berwarna coklat, karena jeruk itu tidak
berwarna oranye, meja itu tidak coklat, dan tidaklah juga strawberi itu
berwarna merah. Betapa tidak nyamannya bagi seseorang untuk hidup, walaupun
hanya untuk sesaat, dalam dunia tanpa warna seperti itu, yang bahkan juga sulit
untuk dijelaskan.
Warna memiliki peranan penting dalam komunikasi
manusia dengan dunia luar, dalam memfungsikan ingatannya dengan benar, dan
dalam memenuhi fungsi-fungsi belajar dari otaknya. Hal ini disebabkan karena
manusia dapat memperoleh hubungan-hubungan yang tepat antara kejadian-kejadian
dan tempat-tempat, orang-orang dan benda-benda hanya dari bentuk, tampak luar
dan warna-warna mereka. Pendengaran atau rabaan saja tidak cukup untuk
mendefinisikan objek-objek. Bagi manusia, dunia luar hanya dapat berarti jika
hal ini dilihat secara keseluruhan dengan warna-warnanya.
Kemampuan untuk mengenali berbagai objek dan
lingkungan sekeliling kita bukanlah satu-satunya keuntungan adanya
keanekaragaman warna. Keselarasan warna yang sempurna di alam semesta memberi
kenikmatan yang sangat besar bagi jiwa manusia. Untuk dapat melihat keselarasan
ini dari setiap detailnya, manusia telah dilengkapi dengan sepasang mata, yang
rancangannya sangat istimewa. Dalam dunia makhluk hidup, mata manusia adalah
yang paling fungsional dan dapat merasakan warna-warni dalam detail yang
sekecil-kecilnya, sedemikian rupa sehingga mata manusia sensitif untuk
berjuta-juta warna. 1. Jelaslah bahwa alat pelihat manusia yang
bekerja sedemikian sempurnanya telah dirancang khusus untuk dapat melihat dunia
yang penuh warna.
Satu-satunya makhluk di bumi yang dapat mengerti
adanya suatu keteraturan di alam semesta hanyalah manusia karena ia mempunyai
kemampuan untuk berfikir dan menimbang. Dengan demikian, berdasarkan apa yang
telah diuraikan terdahulu, kita dapat menyimpulkan hal-hal sebagai berikut:
Setiap detail, pola dan warna di langit dan di bumi
telah diciptakan bagi manusia untuk mengakui dan dengan demikian menghargai
keteraturan ini dan memikirkannya. Warna-warni di alam telah diatur sedemikian
rupa agar menarik bagi jiwa manusia. Keselarasan dan kesimetrisan sempurna yang
umum terdapat pada warna, baik dalam dunia makhluk hidup maupun benda mati. Hal
ini tentu saja membangkitkan pertanyaan-pertanyaan dalam pikiran seseorang yang
suka merenung, seperti misalnya:
Apa yang membuat bumi itu demikian beraneka warna?
Bagaimana warna-warna itu, yang membuat dunia kita sangat indah, dapat terjadi?
Siapa yang merancang keanekaragaman warna dan keselarasan diantara warna-warna
tersebut?
Mungkinkah dapat dikatakan bahwa segala yang ada itu
muncul begitu saja oleh perubahan-perubahan tak terarah yang terjadi karena
suatu rantai rangkaian kebetulan belaka?
Dapat dipastikan, tak ada yang akan menyatakan
kemustahilan seperti itu. Kebetulan-kebetulan tak terkontrol tidak dapat
menciptakan apapun, apalagi jutaan warna-warni. Cobalah amati sayap seekor
kupu-kupu atau berbagai bunga yang beraneka warna, yang masing-masing bagaikan
suatu keajaiban seni. Jelaslah tidak mungkin bagi akal sehat untuk
menghubungkan semua hal ini dengan suatu proses-proses yang tidak disengaja.
Agar dapat diperoleh pengertian yang lebih baik
tentang fakta ini, marilah kita mengambil sebuah contoh. Saat seseorang melihat
sebuah lukisan menggambarkan pohon-pohon dan bunga-bunga di alam, ia tak akan
berkata, atau bahkan hanya untuk berfikir bahwa keselarasan warna, keteraturan
pola dan desain yang disengaja dalam lukisan ini dapat muncul begitu saja
karena kebetulan. Jika seseorang datang dan berkata, "kotak-kotak cat itu
terguling ditiup angin, lalu catnya tercampur, dan dengan pengaruh hujan dll.,
and setelah melalui waktu yang lama, lukisan indah ini terbentuk",
pastilah tak ada orang yang percaya. Ada suatu hal yang sangat menarik disini.
Meskipun tak ada seorangpun yang akan menyatakan sesuatu yang tak masuk akal
seperti itu, namun begitu beberapa orang dapat menegaskan bahwa warna dan
simetri sempurna di alam muncul melalui proses-proses tak disengaja seperti
itu. Demikianlah, untuk menjelaskan masalah ini, evolusionis menyatakan, dengan
didukung berbagai argumen, bahwa ini adalah hasil dari suatu kebetulan dan
mereka menghasilkan berbagai riset. Mereka tidak sungkan-sungkan untuk
mengeluarkan peryataan-peryataan tak berdasar dalam masalah ini.
Ini adalah kebutaan yang nyata, dan dengannya akan
sulit untuk mencapai kesepakatan. Namun, seseorang yang bisa lolos dari
kebutaan ini dengan menggunakan pemikirannya, akan mengerti bahwa ia sebenarnya
hidup di dalam suatu lingkungan yang penuh keajaiban di bumi. Ia juga akan
sepenuhnya mengakui bahwa suatu lingkungan demikian yang dilengkapi dengan
kondisi yang paling tepat untuk kelestarian hidup manusia tidak mungkin terjadi
begitu saja karena kebetulan.
Seperti orang yang berfikir, begitu melihat lukisan,
ia langsung mengakui bahwa lukisan ini ada pelukisnya, ia juga akan mengerti
bahwa lingkungan sekelilingnya yang berwarna-warni, penuh keselarasan dan
demikian indahnya pasti juga ada penciptanya.
Pencipta ini adalah Allah, Yang tak bersekutu dalam
penciptaan, Yang menciptakan segala sesuatu dengan penuh keselarasan, dan yang
menempatkan kita di dunia ini dengan dilimpahi banyak sekali yang indah-indah,
dan dihiasi dengan jutaan warna. Semua yang Allah ciptakan ada dalam
keselarasan yang sempurna dengan yang lainnya. Allah menggambarkan dalam Al
Qur'an keunikan dari rasa seni-Nya dalam penciptaan sebagai berikut:
"Dialah yang telah
menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat cacat
pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu
lihat ada kekurangan? Kemudian pandanglah sekali lagi, niscaya penglihatanmu
akan kembali kepadamu tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun
dalam keadaan payah." (Surat Al Mulk: 3-4)
APA YANG DIMAKSUD DENGAN WARNA? BAGAIMANA WARNA DIBUAT?
Beberapa detail memiliki tempat yang penting dalam
pikiran-pikiran manusia dan hal itu tak akan pernah berubah. Mari kita mulai
dengan pohon-pohon, yang sangat kita kenal. Kemungkinan besar, warna
pohon-pohon itu hijau atau berbagai corak warna hijau. Kita juga tahu bahwa
pada musim gugur, dedaunan berubah warna. Mirip dengan itu, langit berwarna
biru, nuansa abu-abu saat mendung atau kuning dan merah saat matahari terbit
dan terbenam. Warna-warna buah tak pernah berubah; buah aprikot dan buah cerry
yang kaya dan beraneka warna telah tertentu warnanya, dan selalu kita kenal.
Setiap makhluk hidup dan setiap objek yang dipegang dibawah cahaya memiliki
warna. Perhatikan baik-baik berbagai benda di sekeliling anda. Apa yang anda
lihat? Meja, kursi, pepohonan yang terlihat dari jendela, langit, dinding
rumah, wajah-wajah orang lain disekeliling anda, buah yang anda makan, buku
yang anda baca saat ini… Masing-masing mempunyai warna yang berbeda. Pernahkah
anda pikir bagaimana seluruh warna-warni ini dibentuk dan ditata?
Mari secara umum kita teliti apa yang diperlukan untuk
pembentukan warna-warni yang memainkan peranan penting dalam kehidupan (Hal-hal
ini akan didiskusikan dengan detail kemudian). Untuk pembentukan sebuah warna,
misalnya, merah atau hijau, setiap proses berikut ini harus terjadi dan, lebih
penting lagi, harus benar urutannya.
1.
Kondisi pertama yang diperlukan untuk pembentukan
warna adalah adanya cahaya. Dalam hal ini, ada baiknya untuk mulai dengan
memperhatikan sifat-sifat cahaya yang datang dari matahari. Untuk pembentukan
warna-warna, cahaya yang datang dari matahari harus memiliki panjang gelombang
tertentu untuk menghasilkan warna-warna. Bagian cahaya ini, yang dikenal
sebagai "cahaya tampak", dibandingkan dengan semua cahaya lain yang
dipancarkan oleh matahari adalah satu berbanding 1025. Ini hampir
tak dapat dipercaya, hanya sebagian kecil sekali dari cahaya matahari yang
diperlukan untuk pembentukan warna-warna mencapai bumi.
2.
Sesungguhnya, sebagian besar sinar matahari yang
disebarkan oleh matahari ke seluruh jagat raya mengandung beberapa
karakteristik yang dapat merusak mata. Untuk itu, cahaya yang tiba ke bumi
harus dalam suatu bentuk tertentu yang dapat dengan mudah dirasakan oleh mata
dan tidak menyakitinya. Untuk itu, sinar-sinar ini harus melewati suatu
penyaring. Penyaring raksasa ini adalah "atmosfir" yang meliputi
bumi.
3.
Cahaya yang melewati atmosfir tersebar di seluruh muka
bumi, dan saat menumbuk objek-objek yang ditemuinya, cahaya ini dipantulkan.
Objek-objek tempat jatuhnya cahaya harus merupakan jenis yang tidak menyerap
cahaya tetapi memantulkannya. Dengan kata lain, kualitas struktur objek-objek
harus juga selaras dengan cahaya yang mencapai bumi agar warna dapat terbentuk.
Kondisi ini juga dipenuhi dan gelombang cahaya baru dipantulkan dari
objek-objek tempat menumbuknya cahaya yang datang dari matahari.
4.
Langkah pokok lain dalam proses pembentukan warna
adalah perlunya indera yang dapat menerima gelombang cahaya, yang tidak lain
adalah mata. Adalah hal yang sangat pokok bahwa gelombang cahaya juga selaras
dengan organ-organ penglihatan.
5.
Sinar yang datang dari matahari harus melewati
lensa-lensa dan lapisan-lapisan mata dan kemudian diubah menjadi impuls-impuls
syaraf di retina. Sinyal-sinyal ini kemudian harus diangkut ke pusat
penglihatan pada otak, yang bertugas mengolah indera penglihatan.
6.
Ada satu langkah terakhir yang harus dipenuhi agar
kita dapat 'melihat' warna. Tahap akhir dalam pembentukan warna-warna adalah
penafsiran sinyal-sinyal listrik, yang masuk ke pusat penglihatan otak, sebagai
"warna" oleh sel-sel syaraf yang sangat khusus yang terdapat di sana.
Maka apakah mereka tidak
melihat akan langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan
menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun ? (Q.S.
Qaaf: 6)
Seperti telah terlihat, untuk pembentukan sebuah
warna, diperlukan suatu urutan proses-proses yang sangat detail dan saling
tergantung satu sama lain.
Dari semua infomasi yang kita miliki tentang warna,
terlihat bahwa setiap proses yang terjadi selama pembentukan warna diatur dalam
suatu kesetimbangan yang rumit. Tanpa adanya kesetimbangan ini, tidak bisa
tidak, kita akan berada dalam suatu dunia gelap yang kabur, bukannya ada dalam
dunia penuh warna-warni yang jelas, dan bahkan mungkin akan kehilangan
kemampuan untuk melihat. Anggaplah diantara hal-hal tersebut di atas, ada satu
– sel-sel syaraf yang merasakan sinyal-sinyal listrik yang dibangkitkan oleh
retina – tidak ada. Cahaya matahari menjadi berada di luar spektrum tampak,
selain itu juga bagian-bagian mata yang lain tidak akan berfungsi secara utuh,
dan juga keberadaan atmosfir tidaklah akan cukup dan dapat menggantikan
kekurangan ini.
Peran Retina dalam Melihat
Marilah kita selidiki retina lebih dekat dan lebih
detail. Anggaplah bahwa zat pewarna bernama "rhodopsin", yang bekerja pada retina, tidak ada. Rhodopsin adalah zat yang berhenti
berfungsi saat cahaya terang benderang tetapi berfungsi kembali dalam kegelapan.
Mata tak dapat melihat dengan jelas saat cahaya remang-remang kecuali jika
sejumlah tertentu rhodopsin dihasilkan pada mata. Fungsi rhodopsin adalah untuk
meningkatkan efisiensi dan dengannya mata membangkitkan impuls syaraf dari
cahaya yang remang-remang. Zat ini dihasilkan sebanyak kebutuhan, tepat pada
saat zat ini diperlukan. Saat kesetimbangan rhodopsin dapat terpelihara,
citra-citra menjadi jelas. Apa yang akan terjadi jika rhodopsin, yang sangat
berpengaruh dapat proses penglihatan, tidak ada? Jika hal itu terjadi, orang
Rod = batang
Bipolar cell = sel bipolar
Ganglion cell = sel ganglion
Cone = kerucut
The surface of the retina = permukaan retina
Sclera =
Lens = lensa
Cornea = kornea
Iris=selaput pelangi
Frontal cavity =
Pupil = pupil
First focusing at the cornea = Pemfokusan pertama pada
kornea
Frontal cavity =
Vitreous chamber =
Centre regulated by lenses =
Image centred on macula = citra terpusat pada macula
Optic nerve = syaraf penglihatan
Sclera =
Blind spot =
Retina =
<Struktur
umum lapisan retina dan bahan rhodopsin>
hanya mampu melihat dibawah cahaya terang.2
Dengan demikian terbukti bahwa ada sistem yang sempurna dalam mata, yang telah
dirancang sampai dengan detail yang sekecil-kecilnya.
Lalu, karya seni siapakah sistem ini, yang
menyelamatkan kita dari kegelapan dan menyajikan sebuah dunia penuh warna
kepada kita?
Setiap tahap yang telah disebutkan sejauh ini meliputi
suatu rangkaian proses-proses, yang memerlukan adanya kebijaksanaan, keinginan
dan kekuasaan saat mereka diciptakan. Jelaslah bahwa tidak mungkin suatu rantai
dari proses-proses yang hadir dalam keselarasan seperti ini terbentuk secara
kebetulan. Juga tidaklah mungkin suatu sistem seperti ini terbentuk dengan
berlalunya waktu. Hasilnya tak akan berubah sama sekali jika jutaan atau bahkan
milyaran tahun dibiarkan berlalu. Sistem-sistem yang menghasilkan suatu dunia
yang beraneka warna tidak akan pernah muncul secara kebetulan. Sistem-sistem
sempurna seperti itu hanya dapat muncul sebagai hasil dari desain khusus, atau
dengan kata lain mereka diciptakan. Allah memiliki cita rasa seni abadi dan
kebijaksanaan yang meliputi seluruh jagat raya. Contoh-contoh dari cita rasa
seni Ilahi dalam penciptaan yang tiada taranya tersebar di seluruh bagian jagat
raya. Desain unik yang jelas terlihat dalam pembentukan warna pastilah juga
hasil ciptaan Allah yang tak bersekutu. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
"Allah Pencipta langit
dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah)
Dia hanya mengatakan kepadanya: "Jadilah". Lalu jadilah ia."
(Al-Baqarah: 117)
DESAIN DALAM WARNA-WARNI
<Allah,
tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi
terus-menerus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa
yang di langit dan di bumi (Q.S. Al-Baqarah:255)>
Warna adalah suatu konsep yang membantu kita mengenali
sifat-sifat berbagai objek dan mendefinisikannya dengan lebih tepat. Jika kita
pikirkan tentang warna objek-objek di sekeliling kita, dengan mudah dapat kita
lihat betapa beranekawarnanya keadaan sekeliling kita. Segala sesuatu, baik
yang hidup atau pun yang mati, memiliki warna. Makhluk hidup dari satu spesies
memiliki warna tertentu yang sama disemua tempat di dunia. Kemana pun anda
pergi, daging buah semangka selalu berwarna merah, buah kiwi selalu hijau,
lautan selalu bernuansa warna kebiruan dan kehijauan, salju putih, lemon
kuning, warna gajah akan sama di mana-mana di seluruh dunia seperti halnya
warna pepohonan. Warna-warna itu tidak akan berubah. Ini juga berlaku untuk
warna-warna buatan. Kemana pun anda pergi di muka bumi ini, kalau anda
mencampur merah dan kuning, akan diperoleh warna oranye, atau jika hitam
dicampur dengan putih anda akan memperoleh warna abu-abu. Hasilnya akan selalu
sama.
Sampai titik ini, mungkin akan ada gunanya untuk
berfikir dengan cara lain. Pertama, mari kita berfikir dengan mengajukan
pertanyaan tentang bagaimana warna pada berbagai objek dibuat. Kita dapat
menjelaskannya dengan sebuah contoh. Bayangkan anda sedang melangkah memasuki
toko dan melihat kain dengan berbagai desain dan model, dengan warna-warni yang
selaras satu sama lainnya. Tentu saja, kain-kain itu tidak hadir begitu saja;
seseorang secara sadar menggambar rancangannya, menentukan warna-warnanya,
mencelup kain itu beberapa kali, dan setelah beberapa tahap antara, mereka
memajangnya di toko itu. Singkatnya, kehadiran kain-kain ini tergantung kepada
orang yang merancang dan memproduksinya. Saat anda melihatnya, tak akan anda
katakan bahwa kain-kain itu ada disana secara tidak sengaja, atau bahwa
desain-desain kain itu diperoleh secara kebetulan sebagai akibat dari cat-cat
yang tumpah di atas kain itu. Sesungguhnya, tak ada seorangpun yang berakal
sehat akan menyatakan hal seperti itu. Sesungguhnya, ada sebuah Kehendak sadar
yang menyajikan kepada kita pemandangan yang kita lihat di alam sepanjang
waktu: kupu-kupu, bunga-bunga, tempat-tempat aneka warna di dasar laut,
pepohonan, dan awan, dan lain-lain, seperti halnya kain-kain itu disajikan
kepada kita. Keanekaragaman di jagat raya adalah konsekuensi dari rancangan
khusus. Rancangan ini diwujudkan dalan setiap tahapan mulai dari pembentukan
sinar sampai sinar itu menjadi suatu citra warna-warni di otak kita. Inilah
satu bukti terkuat adanya seorang Pemilik, yang tidak lain, Perancang rancangan
warna-warni. Pastilah, Allah, Yang memiliki kebijaksanaan dan kekuasaan yang
tidak terhingga keunggulannya untuk mencipta, menciptakan semua warna dan
desain di jagat raya yang dikagumi semua orang.
Tahap-tahap pembentukan warna telah diuraikan
sebelumnya. Dalam bab ini, rancangan unggul yang jelas terlihat dalam warna
akan diselidiki di bawah judul-judul terpisah berdasarkan urutan perjalanan
dari cahaya ke mata dan otak.
1. Cahaya, Kehidupan dan Warna
Matahari hanyalah salah satu dari milyaran
bintang-bintang berukuran sedang yang ada di jagat raya. Yang menjadikan
matahari bintang terpenting di jagat raya bagi kita adalah ukurannya,
hubungannya dengan planet-planet yang bergerak mengelilinginya dan sinar
tertentu yang dipancarkannya. Kalau saja ada salah satu karakteristik matahari
yang berbeda dari kondisi saat ini, niscaya tidak akan ada kehidupan di bumi.
Sesungguhnya, matahari memiliki kondisi yang ideal bagi kehidupan untuk muncul
dan tetap berlangsung di muka bumi.3 Inilah sebabnya kenapa para
ilmuwan menyebut matahari sebagai "sumber kehidupan" di bumi.
Cahaya matahari adalah satu-satunya sumber panas, yang
memanasi bumi dengan cara yang paling tepat, dan cahayanya membantu
tumbuh-tumbuhan dalam melakukan fotosintesis. Telah lazim diketahui bahwa panas
dan fotosintesis sangat penting bagi kehidupan. Selain itu juga, keberadaan
siang hari dan dunia yang penuh warna tergantung kepada sinar yang dipancarkan
dari matahari. Dalam
hal ini, muncul pertanyaan dalam pikiran tentang
bagaimana sinar-sinar ini, sumber energi utama untuk bumi, bisa ada. Jelaslah
bahwa sinar-sinar ini, yang merupakan kunci kehidupan di bumi, bermanfaat untuk
tujuan-tujuan penting tersebut, dan pada saat yang sama, memiliki semua
karakteristik untuk hal itu, tak dapat dihubungkan dengan suatu kebetulan.
Alasan untuk hal ini akan dapat dipahami dengan lebih baik jika struktur cahaya
ini di teliti.
Energi yang dipancarkan oleh bintang-bintang bergerak dalam
gelombang melalui suatu ruang hampa. Serupa dengan itu, cahaya dan panas juga
dipancarkan oleh matahari, yang juga adalah sebuah bintang, sebagai energi
dalam bentuk gelombang. Pergerakan energi yang dipancarkan bintang-bintang ini
dapat dibandingkan dengan gelombang yang disebabkan oleh sebuah batu yang
dilempar ke air danau. Sebagaimana halnya gelombang-gelombang di danau yang
mempunyai panjang yang berbeda, demikian pula panas dan cahaya mempunyai
panjang gelombang yang berbeda saat mereka menyebar.
Pada titik ini, mungkin ada gunanya untuk memberikan
beberapa informasi tentang cahaya dengan panjang gelombang berbeda di jagat
raya. Bintang-bintang dan sumber-sumber cahaya lain di jagat raya tidak
memancarkan cahaya yang sama jenisnya. Sinar-sinar yang berbeda ini dapat
dikelompokkan menurut panjang gelombang dan frekuensinya. Perbedaan
panjang-panjang gelombang ini berada pada sebaran yang sangat luas. Sebagai
contoh, panjang gelombang terpendek berukuran 1025 kali lebih kecil
dibandingkan panjang gelombang yang terpanjang (1025 adalah angka
yang sangat besar, terdiri dari angka 1 diikuti 25 angka nol dibelakangnya)4
Dalam seluruh spektrum, seluruh sinar yang dipancarkan
oleh matahari dimampatkan ke dalam interval yang sangat pendek. 70% dari
berbagai panjang gelombang yang dipancarkan matahari berada dalam suatu
interval sempit, di antara 0.3 mikron sampai 1.50 mikron. (Satu mikron sama
dengan 10-6 m) Dengan menyelidiki mengapa sinar matahari terbatas
pada interval sempit seperti itu, kita sampai pada suatu kesimpulan menarik:
sinar-sinar yang memungkinkan adanya kehidupan, dan warna, di bumi hanyalah
sinar-sinar yang ada pada interval ini.
Fisikawan Inggris Ian Campbell, yang mendefinisikan
desain luar biasa ini sebagai "sangat mengagumkan" dalam bukunya
"The Energy and Atmosphere",
menyinggung masalah ini:
"Bahwa radiasi dari matahari (dan dari banyak
rangkaian bintang-bintang) harus terpusat ke dalam berkas spektrum
elektromagnetik yang sangat kecil, yang menyediakan secara tepat radiasi yang
diperlukan untuk menjaga kelangsungan kehidupan di bumi, adalah sangat
kebetulan."5
Bagian yang lebih besar dari daerah kecil radiasi yang
dipancarkan oleh matahari dari spektrum elektromagnetik, suatu spektrum dengan
suatu lebar tempat panjang gelombang terpanjangnya 1025 kali lebih
besar dibandingkan yang terpendek, dinamai "cahaya tampak".
Sinar-sinar yang terletak di bawah dan di atas interval ini, di sisi lain,
mencapai bumi sebagai sinar-sinar infra merah dan ultra violet. Sekarang
marilah kita lihat lebih lanjut sifat-sifat dari dua jenis sinar ini.
Sinar-sinar infra merah sampai di bumi dalam bentuk
gelombang panas. Sinar-sinar ultra violet yang mengandung energi yang lebih
besar, di sisi lain, dapat mempunyai efek yang berbahaya bagi makhluk hidup.
Sinar-sinar infra merah melewati atmosfir, dan menyediakan panas, sehingga
membuat bumi menjadi tempat yang cocok untuk kehidupan. Sinar ultra violet,
pada sisi lain, hanya dapat mencapai bumi dalam laju tertentu. Jika laju ini
sedikit lebih besar daripada ukuran saat ini, sinar ini akan merusak jaringan
daging makhluk hidup dan menyebabkan kematian masal, sedangkan jika sinar ini
sedikit lebih rendah, energi yang diperlukan oleh makhluk hidup tidak akan
tercukupi.
Hal-hal tersebut di atas adalah detail-detail yang
penting sekali bagi kehidupan. Dari uraian tentang fungsi-fungsi dan
kegunaan-kegunaan sinar-sinar yang dipancarkan dari matahari, terlihat adanya
keteraturan dan kontrol pada setiap sistem yang ada di dunia. Jelaslah, tidak
mungkin sistem seperti ini, kesetimbangan yang rumit yang telah kita dalami
secara singkat, dapat terbentuk dengan kebetulan.
Dengan meneliti elemen lain dari sistem yang tanpa
cacat ini, sekali lagi kita lihat ketidakmungkinan terjadinya hal ini sebagai
konsekuensi dari suatu kebetulan.
2.
Atmosfir: perisai pelindung
bumi
Pada halaman-halaman terdahulu, telah disinggung bahwa
sebagian sinar matahari berbahaya bagi kehidupan di bumi. Untuk menghindari
akibat yang membahayakan ini, diperlukan suatu penyelesaian.
Mari kita berpikir bersama dan mencoba menemukan
sebuah penyelesaian masalah ini dengan mengembangkan sistem yang efisien untuk
menyaring sinar matahari. Kita juga sebaiknya menyadari fakta bahwa sistem ini
haruslah sesuatu yang berfungsi ganda, yang akan melindungi dunia dari efek
matahari yang berbahaya, menjamin bahwa sistem ini terpelihara secara permanen,
tidak memerlukan pemeliharaan, dan juga mampu mencegah terjadinya beberapa
kemungkinan ancaman lain pada bumi ini. Tentulah dalam situasi seperti ini,
akan muncul beberapa alternatif penyelesaian. Sampai sejauh ini, diantara
solusi-solusi yang dikemukakan, tidak ada yang seefisien dan seserbaguna filter
yang saat ini meliputi bumi: atmosfir. Atmosfir bumi telah seratus persen
sukses dalam menyaring sinar-sinar berbahaya. Atmosfir telah dirancang khusus
oleh Allah untuk melindungi bumi.
Dengan menggunakan lapisan-lapisan khusus atmosfir,
sinar matahari yang sampai ke bumi hanyalah sejumlah yang diperlukan karena
atmosfir memproses sinar matahari secara spesifik berdasarkan panjang
gelombangnya. Atmosfir kita seperti pabrik penyulingan raksasa yang dirancang
untuk menyaring sinar-sinar ini. Sistem penyulingan raksasa yang tak ada
taranya di bumi ini menjalankan proses-proses ini karena memang telah dirancang
secara khusus oleh Allah. Allah telah menyatakan tentang penciptaan langit
sebagai berikut (kata Arab 'sama' dapat berarti 'langit (heaven)' atau 'angkasa (skies)'):
"Sesungguhnya penciptaan
langit dan bumi lebih besar daripada penciptaan manusia. Akan tetapi kebanyakan
manusia tidak mengetahui" (Q.S. Al-Mukmin: 57)
Sinar-sinar yang berasal dari matahari cukup spesifik.
Sinar-sinar ini perlu memiliki beberapa sifat yang memungkinkannya menembus
atmosfir dan mencapai bumi. Demikian juga atmosfir harus memiliki struktur
khusus yang memungkinan lewatnya sinar-sinar ini. Jika tidak demikian, baik
keberadaan atmosfir maupun ketepatan struktur sinar-sinar itu tidak akan ada
gunanya. Karena sifat alami atmosfir yang dapat ditembus sinar, maka
sinar-sinar yang berasal dari matahari dapat dengan mudah mencapai bumi. Ada
hal penting lain yang perlu disebutkan. Dengan hanya memperbolehkan lewatnya
cahaya tampak dan sinar-sinar infra merah dekat yang memang diperlukan untuk
hidup, atmosfir mencegah agar seluruh sinar lain yang dapat merusak tidak dapat
mencapai bumi. Atmosfir bumi telah berfungsi sebagai "penyaring" yang
sangat penting dari sinar-sinar perusak yang berasal dari matahari maupun yang
bukan berasal dari matahari, yaitu yang berasal dari luar angkasa.6 Michael
Denton, seorang atronomer terkenal, menyatakan:
"Bahkan gas-gas atmosfir sendiri dengan sangat
kuat menyerap radiasi elektromagnetik di daerah spektrum tepat di kedua sisi
cahaya tampak dan infra merah dekat. Perlu dicatat bahwa dari seluruh daerah
radiasi elektromagnetik, dari radio sampai dengan sinar gamma, satu-satunya
daerah spektrum yang bisa menembus atmosfir hanyalah berkas yang sedemikian
sempit yang meliputi cahaya tampak dan infra merah dekat. Dapat dikatakan bahwa
tak ada radiasi sinar gamma, X, ultraviolet, infra merah jauh, dan gelombang
mikro yang mencapai permukaan bumi."7
Terlihat jelas bahwa rancangan struktur atmosfir
dikembangkan dengan sangat istimewa. Dari suatu spektrum yang lebarnya
ditunjukkan dengan angka sebesar 1025, matahari hanya memancarkan
sinar-sinar yang berguna bagi kita dan diperlukan untuk sebuah dunia penuh
warna, dan atmosfir terutama mengijinkan sinar-sinar yang tidak berbahaya,
bahkan berguna, untuk mencapai bumi. Sebagai tambahan, karena sifat-sifat
gas-gas yang ada di atmosfir, mata makhluk hidup, yang secara langsung menerima
sinar matahari, dapat terlindung dari efek-efek yang berbahaya. Semua ini
adalah bukti-bukti bahwa Allah telah menciptakan segala sesuatu sesuai dengan
proporsinya.
"Yang kepunyaan-Nya-lah
kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu
bagi-Nya dalam kekuasaan (Nya), dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan
Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya" (Surat Al-Furqan:2)
3.
Cahaya Menumbuk Benda
Cahaya yang datang dari matahari mencapai bumi dengan
kecepatan 300.000 km per detik. Karena kecepatan cahaya itulah, kita selalu
melihat sebuah dunia yang penuh dengan warna-warni. Lalu bagaimanakah
citra-citra yang tak tersela ini dibuat?
Cahaya mencapai bumi dengan menembus atmosfir pada
kecepatan yang luar biasa, dan menumbuk berbagai objek. Saat cahaya menumbuk
suatu objek pada kecepatan seperti ini, ia berinteraksi dengan atom-atom objek
itu dan memantul pada panjang gelombang yang berbeda yang bersesuaian dengan
warna-wani yang berbeda. Dengan cara inilah, buku yang sekarang anda pegang,
garis-garisnya, gambar-gambar, pemandangan yang anda lihat saat melihat keluar,
pepohonan, gedung-gedung, mobil-mobil, angkasa, burung-burung, kucing-kucing,
singkatnya semua yang anda lihat, memantulkan warna-warninya.
Molekul-molekul yang memungkinkan warna-warna ini
dipantulkan adalah molekul-molekul pigmen. Warna yang dipantulkan oleh suatu
objek tergantung kepada molekul-molekul pigmen yang ada pada objek tersebut.
Setiap molekul pigmen mempunyai struktur atom yang berbeda. Nomor-nomor atom
maupun jenis dan urutan atom-atom dalam molekul-molekul itu berbeda satu sama
lain. Cahaya yang menumbuk pigmen-pigmen yang beraneka-ragam seperti ini
kemudian dipantulkan dalam berbagai nuansa warna. Namun demikian, ini saja tidak
cukup untuk pembentukan warna. Agar cahaya pantul yang memiliki suatu kualitas
warna tertentu yang dapat dirasakan dan dilihat, ia harus mencapai alat pelihat
yang mampu menginderanya.
4. Cahaya Datang kepada Mata
Agar sinar-sinar yang dipantulkan objek-objek dapat
dilihat sebagai warna, sinar-sinar itu perlu mencapai mata. Keberadaan mata itu
sendiri tidaklah cukup. Setelah mencapai mata, sinar-sinar itu harus diubah
menjadi sinyal-sinyal syaraf yang mencapai sebuah otak yang bekerja secara
selaras dengan mata.
Mari kita pikirkan tentang mata dan otak kita sendiri
sebagai contoh yang paling dekat. Mata manusia adalah sebuah struktur yang
sangat kompleks yang terdiri atas banyak organ dan bagian-bagian yang berbeda.
Warna-warni yang dapat kita lihat dan rasakan adalah hasil dari kegiatan semua
bagian-bagian in secara serempak dan selaras. Mata, dengan jaringan-jaringan
dan organ-organnya seperti lachrymal
glands, cornea, conjuctiva, iris dan pupil,
lensa, retina, choroid, otot-otot dan kelopak mata, adalah sistem yang tak ada
taranya. Selain itu, dengan jaringan syaraf yang luar biasa yang meyambungkan
mata dengan otak, dan daerah penglihatan yang sangat kompleks, mata, secara
keseluruhan mempunyai struktur yang sangat khusus, yang keberadaannya tidak dapat
dihubungkan dengan suatu kebetulan belaka.
Setelah pengantar singkat tentang mata, marilah kita
lihat juga bagaimana terjadinya suatu proses melihat. Sinar yang diterima mata
mula-mula melewati kornea, lalu pupil dan lensa-lensa, dan akhirnya mencapai
retina.
Penginderaan warna dimulai pada sel-sel kerucut di
retina. Ada tiga kelompok sel kerucut utama yang bereaksi sangat kuat terhadap
warna-warna tertentu dari cahaya. Sel-sel itu dikelompokkan sebagai sel-sel
kerucut biru, hijau dan merah. Warna-warna merah, biru dan hijau, yang membuat
sel-sel kerucut itu bereaksi, adalah tiga warna primer yang ada di alam. Dengan
rangsangan dari sel-sel kerucut yang sensitif terhadap ketiga warna ini, pada
tingkat yang berbeda, muncullah jutaan warna-warni yang berbeda.
Sel-sel kerucut mengubah informasi yang berhubungan
dengan warna ini menjadi impuls-impuls syaraf melalui pigmen-pigmen yang
terkandung di dalamnya.8 Selanjutnya, sel-sel syaraf yang terhubung
dengan sel-sel kerucut ini mengirimkan impuls-impuls syaraf ini ke suatu daerah
tertentu dalam otak. Dalam daerah seluas beberapa sentimeter persegi di dalam
otak inilah tempat dibentuknya dunia penuh warna yang kita lihat sepanjang
hidup kita.
5. Sebuah Dunia Penuh Warna
dalam Otak Kita yang Gelap
Tahap terakhir dalam pembentukan warna terjadi di
dalam otak. Seperti telah disebutkan dalam bab sebelum ini, sel-sel syaraf
dalam mata mengangkut citra-citra yang telah diubah menjadi impuls-impuls
syaraf ke otak dan segala sesuatu yang kita lihat di dunia luar diindera dalam
pusat penglihatan otak. Sampai titik ini, kita dihadapkan pada suatu fakta yang
menakjubkan: otak adalah segumpal daging yang berada dalam kegelapan.
Impuls-impuls syaraf yang datang dari citra yang terbentuk di retina oleh
objek-objek, diuraikan di dalam otak, yang dalamnya gelap. Citra dari
objek-objek tersebut, dengan warna-warni dan sifat-sifat lainnya, dibentuk
sebagai suatu persepsi di pusat penglihatan ini. Bagaimana proses penginderaan
ini terjadi dalam segumpal daging lunak seperti itu?
Banyak tanda tanya yang muncul tentang bagaimana
warna-warni dirasakan. Chromatists
masih belum dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti bagaimana
impuls-impuls syaraf dikirimkan ke otak melalui syaraf-syaraf optik dan
efek-efek fisiologi seperti apa yang tercipta dalam otak.9 Apa yang
mereka tahu hanyalah bahwa penginderaan warna-warna sebagai kenyataan terjadi
dalam tubuh kita, yaitu, dalam pusal penglihatan dalam otak kita.10
(Untuk informasi lebih rinci, lihat bab Rahasia
Di Luar dari Zat).
Nyatanya, hampir semua proses yang dilakukan di dalam
otak belum dapat diuraikan. Penjelasan-penjelasan tentang masalah ini sebagian
besar berdasarkan teori-teori. Namun demikian, otak telah melakukan tugasnya
dengan sempurna sejak saat manusia pertama kali ada, tepat seperti apa yang
dikerjakannya saat ini. Pengalaman tentang dunia tiga dimensi, dengan semua
warna-warninya, desain-desain, suara-suara, bau-bauan dan berbagai rasa, yang
dialami oleh manusia dalam segumpal daging seberat hampir satu kilogram hanya
mungkin karena ciptaan Allah yang sempurna. Semua orang menemukan ciptaan
mengagumkan yang tiada taranya ini telah siap berfungsi saat lahir. Manusia
tidak dapat mengontrol apapun, baik pembentukan fungsi-fungsinya, tidak juga
kesinambungannya, atau pada tahap-tahap lainnya.
PIGMEN: MOLEKUL-MOLEKUL PENGHASIL WARNA
Dalam bab-bab terdahulu, telah disinggung bahwa karena
adanya perbedaan sifat-sifat atomik molekul-molekul pigmen, objek-objek
memantulkan sinar secara berbeda; dengan demikian, dihasilkan berbagai nuansa
warna. Lihatlah sekeliling anda sekali lagi. Warna-warni yang berbeda dalam
daerah penglihatan anda menunjukkan keberadaan pigmen-pigmen dalam jumlah yang
mirip, kerena warna dari segala sesuatu yang kita lihat di sekeliling kita tergantung
kepada pigmen-pigmen yang ada dalam komposisi zat tersebut. Warna hijaunya
tanaman, warna kulit, warna-warni binatang, singkatnya semua warna berasal dari
karakteristik struktur pigmen yang terkandung dalam objek-objek atau
makhluk-makhluk hidup itu.
Apakah yang dimaksud dengan
Pigmen?
Pigmen-pigmen, yang ada di dalam mata kita dan di
permukaan luar objek-objek, adalah molekul khusus yang menghasilkan warna.
Sejumlah energi tertentu diperlukan untuk mengaktifkan molekul-molekul pigmen.
Tentu saja, seperti dalam semua tahap lain dalam pembentukan warna, lagi-lagi
ada keselarasan yang sempurna antara pgmen-pigmen dan cahaya. "Cahaya yang
tak kelihatan" yang mencapai bumi telah dirancang secara khusus untuk
molekul-molekul "pigmen" yang dikenal sebagai molekul-molekul warna,
dalam makhluk-makhluk hidup.
Lebih jauh lagi, mata manusia juga mempunyai struktur
yang sesuai untuk tujuan ini. Alasan tentang kenapa sel-sel struktur yang ada
dalam retina mata kita mengindera tiga warna-warna utama - merah, hijau, dan
biru - adalah karena molekul-molekul pigmen khusus yang dikandungnya. Tugas
paling penting yang dilakukan oleh pigmen-pigmen ini agar kita dapat melihat
dunia warna-warni adalah mengubah energi "warna" dari cahaya menjadi
impuls-impuls syaraf. Ini berarti bahwa semua yang kita kenal sebagai warna
adalah hasil akhir setelah pigmen-pigmen ini mengirimkan panjang gelombang
cahaya yang sampai kepadanya ke otak dalam bentuk impuls-impuls syaraf.11
Energi cahaya tampak yang berada pada tingkat yang
cocok dengan sejumlah tingkat energi yang diperlukan untuk mengaktifkan
molekul-molekul pigmen yang ditemukan di kulit-kulit makhluk hidup, atau dalam
sisik, bulu, atau rambut yang membungkus kulit mereka, dan dengan demikian
warna-warna mereka terbentuk.
Seperti dapat dilihat, pigmen-pigmen, yang hadir dalam
pusat penglihatan dan dalam badan benda hidup, ada dalam keselarasan yang
sempurna dengan sistem-sistem badan lainnya. Ketiadaan jenis molekul pigmen
tertentu atau keberadaannya dalam jumlah lebih sedikit daripada yang diperlukan
dalam pusat penglihatan makhluk hidup menyebabkannya tidak mampu untuk
membedakan warna-warna lingkungan sekitarnya.
Pertanyaannya adalah: Bagaimana molekul-molekul khusus
ini berkembang dalam kulit makhluk hidup? Kita dapat memberi satu jawaban atas
pertanyaan ini dengan menanyakan beberapa pertanyaan lanjutan. Apakah makhluk
hidup memperoleh warna-warni ini dengan mengetahui sifat-sifat dari spektrum
cahaya khusus yang mencapai bumi, lalu memilih molekul-molekul pigmen khusus
berdasarkan hal itu? Tentulah kemungkinan terjadinya kebetulan seperti ini
adalah nol. Molekul-molekul spesifik ini telah ditempatkan dalam kulit makhluk
hidup melalui rancangan yang dilakukan dengan penuh kesadaran. Jelaslah bahwa
makhluk hidup tak dapat melakukan proses seperti itu, tidak juga
kebetulan-kebetulan acak akan menghasilkan pembentukan seperti itu. Keselarasan
yang dipertanyakan hanya satu, yang hanya dapat terjadi karena Dia Yang
Berkehendak telah menciptakannya. Dia yang menjaga agar segala sesuatunya ada
dalam keteraturan. Allah telah menciptakan setiap makhluk hidup dengan
karakteristik yang sangat canggih dengan kekhasannya masing-masing. Segala
sesuatu, benda mati atau makhluk hidup, memiliki pigmen yang cocok baginya.
Pigmen-pigmen ini menyerap cahanya secara selektif menurut struktur molekul
mereka. Setiap pigmen tidak sama reaksinya terhadap cahaya. Oleh karena itu,
pigmen-pigmen ini tak dapat memulai reaksi kimia yang sama dan membentuk warna
yang sama.
Kita bisa mengambil chlorophyll, molekul pigmen yang menyebabkan tamanan terlihat
berwarna hijau, sebagai contoh. Pigmen-pigmen ini menyerap panjang gelombang
tertentu yang datang dari matahari dan memantulkan cahaya dengan panjang
gelombang yang cocok dengan warna hijau. Chlorophyll,
molekul pigmen pada tanaman, memantulkan foton yang terlihat hijau yang
disebabkan oleh panjang gelombangnya. Pada saat yang sama, energi yang mereka
terima dari sinar matahari membuat tanaman-tanaman itu mampu menghasilkan
karbohidrat, salah satu sumber makanan utama bagi seluruh makhluk hidup.12
Molekul pigmen yang berbeda akan memantulkan warna-warna tertentu pada panjang
gelombang tertentu sesuai dengan sifat-sifat molekul mereka sendiri dan dengan
demikian menyebabkan reaksi kimia yang berbeda.
Ada banyak jenis pigmen di alam ini. Beberapa contoh
kecil sudah cukup untuk menunjukkan bahwa molekul pigmen telah dirancang khusus
untuk kehidupan.
Contoh-contoh Jenis-jenis Pigmen
Melanin: Sumber Pelindung Warna
Mata makhluk hidup cukup sensitif terhadap cahaya dan
sangat mudah rusak. Namun demikian, kita masih dapat dengan aman menatap
matahari dan melihat sekeliling kita, berkat adanya sistem pendukung yang diciptakan
Allah secara khusus. Salah satu dari sistem-sistem pendukung ini adalah suatu
kelompok molekul pigmen yang ada dalam mata.
Sebagaimana telah banyak diketahui, warna-warna mata
makhluk hidup itu berbeda-beda. Yang memberi mata warna-warna itu, lagi-lagi,
adalah pigmen. Melanin adalah salah satu dari bahan-bahan pigmen yang ada di
dalam mata yang memberi warna pada mata. Pigmen yang sama juga memberi warna
pada kulit dan rambut anda. Betapapun, melanin menyediakan lebih dari sekedar
warna. Para peneliti percaya bahwa melanin, yang terdapat pada mata, memberikan
perlindungan terhadap efek-efek sinar matahari yang dapat merusak, dan
peningkatan kualitas penglihatan. Bahan melanin, solusi alam bagi masalah
sinar-sinar berbahaya, menyerap cahaya yang berenergi lebih tinggi lebih kuat
daripada cahaya yang berenergi lebih rendah. Dengan demikian, ia lebih kuat
menyerap ultraviolet daripada biru, dan menyerap biru lebih kuat daripada
hijau.13 Dengan cara ini, melanin memberikan perlindungan pada lensa
mata terhadap ultraviolet. Ia menyediakan perlindungan yang mendekati optimum
pada retina denagn menyaring warna-warna yang berbeda sebanding dengan
kemampuan mereka merusak jaringan retina - dan dengan demikian mengurangi
resiko kemerosotan macular.
Orang yang lebih banyak memiliki melanin-mata lebih
sedikit yang mengalami kemerosotan macular;
orang yang lebih sedikit memiliki melanin-mata lebih banyak yang mengalami
kemerosotan macular. Sekitar 15% dari
persediaan asli melanin kita hilang dari mata saat berumur empat puluh dan 25%
hilang pada usia lima puluh. Melanin memainkan peranan yang kritis dalam
perlindungan mata: ophthalmologist melaporkan
bahwa melanin pada mata mengurangi resiko kemerosotan macular yang berhubungan dengan usia.14
Sebagaimana dimengerti, setiap fungsi yang dimiliki
bahan melanin menunjukkan kepada kita kekhususan rancangan bahan ini.
Jawaban atas pertanyaan tentang bagaimana bahan
sempurna seperti ini bisa terjadi adalah bahwa tidaklah mungkin sebuah bahan
multi fungsi dengan struktur yang sempurna seperti ini dapat terjadi secara
kebetulan. Allah telah menciptakan bahan melanin, seperti semua benda-benda
lainnya di jagat raya, secara khusus agar bermanfaat bagi manusia.
Sumber Warna-Warni yang
Cemerlang
Carotenoid (dan lipochrome)
adalah molekul-molekul pigmen, yang dipadukan oleh tanaman dan memantulkan
warna-warna kuning, merah dan oranye. Binatang-binatang dapat memperoleh
pigmen-pigmen ini hanya dengan memakan tanaman-tanaman.
Bunga karang beracun, crinoidea, mentimun-laut beracun dan beberapa kerang-kerangan
sebagian atau seluruhnya berwarna kuning, merah atau oranye sebagai hasil dari
adanya Carotenoid, yang juga ada pada
bagian-bagian kuning dari sayap kupu-kupu dan juga pada paruh burung-burung.
Pada serangga-serangga tertentu, warna ini dipancarkan oleh kelenjar khusus,
yang berwarna kuning atau merah. Herannya, senyawa-senyawa ini biasanya hijau
pupus atau bahkan tidak berwarna dan hanya menjadi berwarna kuning menyala
dalam darah serangga beracun. Carotenoid bukan
hanya berguna sebagai warna peringatan; pada beberapa serangga pigmen ini
bahkan berubah menjadi senyawa beracun, dan dengan demikian mereka berfungsi
ganda, sebagai senjata dan sebagai tanda.15 Melalui sistem sangat
istimewa yang Allah ciptakan ini, banyak makhluk hidup tetap berkembang.
Sejauh ini, secara singkat kita telah meneliti
sejumlah kecil jenis-jenis pigmen yang ada di alam. Kesimpulan yang kita
peroleh dari tinjauan ini adalah adanya rancangan sempurna yang tampak dalam
pigmen-pigmen, dalam atom-atom yang membentuk pigmen-pigmen ini dan dalam semua
warna yang dihasilkan. Allah, Pemilik utama rancangan luar biasa ini, Tuhan
semesta alam, memperkenalkan diri-Nya sendiri kepada kita melalui cita rasa
seni warna-warni unik yang Dia ciptakan di alam.
"Maka apakah mereka
tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka
dapat mamahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar?
Karena sesungguhnya bukankah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati
di dalam dada (Q.S. Al-Hajj 46)
BAHASA DARI WARNA-WARNA
Sebagaimana pentingnya warna-warni bagi manusia untuk
mengenali lingkungannya, demikian pula warna-warni itu sangat diperlukan oleh
makhluk hidup lainnya untuk mempertahankan hidupnya.
Makhluk hidup mempunyai suatu "bahasa warna"
yang bekerja berdasarkan cahaya dan sistem-sistem perasa yang mereka miliki.
Warna yang berbeda memiliki arti yang berbeda bagi setiap makhluk hidup. Agar
dapat bertahan hidup, setiap makhluk hidup harus mengetahui bahasa warna-warna
yang berlaku di habitatnya, karena fungsi-fungsi vital hanya dapat dikontrol
dengan memahami bahasa ini.
Jadi, bagaimana makhluk hidup menggunakan bahasa warna
ini?
Pertama-tama, sebagian besar makhluk hidup memerlukan
warna-warna untuk memperoleh makanan. Kedua, warna-warni yang ada pada
formasi-formasi seperti kulit, sisik atau bulu berperan penting untuk
kelangsungan hidup karena karakteristik mereka dalam menyerap atau memantulkan
panas. Selain itu, makhluk hidup menggunakan warna mereka untuk melindungi diri
dari musuh-musuh mereka. Dengan adanya warna-warna yang berpadu dengan habitat
mereka, mereka dapat menyamarkan diri mereka dan bersembunyi dari musuh-musuh.
Kadang-kadang, warna-warna dan pola-pola tertentu mereka gunakan untuk
menakut-nakuti musuh-musuh mereka. Warna-warni juga membantu binatang untuk
mengenali pasangan dan anak-anak mereka. Seeokor burung betina, misalnya, dapat
mengetahui apakah anak-anaknya perlu makan atau tidak dari warna mulut mereka
yang menganga. Demikian pula, anak burung dapat mengenal ibunya dengan cara
yang sama dan mengetahui bahwa makanan telah tersedia.16 Sebagaimana
yang terlihat dalam contoh-contoh tersebut, makhluk hidup perlu memahami arti
warna-warna agar dapat mempertahankan hidupnya. Untuk dapat memperoleh pengetahuan
ini dengan benar mereka memerlukan sistem pengindera yang tepat.
Jika saja mereka tidak memiliki sistem-sistem ini,
mereka tak akan dapat mengenali lingkungan sekitarnya dengan baik atau
menjalankan kegiatan vital mereka. Mereka tidak akan dapat mengenali makanan
mereka atau membedakan musuh-musuh mereka. Oleh karena itu, seperti dalam kasus
yang akan dijelaskan kemudian, mereka akan menonjol dari lingkungan sekitarnya
dan menjadi mangsa yang empuk untuk dibunuh.
Tentu saja, tidak seorangpun bisa menyatakan bahwa
sistem-sistem yang canggih seperti itu muncul begitu saja karena kebetulan.
Setiap sistem, setiap keselarasan, setiap rancangan, setiap program, setiap
rencana, setiap kesetimbangan pastilah diciptakan oleh seorang perancang.
Pastilah ada suatu kehendak dan kekuasaan yang lebih tinggi yang telah secara
sempuna menempatkan keserasian antara makhluk-makhluk hidup dengan lingkungan
tempat hidup mereka. Pemilik kekuasaan ini meliputi lingkungan, dan makhluk
hidup beserta sistem-sistem yang digunakannya dengan pengetahuan yang lebih
tinggi. Pemilik kekuasaan ini adalah Allah, Tuhan semesta alam.
Saat kita mengamati makhluk hidup, dapat kita lihat
betapa terampilnya mereka menggunakan bahasa warna-warna. Berikut ini adalah
beberapa contoh bahasa warna-warna, yang memegang peranan yang sangat penting
dalam kehidupan makhluk hidup.
Kamuflase (penyamaran)
Kamuflase adalah salah satu taktik pertahanan paling
efektif yang digunakan oleh binatang. Binatang-binatang yang dapat menyamarkan
dirinya sendiri memiliki semacam perlindungan yang dibangun oleh struktur
tubuhnya, yang diciptakan sangat selaras dengan habitat mereka. Tubuh
binatang-binatang ini sedemikian selarasnya dengan lingkungan mereka sehingga
saat anda melihat gambar mereka, hampir tidak mungkin untuk dapat menyatakan
apakah mereka itu tanaman atau binatang, atau untuk membedakan antara seekor
binatang dengan sebuah tanaman yang ada dalam suatu lingkungan yang sama.
Makhluk hidup yang menysuaikan warna mereka menurut
lingkungan tempat mereka tinggal selalu menarik perhatian para ilmuwan.
Penelitian terfokus untuk mencari jawaban atas pertanyaan tentang bagaimana
suatu makhluk hidup dapat terlihat sama persis seperti makhluk lain dengan
struktur yang sama sekali berbeda.
Pernahkah terlintas dalam pikiran anda, misalnya,
bagaimana seekor kodok, yang anda lihat saat anda berjalan di kebun, tampak
seperti selembar daun, dan kemudian pada saat terakhir anda harus melompat dan
berusaha agar tidak menginjaknya, dapat memiliki pola-pola dan warna-warna
seperti itu? Kamuflase adalah mekanisme pertahanan yang sangat penting bagi
seekor kodok. Kodok yang tersamar dalam lingkungannya dengan mudah terhindar
dari musuh-musuhnya.
Seekor laba-laba merah muda di atas sekuntum bunga
merah muda dengan mudah dapat berubah warna sesuai dengan corak merah muda
bunga tersebut, pada saat itu pula jenis laba-laba lain dari spesies yang sama
dapat beradaptasi mengikuti warna bunga lain, misalnya, yang berwarna kuning,
saat ia memanjat bunga tersebut.
Pada saat seseorang melihat sebuah dahan, dan
menganggap bahwa tidak ada apapun juga di dahan itu, tiba-tiba saja seekor
kupu-kupu terbang dari dahan itu. Kupu-kupu ini, yang terlihat serupa sekali
seperti bagian-bagian daun musim gugur yang mengering sesaat yang lalu, adalah
sebuah contoh sempurna keajaiban kamuflase.
Sebagaimana akan dapat dilihat pada halaman-halaman
berikut, kemiripan makhluk-makhluk hidup dengan objek-objek tempat mereka
bertengger mencegah musuh-musuh mereka untuk melihat mereka. Jelaslah bahwa
makhluk-makhluk yang dapat menyamar ini tidak membuat diri mereka sendiri,
menurut keinginan mereka sendiri, untuk terlihat seperti dedaunan, dahan-dahan
atau bunga-bunga. Lebih dari itu, mereka bahkan tidak sadar bahwa mereka
terlindung karena kemiripan-kemiripan ini. Meskipun demikian, mereka melakukan
penyamaran dengan sangat terampil seperti diuraikan dalam semua contoh-contoh
di atas tanpa kecuali. Seekor serangga yang berwarna sama dengan bunga, ular
yang berdiri tegak diam bagaikan ranting pohon, kodok yang menyesuaikan diri
dengan warna tanah yang basah, singkatnya, semua makhluk yang dapat menyamar
sendiri adalah bukti bahwa kamuflasi adalah taktik pertahanan yang khusus
diciptakan.
Tak satupun makhluk hidup dapat melakukan pekerjaan
seperti itu sendiri atau karena kebetulan. Pastilah, Dia Yang melimpahkan
kemampuan kepada makhluk hidup untuk menyamarkan dirinya sendiri, dan
menempatkan proses-proses kimia dalam diri mereka sehingga mereka dapat berubah
warna, adalah Allah, Yang Maha Tahu, Yang Maha Bijaksana.
Teknik-teknik kamuflase pada reptil
Apa yang dilakukan oleh reptil untuk melindingi
dirinya dari pemangsa-pemangsanya di rimba belantara? Salah satu cara yang
paling mudah bagi makhluk yang bergerak dengan lambat ini tentu saja dengan
menyembunyikan diri. Cara terbaik untuk bersembunyi adalah dengan penyesuaian
kondisi tubuh makhluk-makhluk ini dengan habitatnya. Bagi banyak binatang,
warna-warna dan pola-pola biasanya berfungsi sebagai penyelamat. Contohnya, di
hutan hampir tidak mungkin untuk melihat dengan jelas seekor Rhino Viper, sejenis ular tropis yang
hidup di hutan hujan Afrika, karena kulitnya dilapisi oleh pola-pola geometris
berwarna biru, merah, kuning, hitam dan putih. Menariknya, warna-warna ular itu
cocok dengan lingkungan tempat tinggalnya. Adanya keterkaitan seperti ini
membangkitkan beberapa pertanyaan di kepala. Bagaimana warna-warna tersebut,
yang demikian selaras dengan lingkungan, muncul? Mungkinkah ini terjadi dengan
sendirinya, atau dihasilkan oleh reptil-reptil itu sendiri?
Jelaslah, hal itu tidak mungkin terjadi sama sekali.
Tidak mungkin seekor reptil mula-mula menganalisa lingkungannya, lalu
memutuskan perubahan apa yang diperlukan dalam dirinya, dan akhirnya menentukan
warna dan pola. Lebih jauh lagi, sangat tidak logis dan tidak beralasan untuk
menyatakan bahwa reptil itu dapat membangun sebuah sistem dalam tubuhnya untuk
melaksanakan reaksi-reaksi kimia yang diperlukan untuk perubahan itu.
Bahkan manusia, satu-satunya makhluk dibumi yang
dikaruniai akal, tak dapat mengubah warna bagian-bagian tubuhnya. Dia tidak
dapat membuat sistem dalam tubuhnya yang membawa perubahan seperti tu. Dengan
demikian, hanya ada satu penjelasan tentang warna reptil yang kemiripannya
dengan lingkungan sedemikian sempurnanya sehingga bahkan nuansanya pun tidak
berbeda. Pemilik kebijaksanaan dengan keunggulan tak terbatas yang merancang
makhluk hidup ini. Rancangan ini adalah milik Allah, yang Maha Besar. Dia-lah
Allah yang Maha Tahu apa keperluan setiap makhluk hidup.
Reptil Penyamar yang Paling
Terkenal: Bunglon
Pernahkah anda lihat seekor bunglon berubah warna
menurut lingkungannya? Ini adalah sesuatu yang layak dilihat. Bunglon memiliki
kemampuan yang luar biasa untuk menyamarkan dirinya sampai-sampai
ketangkasannya itu mengherankan semua orang. Meskipun banyak reptil lain yang
mempunyai kemampuan mengubah warna tubuhnya, tak ada yang mampu melakukannya
secepat bunglon.
Bunglon menggunakan pembawa warna merah dan kuning,
lapisan-lapisan putih dan biru, dan yang paling penting "chromatophores", sel-sel kulit yang
bereaksi terhadap perubahan panas, cahaya dan suasana hati binatang itu.30
Jika anda menaruh seekor bunglon pada tempat yang sangat kuning, misalnya, anda
akan melihat warna tubuhnya dengan cepat menjadi kuning dan menyesuaikan
dirinya dengan lingkungan sekitarnya. Hebatnya lagi, bunglon tidak saja hanya
dapat menyesuaikan diri dengan satu warna, tapi juga dengan tempat yang
memiliki bermacam warna. Rahasia kesuksesan mereka terletak pada sel-sel warna,
yang teletak di bawah kulit sang penyamar ulung ini, yang membesar dan pindah
tempat dengan cepat untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dapatkah
bunglon itu sendiri yang melakukan adaptasi yang sempurna seperti itu?
Bagaimana makhluk-makhluk ini menyatu sampai tak dapat dapat dibedakan dengan
lingkungan tempat tinggalnya, sedangkan bahkan artis yang paling terampil harus
bekerja berjam-jam untuk memperoleh satu warna natural yang ekuivalen?
Jelaslah tak beralasan untuk menyatakan bahwa seekor
bunglon dapat melakukan kegiatan semacam itu menurut kemauannya sendiri.
Pastilah tidak mungkin bagi seekor reptil untuk menentukan penampilan dirinya,
juga tidak mungkin menempatkan satu sistem dalam tubuhnya untuk mengubah
penampilannya. Juga tidak masuk akal untuk menyatakan bahwa makhluk ini
memiliki kontrol pada seluruh sel-sel dan atom-atom dalam tubuhnya, sehingga
mampu melakukan perubahan apapun sekehendaknya dan memproduksi pigmen-pigmen
yang diperlukan. Juga sama sekali tidak konsisten dan tak ada gunanya untuk
menyatakan bahwa kemampuan luar biasa semacam itu muncul karena kebetulan. Tak
ada mekanisme di alam yang mempunyai kemampuan untuk menghasilkan keterampilan
sesempurna itu dan kemudian menyebarkannya kepada mereka yang memerlukannya.
Seperti halnya semua makhluk hidup yang ada di bumi, Allah juga menciptakan
bunglon. Allah menunjukkan keunikan cita rasa seni-Nya kepada kita dalam
penciptaan bunglon. Allah Maha Kuasa, Maha Bijaksana.
"Semua yang berada di
langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada Allah (menyatakan kebesaran
Allah). Dan Dia-lah Yang Maha Kuasa, Maha Bijaksana. Kepunyaan-Nyalah kerajaan
langit dan bumi. Dia menghidupkan dan mematikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala
sesuatu." (Q.S. Al-Hadid: 1-2)
Perubahan Warna Menurut
Lingkungannya
Apakah makhluk hidup hanya menggunakan warnanya untuk
mempertahankan diri terhadap musuh-musuh mereka? Tentu saja tidak. Beberapa
binatang juga melindungi diri dari dingin dan panas melalui enzim-enzim yang
memberi warna pada bulu-bulu yang menutupi tubuhnya. Pada binatang-binatang
yang tinggal di daerah dingin, bulu-bulu pada ujung kaki, kuping dan hidung,
yang merupakan bagian tubuh yang paling sensitif, berwarna gelap. Bulu-bulu
yang berwarna gelap menyediakan lebih banyak energi panas bagi binatang dan
dengan demikian memudahkan mereka untuk munjadi hangat, persis seperti manusia
yang mencoba memanfaatkan matahari sebaik mungkin dengan mengenakan pakaian
berwarna gelap selama musim dingin. Perubahan warna adalah hal yang sangat
biasa terjadi pada binatang-binatang darat. Sebagai contoh, selama musim panas,
bulu rubah yang tinggal di utara berubah menjadi putih, karena tingginya suhu
tubuh mereka. Namun demikian, selama musim dingin, sejalan dengan suhu udara
yang menjadi lebih dingin, suhu tubuh mereka turun dan diperlukan lingkungan
yang lebih cocok agar enzim-enzim dapat bekerja dengan mudah. Untuk itu, selama
musim dingin, bulu rubah dari daerah utara itu menjadi lebih gelap. Kelinci,
rubah, musang, dan kucing kutub yang tinggal di sekitar kutub utara berwarna
coklat pada musim panas dan putih pada musim dingin.
Sementara beberapa burung menjadi putih sama sekali
selama bulan-bulan musim dingin, mereka mulai berpenampilan baru pada musim
semi sesuai dengan warna-warna tanah dan tumbuh-tumbuhan.
Warna-warna Sebagai
Peringatan
Makhluk hidup menggunakan warna untuk berbagai tujuan.
Salah satu di antaranya adalah penggunaan warna sebagai peringatan. Beberapa
contoh mengenai hal ini akan diuraikan pada halaman berikut.
Warna-warna pada
burung-burung
Salah satu ciri terpenting dari bulu burung yang
beraneka warna adalah bahwa bulu-bulu itu bukanlah merupakan struktur hidup.
Alasan kenapa sebuah bulu tidak berubah warnanya sama sekali, bahkan setelah
tanggal, adalah karena bulu yang telah tumbuh dengan sempurna sama sekali tidak
hidup.
Kekayaan keanekaragaman warna pada burung-burung pada
dasarnya terjadi karena adanya pigmen-pigmen dalam bulu-bulu, yang disimpan
selama fase awal pertumbuhannya, atau perubahan cahaya yang terjadi tergantung
pada karakteristik struktur bulu-bulu tersebut.
Karena formasi ini, yang dibuat dari bahan keratin,
akan segera pudar oleh kondisi lingkungan, mereka diperbaharui secara berkala.
Dengan demikian, burung akan memperoleh kembali bulu-bulunya yang cemerlang
setiap saat. Hal ini adalah karena bulu-bulu burung terus tumbuh sampai mereka
sepenuhnya mencapai panjang yang diperlukan, serta karakteristik warna dan pola
untuk jenis tertentu tersebut.
Karena perbedaan struktur mereka, bulu-bulu dapat
memiliki penampilan yang mirip seperti yang diperoleh oleh sebuah prisma gelas
yang memisahkan cahaya menjadi warna-warna yang berbeda. Warna-warna yang
terbentuk melalui pembiasan cahaya seperti ini lebih menyala dan lebih metalik
daripada warna yang diwarnai oleh pigmen-pigmen. Warna-warna pada bulu-bulu ini
bergeser dari biru menjadi hijau, dan dari oranye menjadi merah. Umumnya,
warna-warna hijau, biru, dan metalik pada burung-burung dibentuk melalui
pemantulan dan pembiasan cahaya. Sekalipun demikian, beberapa warna bulu-bulu
berasal dari pigmen-pigmen.39
Ada tiga jenis pigmen utama pada burung. Yang pertama
adalah pigmen melanin yang
menghasilkan hitam, coklat atau kuning kusam, kemudian pigmen lipochrome yang menghasilkan merah,
kuning atau oranye, dan terakhir adalah carotenoids.
Biru, hijau dan beberapa warna terang pada burung lainnya diciptakan oleh
gelembung-gelembung mikroskopik dalam keratin dari bulu-bulu tersebut yang
membiaskan cahaya. Pada sisi lain, bulu-bulu yang menyerap seluruh spektrum
cahaya dan hanya memantulkan wara biru, menciptakan warna biru pada beberapa
burung.40
Hormon-hormon juga memainkan peranan penting dalam
perubahan warna pada burung. Perbedaan warna antara jantan dan betina pada
beberapa spesies disebabkan oleh hormon-hormon kelamin. Perbedaan warna dan
bentuk bulu ayam jantan dan betina, contohnya, tergantung pada hormon estrogen.
Warna-warna pada burung-burung sangat penting bagi
penyesuaian diri mereka dalam habitatnya dan juga untuk saling mengenali antara
burung jantan dengan betina; bagi pejantan, juga untuk menarik perhatian betina
selama musim berkawin. Selain itu, pigmen-pigmen yang memberi warna pada
bulu-bulu, meningkatkan kekuatan bulu-bulu, menyimpan energi yang berasal dari
matahari serta mencegah masuknya sinar-sinar ultraviolet yang berbahaya ke
dalam tubuh.
Kupu-kupu
Pembentukan warna pada sayap kupu-kupu cukup menarik
untuk disimak. Cahaya yang dipantulkan melalui sisik-sisik pada sayap kupu-kupu
membentuk warna-warna yang "sebetulya tidak ada" akan tetapi
menimbulkan suatu keindahan dan simetri yang luar biasa. Baru saja dikatakan
bahwa warna-warna itu "sebenarnya tidak ada", herankan anda mengapa
hal ini bisa terjadi?
Kupu-kupu terkenal karena keindahan sayapnya, yang
permukaannya relatif jauh lebih lebar daripada bagian dada (thorax) mereka. Lalu bagaimana
terjadinya pola dan warna yang spektakuler pada sayap kupu-kupu?
Kupu-kupu memiliki sepasang selaput sayap, yang
sebetulnya transparan. Karena sayap ini diliputi oleh sisik dengan ketebalan
yang bervariasi, transparansi selaput sayap ini menjadi tidak tampak.
Sisik-sisik ini meningkatkat kualitas aerodinamik sayap kupu-kupu, dan memberi
warna pada sayap mereka. Sisik-sisik tersebut, yang demikian lembut dan mudah
rusak sampai-sampai sisik-sisik ini akan jatuh jika disentuh, memiliki ujung
tajam yang menancap pada sayap kupu-kupu. Dengan demikian, sisik-sisik itu akan
tetap menempel tanpa berjatuhan. Setiap sisik-sisik mungil ini, yang
kelihatannya seperti atap sirap, memiliki warna dari pigmen-pigmen kimia atau
dari pembiasan cahaya yang jatuh ke atas strukturnya lalu menghasilkan
warna-warni pelangi seperti halnya gelembung sabun.41 Selain itu
juga, penelitian laboratorium telah menunjukkan bahwa warna yang berbeda
tergantung kepada bahan-bahan kimia yang berbeda. Hasil-samping dari bahan
pewarna yang dikenl dengan nama pteridine,
misalnya, menghasilkan warna merah muda, putih, dan kuning yang biasa terlihat
pada kupu-kupu. Melanin, yang
merupakan bahwan pewarna paling umum, terdapat dalam bintik hitam pada sayap.
Menariknya, warna-warna pada sayap kupu-kupu yang sebenarnya tidak selalu
merupakan warna yang terlihat. Contohnya, sisik hijau sebetulnya adalah
campuran dari sisik-sisik hitam dan kuning. Penelitian mutakhir yang dilakukan
tentang sayap kupu-kupu menunjukkan bahwa pigmen-pigmen tersebut terbentuk di
dalam sisik-sisik dan bahwa enzim-enzim yang diperlukan untuk memproduksi
melanin berada pada kulit atas sisik-sisik tersebut.
Bahan-bahan pewarna bukanlah satu-satunya penghasil
warna-warni kupu-kupu yang mudah berubah ini. Struktur dan susunan sisik-sisik
pada sayap kupu-kupu menyebabkan terjadinya berbagai perlakuan terhadap cahaya,
seperti misalnya pemantulan, pembiasan, dan pada akhirnya pembentukan
warna-warni yang indah mempesona. Contohnya, kupu-kupu Stilpnotio Salicis mempunyai sisik-sisik yang semi-transparan, dan
mengandung gelembung-gelembung. Meskipun tidak ada bahan-bahan pewarna pada
sisik-sisik ini, cahaya yang menembus sisik-sisik membuat kupu-kupu tersebut
tampak seperti satin.
Permukaan sisik-sisik pada sayap kupu-kupu Argynnis sedemikian lembeknya sehingga
menghasilkan pantulan keperakan. Pada beberapa kupu-kupu, perbedaan susunan dua
baris sisik yang saling menumpuk dapat juga menghasilkan pantulan cahaya yang
berbeda, contohnya, menyebabkan kupu-kupu terlihat biru, bukannya hitam atau
coklat.
Pada saat kita meneliti struktur sayap kupu-kupu,
bahkan hanya dengan memperhatikan warna-warninya saja, kita akan menemukan
banyak keajaiban. Tak diragukan lagi, adanya keindahan luar biasa seperti itu
adalah bukti dari kekuasaan yang agung dan cita rasa tak terhingga dari Allah,
Yang telah menciptakan semua ini.
Perlu juga diketahui bahwa selain diciptakan sebagai
perhiasan, warna-warna dan pola-pola pada sayap kupu-kupu memiliki banyak
fungsi penting lainnya bagi makhluk ini.
Mata Palsu Kupu-kupu
Pada banyak jenis kupu-kupu, terdapat pola-pola bulat
berwarna gelap yang mengingatkan kita pada mata seekor binatang besar. Mata
ini, yang lagi-lagi terdiri atas sisik-sisik berwarna pada sayap, membentuk
sebuah mekanisme pertahanan penting untuk kupu-kupu. Kupu-kupu menutup sayapnya
pada saat mereka beristirahat. Jika mereka bertemu dengan musuh, atau terganggu
oleh sentuhan sedikit saja, sayapnya akan langsung terbuka, kemudian muncullah
pada permukaan sayap itu bintik mata yang besar, terang, dan berwarna kuat. Dengan
cara ini, kupu-kupu menyampaikan peringatannya kepada pemangsa.
Penyamaran Kupu-kupu
Kemampuan penyamaran kupu-kupu sama mengesankannya
seperti mata palsu mereka. Seolah-olah kupu-kupu penyamar melihat warna
semak-semak, membuat penilaian terhadap lingkungannya, menganalisanya, kemudian
meniru warna semak-semak tersebut dengan menggunakan warna-warna yang mereka
hasilkan dalam sistem-sistem pada tubuh mereka yang sangat efektif. Sadar akan
selera pemangsanya, spesies lainnya memberi sinyal-sinyal peringatan kepadanya
dengan meniru warna-warna yang menjijikkan pemangsanya dengan memberi kesan
bahwa kupu-kupu tersebut akan terasa tidak enak atau bahkan beracun. Tidaklah
mungkin seekor kupu-kupu melakukan kegiatan-kegiatan ini sendiri. Kita dapat
membuat ini lebih jelas dengan sebuah contoh:
Andaikata anda mencoba menghasilkan sebuah warna di
laboratorium. Jika pengetahuan anda tentang hal ini hanya sedikit, anda tidak
akan dapat mencapai hasil tertentu seperti yang anda inginkan, walau secanggih
apapun peralatan atau fasilitas laboratorium anda. Lalu, pertimbangkanlah untuk
mencoba memperoleh warna dengan kualitas seperti yang terdapat pada kupu-kupu,
yang menjadi hampir tidak dapat dilihat dengan menghasilkan warna-warna dan
pola-pola yang sama dengan lingkungannya. Anda bahkan tak akan dapat
menghasilkan satu saja warna yang berarti. Situasinya sedemikian rupa sehingga
pastilah akan menjadi pendekatan yang tidak ilmiah dan tidak rasional untuk
menyatakan bahwa sistem yang agung dalam kupu-kupu ini muncul karena kebetulan
tanpa adanya rancangan yang disengaja.
Dimana ada sebuah rancangan, tentulah ada
perancangnya. Rancangan tak bercela di atas bumi adalah milik Allah, Yang Maha
Pengasih. Menjadi tugas manusia-manusia berakallah untuk memikirkan ke-Maha
Pencipta-an Allah secara detail. Dalam surat An-Nahl, Allah menyatakan sebagai
berikut:
"dan Dia (menundukkan
pula) apa yang telah Dia ciptakan untuk kamu di bumi ini dengan berlain-lainan
macamnya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda
(kekuasaan Allah) bagi kaum yang mengambil pelajaran" (Q.S. An-Nahl:13)
Bintik Hitam yang Menyerap
Cahaya
Pada beberapa jenis kupu-kupu, khususnya pada
bagian-bagian sayap mereka yang dekat dengan badannya, ada bintik-bintik besar
berwarna gelap yang terdiri atas sisik-sisik. Bintik-bintik ini, ditempatkan
pada kedua sayap secara simetris, memiliki fungsi yang sangat penting bagi
kupu-kupu. Kupu-kupu menggunakan bintik-bintik ini untuk mencapai suhu tubuh
yang diperlukan untuk terbang. Bagaimana mereka melakukannya?
Sisik bersifat mengubah panas ke tingkat maksimum atau
minimum tergantung kepada warna mereka. Kita semua telah melihat kupu-kupu
membuka dan menutup sayap mereka di bawah sinar matahari seakan-akan sedang
mencoba menemukan sudut tertentu. Bintik-bintik hitam pada sayap mereka
membantu kupu-kupu tersebut, yang mencoba mendapatkan sinar matahari melalui
gerakan ini. Seekor kupu-kupu yang perlu menghangatkan tubuhnya membuka dan
menutup sayapnya sedemikian rupa sehingga sinar matahari jatuh langsung pada
bintik-bintik ini, dan dengan demikian tubuhnya menjadi hangat.
Kupu-kupu yang hidup di daerah terbuka yang tak
terlindung dari matahari berwarna lebih terang sedangkan kupu-kupu yang hidup
di hutan-hutan memiliki warna yang lebih gelap.
Beberapa spesies kupu-kupu Lepidoptera yang tidak memiliki sisik pada sayapnya, tak dapat
memantulkan sinar, dan dengan demikian menjadi transparan. Walaupun kita dapat
melihat kupu-kupu ini pada saat mereka terbang, namun hampir tidak mungkin
untuk menemukannya pada saat mereka bertengger di suatu tempat. Ini memberikan
perlindungan sempurna bagi kupu-kupu tersebut. Seperti semua makhluk hidup
lainnya, kupu-kupu juga telah diciptakan dengan sistem-sistem yang dapat
memenuhi segala keperluan mereka. Lebih jauh lagi, semuanya ini merupakan
sistem yang saling tergantung satu sama lainnya sehingga yang satu tak dapat
ada tanpa kehadiran yang lainnya.
Seperti semua makhluk di jagat raya, Allah menciptakan
kupu-kupu juga dengan semua detail yang ada pada mereka dan memberkahi mereka
dengan semua sistem yang mereka perlukan.
Warna-warna di Bawah Laut
Kehidupan di bawah permukaan laut sangat berbeda
dengan kehidupan di darat. Semua aspek yang berkaitan dengan makhluk-makhluk
laut telah diatur sedemikian rupa agar mereka dapat hidup dalam air semudah
mungkin. Manusia tidak dapat melihat dalam air sebaik ikan, karena mata manusia
tidak memiliki ciri-ciri yang memungkinkannya untuk memperoleh penglihatan yang
tajam di bawah air. Mata manusia tidak memiliki sistem lensa seperti ikan,
serta tidak bulat dan keras seperti mata ikan, sehingga tak dapat melihat
setajam penglihatan ikan di bawah air. Mata manusia juga tidak dapat setepat
mata ikan dalam memperkirakan jarak yang terlihat memendek dalam air akibat
pembiasan, karena mata manusia tidak dapat memperkirakan pembiasan cahaya dalam
air.
Allah telah menciptakan setiap makhluk hidup dengan
karakteristik yang paling cocok untuk linkungan tempat tinggalnya.
Makhluk-makhluk yang hidup di bawah laut hanyalah sebagian kecil contoh cita
rasa seni Ilahi dalam penciptaan. Allah tak mempunyai sekutu dalam penciptaan
dan segala sesuat ada di bawah kekuasaannya.
"…Tak ada Tuhan (yang
berhak disembah) selain Allah; dan sesungguhnya allah, Dia-lah yang Maha
Perkasa lagi Maha bijaksana." (Q.S. Al-Imran: 62)
Rancangan Warna-warni pada
Tanaman
Tanpa melakukan renungan, seseorang tak akan dapat
melihat karakterisktik makhluk hidup yang menakjubkan disekelilingnya.
Sepanjang ia tidak berfikir tentang bagaimana seekor kupu-kupu dengan selaput
sayapnya terbang, bagaimana bunga-bunga yang dilihatnya memiliki warna yang
demikian beraneka ragam, bagaimana ujung ranting pohon yang tingginya ratusan
meter bisa tetap hijau, seseorang tak dapat memahami seluk-beluk mengenai hal-hal
tersebut. Bahkan cita rasa seni luar biasa yang ada pada sekuntum bunga pun
tidak dapat menarik perhatiannya.
Namun demikian, sebagaimana telah diuraikan dalam buku
ini, cita rasa seni yang sempurna jelas terlihat pada semua makhluk hidup,
mulai dari serangga sampai burung, dari tanaman sampai makhluk laut. Jelaslah
sudah bahwa cita rasa seni ini milik Allah, Sang Maha Pencipta semua makhluk
hidup.
Mari kita sejenak berfikir tentang tetumbuhan,
buah-buahan, sayur-mayus, bunga-bungaan dam pepohonan. Tanam-tanaman, yang
masing-masing memiliki warna, wangi dan rasa yang berbeda, adalah bukti dari
cita rasa seni Ilahi dalam penciptaan. Setiap tanaman yang anda lihat
disekeliling anda atau anta kenal lewat buku-buku memiliki warna-warna dan
pola-pola yang eksklusif untuk jenisnya sendiri. Masing-masing memiliki proses
reproduksi yang berbeda, proporsi nektar yang mereka kandung dan wewangian
mereka juga semuanya berbeda. Marilah kita berfikir tentang bunga mawar. Ada
yang merah, putih, kuning, oranye, merah muda, bertepi putih, dua warna, bahkan
mawar dengan warna-warni yang menyerupai gelombang. Jelaslah, adalah kebutaan
yang nyata bagi seeorang yang melihat semua ini, namun tidak merasakan
kekaguman terhadapnya dan tak melihat kekuasaan tak terbatas dari Allah, Sang
Maha Pencipta semua bunga-bunga ini. Dalam Al Qur'an, Allah merujuk kepada
mereka yang gagal menghargai bukti-bukti penciptaan yang mereka lihat sebagai
berikut:
"Dan berapa banyak
tanda-tanda (kekuasaan Allah) di langit dan di bumi yang mereka lalui, sedang
mereka berpaling daripadanya. Dan sebagian besar dari mereka tidak beriman
kepada Allah, bahkan mereka menyekutukan-Nya." (Q.S. Yusuf: 105-106)
Pernahkah muncul dalam pikiran anda
kenapa tanaman berwarna hijau?
Sebagaimana telah jelas terlihat, warna-warna yang
umum terdapat dalam dunia tanaman adalah hijau atau nuansa dari warna hijau. Chlorophyll (zat hijau daun) adalah
bahan utama yang menghasilkan warna hijau. Chlorophyll,
suatu bahan yang sangat penting, adalah sebuah pigmen yang terkandung dalam
chloroplasts yang tersebar dalam cytoplasm sel-sel tanaman. Pigmen-pigmen
ini menyerap cahaya yang datang dari sinar matahari dengan mudahnya, tetapi
hanya memantulkan warna hijau. Selain memberi warna hijau pada daun, hal ini
juga menyebabkan terpenuhinya kelangsungan sebuah proses yang sangat
menentukan, yang dikenal dengan nama "photosynthesis".
Dalam photosynthesis,
tanaman memanfaatkan sinar matahari, yang terdiri dari kombinasi berbagai
warna. Salah satu sifat warna dari sinar matahari yang terpenting adalah bahwa
tingkat energi setiap warna berbeda satu sama lain. Ragam warna ini dinamakan
spektrum, seperti misalnya yang diperoleh dari pembiasan warna-warna dalam
sebuah prisma, memiliki sifat merah dan kuning di ujung yang satu, dan biru dan
ungu pada ujung lainnya. Warna-warna yang tingkat energinya paling tinggi
adalah warna-warna pada ujung biru spektrum tersebut.
Perbedaan tingkat energi diantara warna-warna sangat
penting bagi tanaman, karena mereka memerlukan sejumlah besar energi untuk
melaksanakan photosysthesis. Oleh
sebab itu, selama photosynthesis,
tanaman menyerap cahaya matahari pada tingkat energi tertinggi di dekat ujung
ultra violet dari spektrum, yaitu violet dan biru, dan juga warna-warna yang
lebih dekat ujung infra-merah (panas) dari spektrum, yaitu merah, oranye dan
kuning. Daun melakukan semua proses-proses ini melalui pigmen chlorophyll yang ada pada chloroplasts.52
Agar tanaman dapat melakukan photosynthesis, tingkat energi partikel-partikel cahaya yang
diserap oleh chlorophyll haruslah
mencukupi. Proses photosynthesis
dimulai saat tanaman, dengan energi yang diterimanya dari partikel-partikel
sinar, memecah molekul-molekul air menjadi molekul-molekul oksigen dan
hidrogen. Hidrogen bereaksi dengan karbon dalam gas karbondioksida untuk
membentuk getah tanaman, yang merupakan kebutuhan dasar tanaman agar dapat
melangsungkan hidupnya. Dengan kata lain, tanaman memproduksi makanannya
sendiri. Di sisi lain, oksigen yang tak terpakai, dilepaskan ke udara. Sebagian
besar oksigen dalam atmosfir yang kita gunakan untuk bernafas diproduksi dengan
cara seperti itu.
Sebagai hasil proses photosysnthesis pada tanaman, mereka menghasilkan karbohidrat,
salah satu dari sumber makanan utama bagi makhluk hidup lain. Bahan-bahan yang
diproduksi selama proses photosynthesis
sedemikian pentingnya baik bagi tanaman itu sendiri, maupun bagi binatang dan
manusia, karena tanaman adalah sumber makanan utama bagi semua makhluk hidup di
bumi.
Sebagaimana telah kita lihat, selain memperlihatkan
penampilan yang elok, warna hijau pada tanaman juga sedemikian menentukan bagi
kelangsungan hidup tanaman dan makhluk hidup lainnya. Allah menciptakan bahan chlorophyll sebagai sumber makanan bagi
tanaman dan semua makhluk hidup lainnya.
Bagaimana Terjadinya Warna-warni
yang berbeda pada Tanaman?
Seperti telah disinggung sebelumnya, warna yang
dipantulkan oleh setiap objek tergantung kepada molekul pigmen yang dimiliki
oleh objek tersebut. Molekul pigmen dasar pada tanaman-tanaman hijau adalah
bahan "chlorophyll" seperti
dinyatakan sebelumnya. Selain itu, ada pigmen-pigmen yang menghasilkan
warna-warna lain pada tanaman, dan jenis-jenis pigmen yang berbeda ini
membentuk keanekaragaman warna yang luar biasa seperti yang kita lihat pada
tanaman.
Sebagai contoh, selain chlorophyll, juga ada pigmen-pigmen carotenoid pada tanaman. Beberapa jenis pigmen ini, seperti yang
telah kita uraikan dengai rinci sebelumnya, adalah kuning dan memberi warna
pada bonggol jagung, lemon, goldenrod dan
bunga matahari. Carotenoid- carotenoid
lain jauh lebih merah daripada kuning; ini ditemukan pada bit, tomat, mawar,
dan wortel. Carotenoid- carotenoid
juga hadir pada daun yang hijau. Orang lalu bertanya-tanya: kenapa dedaunan
tidak terlihat merah, kuning atau oranye akan tetapi hampir semuanya berwarna
kehijauan? Alasannya adalah karena warna hijau pada chlorophyll sedemikian kuatnya sehingga warna lain tidak dapat
terlihat.53
Namun demikian, perubahan terjadi pada musim gugur.
Karena siang hari semakin pendek, tanaman berhenti membuat chlorophyll, dan kekuatan pigmen yang menghasilkan warna hijau
berkurang, dan akibatnya warna hijau pada daun memudar. Carotenoid, sekarang jadi terlihat,
membuat daun berwarna coklat, kuning dan merah.
Juga pada musim gugur, sekelompok pigmen yang bernama "anthocyanins"
terbentuk pada lapisan terluar daun-daun tertentu. Pigmen-pigmen ini, yang
berwarna merah terang dan biru, bergabung dengan yang lainnya untuk memberi
warna-warni merah tua dan ungu pada daun seperti yang kadang-kadang kita lihat.54
Informasi tentang semua pigmen
yang memberi warna pada tanaman diatur dalam DNA tanaman tersebut. Untuk itu,
suatu spesies tanaman memiliki karakteristik yang sama dimanapun ia berada di
muka bumi. Contohnya, dimana-mana di dunia ini warna buah jeruk sama; bentuk
dan struktur kulit buahnya juga sama. Warna selaput transparan, yang terletak
didalam kulit jeruk tersebut, dan yang membentuk kantung-kantung kecil berisi
air gula wangi berwarna oranye, tidak pernah berubah dimanapun di dunia ini.
Pisang berwarna kuning dimana-mana, tomat berwarna merah, dan bunga-bunga
mawar, violet, dan anyelir semuanya sama warnanya dimanapun mereka berada.
Kemana pun anda pergi di dunia ini, anda tidak akan melihat strawberry yang
tumbuh alami dengan warna yang berbeda. Dimanapun di dunia ini, DNA strawberry
mengandung karakteristik yang membuat mereka menjadi strawberry seperti yang
kita kenal. Warna, bau dan rasa strawberry selalu sama. Ini adalah sesuatu
keteraturan yang unik dan tak ada duanya. Jelaslah sudah, tidak mungkin dapat
dikatakan bahwa sebuah sistem seperti ini telah muncul begitu saja karena
kebetulan belaka.
Pemilik cita rasa seni tak ada
duanya yang berlaku di seluruh muka bumi ini adalah Allah, Pemilik
Kebijaksanaan Tak Terbatas. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Pernahkah anda memikirkan
bagaimana terjadinya warna yang beraneka ragam seperti ini pada tanaman
meskipun mereka semua tumbuh di tanah yang sama dan disirami dengan air yang
sama?
Dalam surat Ar-Rad, Allah
menunjukkan kepada kita bahwa kenyataan bahwa meskipun disirami dengan air yang
sama, muncul berbagai tanaman pertanian dari tanah:
"Dan di bumi terdapat
bagian-bagian tanah yang berdampingan, kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman, dan
pohon-pohon kurma, yang berumpun dan yang tidak berumpun, disirami dengan air
yang sama. Dah Kami melebihkan sebahagian atas tanaman-tanaman itu atas
sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu
terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berfikir."
(Q.S. Ar-Rad:4)
Sebagaimana telah Allah tunjukkan kepada kita, mari
kita renungkan, dengan melihat sayur-mayur dan buah-buahan di sekeliling kita,
betapa berbedanya tanaman-tanaman yang tumbuh dari tanah yang sama. Sebagai
contoh, mari kita lihat buah-buah melon, semangka, kiwi, pisang, cherry,
terung-terungan, tomat, anggur, peach, dan kacang hijau. Saat anda mengupas
kulit pisang yang berwarna kuning tua, muncullah pisang yang berwarna kuning
muda dengan keharuman tiada tara.
Sebuah apel yang merah, hijau atau kuning memiliki kulit
yang halus mengkilat. Manusia tidak dapat meniru kualitas rasa dan bau, sebuah
aroma yang khusus padanya, juga tak dapat meniru jusnya yang manis.
Kemudian, pertanyaan akan muncul pada diri seseorang:
bagaimana semua bunga-bungaan, pepohonan, sayur-mayur dan buah-buahan dapat
memiliki sedemikian banyak warna yang berbeda meskipun mereka tumbuh dari tanah
kering yang sama? Ini adalah bukti dari pengetahuan Allah yang tak terbatas dan
penciptaan yang dilakukan-Nya tanpa ada model semacam itu sebelumnya. Tidaklah
mungkin bagi manusia untuk menciptakan sebuah warna baru. Semua warna yang
dihasilkan oleh manusia hanyalah tiruan dari aslinya yang ada di alam. Namun
demikian, Allah adalah Asal dari segala sesuatu, dan penciptaan semua warna
yang melukiskan makhluk-makhluk hidup di muka bumi adalah kepunyaan-Nya. Cita
rasa seni Allah dalam penciptaan tiada taranya. Salah satu dari Asma-ul-Husna,
Yang Maha Kuasa, adalah Al-Musawwir - Seorang yang membentuk ciptaan-Nya dalam
bentuk-bentuk yang berbeda-beda. Allah menciptakan semua ciptaan-Nya dalam
bentuk yang paling sempurna.
"Dia-lah Allah yang
Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-Nama
Yang Paling Baik. Bertasbih hanya kepada-Nya apa yang ada di langit dan di
bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (Q.S.
Al-Hasyr:24)
Warna-warna dan penampilan semua tanam-tanaman di muka
buni telah diciptakan sedemikian rupa untuk memikat jiwa manusia. Pada
buah-buahan dan sayur-mayur, ada keanekaragaman warna yang tiada taranya.
Sebaliknya, saat kita berfikir tentang bunga-bungaan dan pepohonan lagi-lagi
kita melihat penampilan estetis dan keanekaragaman warna yang sama.
Dapat juga ditemui adanya rancangan warna dan pola
yang sama sekali tiada duanya pada bunga-bungaan. Masing-masing dari ratusan
ribu jenis bunga-bungaan telah dilengkapi dengan karakteristik-karakteristik
tertentu yang eksklusif untuk jenisnya. Pada saat ini, wangi-wangian, pola-pola
dan warna-warna yang dihasilkan manusia semuanya adalah tiruan dari aslinya di
alam. Contohnya, warna ungu daun bunga violet, yang lembut bagaikan beludru,
serta kelembutan permukaan daun-daunnya tiada taranya. Kain-kain beludru
diproduksi sebagai tiruan dari tekstur bunga violet, tetapi suatu kualitas yang
serupa tidak akan pernah tercapai.
Dengan pendekatan seperti ini, tak peduli tanaman
macam apaun yang kita teliti di muka bumi, kesimpulan yang akan kita dapatkan
adalah bahwa semua itu adalah ciptaan yang sempurna. Allah, Yang tak ada sekutu
bagi-Nya dalam penciptaan, menciptakan tanaman-tanaman bagi manusia denagn
rasa, harum warna dan bentuk yang berbeda-beda. Yang menjadi tugas kita adalah
untuk memikirkan tanda-tanda yang Allah ciptakan dan bersyukur kehadirat-Nya.
KESELARASAN
DAN SIMETRI: SEBUAH TOPIK YANG TAK DAPAT DIJELASKAN OLEH EVOLUSI
Di bumi tempat kita tinggal, dan lebih luas lagi, di
alam semesta tempat bumi ini berada berlaku keselarasan yang agung. Bahkan
hanya dengan melihat keluar jendela, kita lihat demikian banyak contoh
keselaransan ini. Keteraturan dan simetri yang sempurna jelas tampak pada awan,
langit, pepohonan, bunga-bungaan, binatang dan contoh-contoh lainnya.
Ketika kita melihat alam, kita lihat bahwa setiap
tanaman dan setiap binatang memiliki warna dan pola tertentu yang ekskusif bagi
jenis mereka sendiri. Lebih jauh lagi, masing-masing warna-warna dan pola-pola
ini memiliki arti yang berbeda bagi makhluk hidup: sebuah undangan untuk
berkawin, ekspresi agresi, peringatan terhadap bahaya dan banyak lagi
konsep-konsep serupa memperoleh arti diantara binatang-binatang melalui
kemampuannya mengindera warna-warna dan pola-pola.
Teori evolusi, yang menegaskan bahwa segala sesuatu
terjadi secara kebetulan yang acak, telah menemui jalan buntu yang disebabkan
oleh cita rasa seni, keanekaragaman warna dan keselarasan yang terpampang di
alam. Charles Darwin, penemu teori dalam bentuk yang kita miliki saat ini, juga
harus mengakui situasi yang ia hadapi, yang disebabkan oleh bukti-bukti adanya
desain pada makhluk hidup. Darwin menyatakan bahwa dia tak dapat mengerti
mengapa warna-warni makhluk hidup memiliki arti tertentu:
"Kesulitan yang aku hadapi adalah, kenapa ulat
kadang-kadang sedemikian indahnya dan berwarna artistik? Melihat bahwa banyak
makhluk yang berwarna tertentu untuk mengindari bahaya, sulit bagiku untuk
dapat menghubungkan warna terang mereka pada kasus lainnya hanya kepada kondisi
fisik. Jika ada seseorang yang tidak setuju pada pernyataan bahwa kupu-kupu
jantan telah dibuat indah karena seleksi seksual, dan kemudian bertanya kenapa
kupu-kupu itu tidak dibuat indah sebagaimana halnya ulat mereka, apa jawabanmu?
Aku tidak dapat menjawabnya akan tetapi aku harus tetap mempertahankan
pendapatku."55
Lagi-lagi Charles Darwin mengungkapkan konflik dengan
teorinya sendiri yang ia hadapi sebagai berikut:
"Aku menilai kasus ikan-ikan jantan pengeram
berwarna terang, dan kupu-kupu betina yang sangat menyala, hanya untuk
menunjukkan bahwa satu jenis kelamin mungkin dibuat menyala tanpa perlu ada
perpindahan keindahan kepada jenis kelamin lain; dalam kasus ini Aku tidak
dapat menganggap bahwa keindahan pada jenis kelamin yang lain dihentikan oleh
seleksi."56
Jelas tidaklah mungkin warna-warni, keteraturan dan
simetri di alam terjadi karena seleksi alam. Pada titik ini, ada gunanya untuk
melihat lebih dalam apa yang dinamakan dengan konsep "seleksi alam",
yang dikemukakan oleh teori evolusi Darwin. Sebagaimana telah diketahui secara
luas, seleksi alam adalah salah satu dari mekanisme-mekanisme khayal teori
evolusi. Teori ini menyatakan bahwa mereka yang paling sesuai dengan
lingkungannya akan dapat bertahan hidup, sedangkan mereka yang lemah dan tidak
sesuai dengan kondisi lingkungannya akan punah. Menurut peryataan-pernyataan
para evolusionis, perubahan yang mempunyai akibat menguntungkan terjadi pada
salah satu anggota spesies melalui mutasi acak pada gen-gen mereka. Makhluk itu
dipilih dari semua yang lain pada spesies tersebut melalui mekanisme
mempertahankan hidup dari yang paling sesuai, dan dengan demikian yang semula
adalah sebuah mutasi acak lalu ditransferkan dalam jumlah yang lebih banyak
kepada generasi berikutnya.
Pastilah tidak mungkin bagi warna-warni, pola-pola dan
simetri pada pola-pola dari makhluk hidup tercipta melalui mekanisme semacam
itu. Ini adalah fakta yang sangat jelas. Meskipun ia adalah penemu teori
tersebut, Darwin sendiri harus mengakui bahwa mekanisme khayal selelsi alam
tersebut tidak mungkin dapat menjadi penyebaba keteraturan seperti itu. Juga,
J. Hawkes mempertanyakan ketidakberartian seleksi alam dalam artikel yang ia
tulis "Sembilan Misteri Alam yang tak Terpecahkan", dipublikasikan
dalan majalah New York Times dengan
menyatakan bahwa ia mengalami kesulitan dalam mempercayai bahwa keindahan yang
mempesonakan pada burung, ikan, bunga-bungaan dan sebagainya terjadi karena
seleksi alam. Lebih jauh lagi, dia mengajukan pertanyaan apakah mungkin
kesadaran manusia itu adalah hasil dari mekanisme seperti itu. Dalam
artikelnya, akhirnya, ia menyimpulkan bahwa pikiran manusia yang menghasilkan
berkah peradaban, dan imajinasi kreatif yang hidup selamanya seperti buah pikir
Socrates, Leonardo da Vinci, Shakespeare, Newton dan Einstein tidak mungkin
adalah merupakan hadiah dari hukum rimba yang dinamakan "perjuangan untuk
mempertahankan hidup" bagi kita.57
Sebagaimana telah dipahami dari pengakuan para
evolusionis, mereka tahu bahwa teori mereka sedang dalam keadaan kritis.
Tidaklah beralasan untuk mempertahankan ide bahwa sebuah sel, yang dianggap
terjadi secara kebetulan sebagai hasil dari kilat dan hujan di muka bumi, dalam
perjalanan waktu lalu berubah menjadi makhluk hidup beraneka warna. Anggaplah,
sebagai contoh, seorang ilmuwan mengambil sebuah sel tunggal dari sebuah
bakteri, lalu menyediakan kondisi laboratorium yang paling cocok, menggunakan
semua peralatan yang diperlukan, mengeluarkan upaya yang mengakibatkan sel ini
berwvolusi setelah jutaan tahun (meskipun ini tidak mungkin, anggaplah ini
dapat terjadi); apa yang akan ia peroleh pada akhirnya? Akankah ia dapat
mengubah sebuah bakteri menjadi burung merak dengan warna-warninya yang mempesona,
atau menjadi seekor macan tutul dengan pola-pola sempurna pada kulitnya, atau
menjadi bunga mawar dengan kelopak yang merah seperti beludru? Tentu saja,
orang yang memiliki intelegensi tidak akan dapat membayangkan hal seperti itu
atau membuat peryataan seperti itu. Walaupun demikian, inilah tepatnya
pernyataan dari teori evolusi.
"Warna", Jalan
Buntu dari Evolusi
Mari kita uji kebenarannya dengan sebuah contoh, bahwa
tidaklah mungkin warna-warna pada makhluk-mkhluk hidup dan sistem-sistem perubahan
warna terjadi karena seleksi alam. Ambillah bunglon sebagai contoh. Bunglon
adalah binatang yang mampu menyesuaikan diri dengan warna-warna yang ada pada
lingkungannya dan mengubah warna tubuhnya sesuai dengan warna sekitarnya. Saat
bertengger pada daun yang berwarna hijau, mereka berwarna hijau, saat bergerak
ke dahan yang coklat, kulit mereka dengan singkat berubah menjadi coklat. Mari
kita renungkan bersama bagaimana proses perubahan warna ini terjadi.
Makhluk hidup mengubah warnanya sebagai suatu akibat
dari proses-proses sangat kompleks yang terjadi dalam tubuhnya. Tidaklah
mungkin bagi seseorang untuk mengubah warna baik dirinya sendiri maupun warna
makhluk hidup lainnya, karena tubuh manusia tidak dilengkapi dengan
sistem-sistem yang tepat untuk kegiatan tersebut. Juga tidaklah mungkin bagi
seorang manusia untuk mengembangkan sistem seperti itu sengan sendirinya karena
ini bukanlah seperti sebuah peralatan yang dapat dikembangkan dan dipasang.
Singkatnya, agar makhluk hidup dapat mengubah warnanya, sangat penting bagi
makhluk ini untuk dilahirkan dengan mekanisme pengganti warna tersebut.
Mari kita berfikir tentang bunglon pertama yang ada di
bumi. Apa yang terjadi jika makhluk ini tidak memiliki kemampuan mengubah
warnanya? Pertama-tama, bunglon ini akan menjadi mangsa empuk karena ia tak
dapat bersembunyi. Selain itu, karena ia dapat dikenali dengan mudah, ia akan
mengalami kesulitan untuk berburu. Akibatnya, seekor bunglon yang tak memiliki
mekanisme pertahanan lain tersebut akan mati atau kelaparan dan, setelah
beberapa waktu, menjadi punah. Namun demikian, kehadiran bunglon di dunia saat
ini membuktikan bahwa kejadian seperti itu tidak pernah terjadi. Dengan
demikian, bunglon-bunglon tersebut telah memiliki sistem sempurna itu sejak
pertama kali mereka muncul di muka bumi.
Evolusionis menegaskan bahwa bunglon-bunglon telah
mengembangkan sistem ini dengan berjalannya waktu. Hal ini akan menimbulkan
beberapa pertanyaan dalam pikiran kita: kenapa bunglon-bunglon ini memilih
untuk mengembangkan sistem yang kompleks, seperti perubahan warna, bukannya
mekanisme pertahanan lain yang lebih mudah? Kenapa ia memilih perubahan warna
padahal ada banyak jenis mekanisme pertahanan? Bagaimana terbentuknya mekanisme
seperti itu, yang menyediakan semua proses kimia yang diperlukan untuk mengubah
warna, pada bunglon? Mungkinkan seekor reptil untuk memikirkan mekanisme
seperti ini dan kemudian mengembangkan sistem-sistem yang diperlukan dalam
tubuhnya? Selain itu, mungkinkah seekor reptil untuk menuliskan informasi yang
diperlukan untuk mengubah warna dalam DNA yang ada pada sel-sel tubuhnya?
Tak dapat dibantah lagi, hal itu tidak mungkin
terjadi. Kesimpulan yang bisa ditarik dari jawaban-jawaban yang diberikan untuk
pertanyaan-pertanyaan di atas hanya ada satu dan akan selalu sama: tidaklah
mungkin bagi makhluk hidup untuk mengembangkan sistem yang demikian kompleks
yang memungkinkan dirinya untuk mengubah warna tubuhnya.
Tidak hanya sistem-sistem pengubah warna, tapi juga
keanekaragaman warna dan pola pada makhluk hidup patut memperoleh perhatian.
Tidaklah mungkin bagi warna-warna terang pada burung nuri, warna yang beraneka
ragam pada ikan, simetri pada sayap kupu-kupu, pola-pola mempesonakan pada
bunga-bungaan dan warna-warna pada makhluk hidup lain untuk dapat terbentuk
dengan sendirinya. Pola-pola, warna-warna dan gambar-gambar yang sedemikian
sempurnanya, yang kegunaannya sangat penting dalam kehidupan makhluk hidup,
adalah bukti penciptaan yang nyata. Jelaslah bahwa ada rancangan unggul pada
pembentukan warna-warna di sekeliling kita.
Marilah kita buat hal ini menjadi jelas melalui sebuah
contoh: katakanlah bahwa kita sedang merancang sebuah produk yang terdiri dari
bujursangkar-bujursangkar. Bahkan untuk menggambar satu dari
bujursangkar-bujursangkar itu, kita perlu melakukan sedikit perhitungan dan
memastikan bahwa keempat sisinya lurus, sama dan bujursangkar itu bersudut 90
derajat pada pojok-pojoknya. Kita hanya dapat menggambar sebuah bujursangkar
setelah membuat beberapa perhitungan dan penyesuaian. Sebagaimana dapat
terlihat, bahkan untuk menggambar satu bujur sangkar saja kita memerlukan
pengetahuan dan keterampilan.
Mari kita terapkan argumen yang sama pada
makhluk-makhluk hidup di sekitar kita dan merenungkannya. Ada keselarasan,
keteraturan dan perencanaan yang sempurna pada makhluk hidup. Seseorang yang
mengakui diperlukannya pengetahuan dan keterampilan dalam menggambar
bujursangkar sederhana, akan langsung mengerti bahwa asal mula keteraturan,
keselarasan, warna-warna dan rancangan-rancangan di jagat raya juga adalah
hasil dari pengetahuan dan keterampilan yang tak terhingga batasnya. Oleh
karena itu tidaklah beralasan atau memiliki dasar ilmiah untuk menyatakan bahwa
suatu sistem seperti jagat raya ini muncul begitu saja. Allah, Yang Maha Kuasa,
telah menciptakan seluruh jagat raya. Allah-lah yang mendandani segala sesuatu
yang Dia ciptakan dengan sangat indah.
Simetri di Alam Tidak Mungkin Bermula secara Kebetulan
Salah satu hal paling menyolok yang menghasilkan
keselarasan di jagat raya adalah simetri. Makhluk-makhluk hidup memiliki
struktur-struktur yang simetris. Segala sesuatu yang kita lihat di alam, biji
misalnya, buah atau daun yang kita amati akan menunjukkan kesimetrisan dalam
strukturnya. Ambillah sebuah tanaman berdaun lebat. Daun-daun mengelilingi
tubuh tanaman seperti sebuah spiral. Ini adalah salah satu bentuk simetri. Sejalan
dengan itu, keteraturan yang dapat teramati biasa terdapat pada susunan
butir-butir dalam sebuah biji dan dalam rancangan barik-barik pada daun.
Sayap kupu-kupu adalah contoh lain dari simetri di
alam ini. Pada kedua sayap kupu-kupu terdapat nuansa warna dan pola-pola yang
sama. Sebuah pola pada salah satu sayap juga ada pada sayap lainnya tepat pada
tempat yang sama.
Kita dapat melihat banyak contoh simetri yang lain di
sekitar kita, dan sedikit diantaranya telah dirangkum dalam uraian di atas. Namun
demikian, yang penting adalah bahwa ada kesimpulan bersama yang dapat ditarik
dari semua contoh yang diberikan. Ada keteraturan yang tak ada bandingannya,
atau lebih tepatnya, cita rasa seni yang sangat indah terpampang pada makhluk
hidup. Salah satu bukti-bukti terbesar dari fakta bahwa jagat raya ini sama
sekali tidak mungkin dapat terjadi karena kebetulan adalah keteraturan dan cita
rasa seni yang halus ini. Dalam bukunya yang berjudul "The Theory of Evolution and Bigotry", Prof. Cemal
Yildirim menyatakan fakta ini meskipun ia sendiri adalah seorang evolusionis:
"Sangat tidak meyakinkan untuk menghubungkan
keteraturan pada makhluk hidup ini, yang kelihatannya memiliki
kegunaan-kegunaan tertentu, dengan kebetulan".58
Allah telah menciptakan segala sesuatu di jagat raya
dalam keteraturan yang lebih besar. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
"dan Tuhanmu adalah
Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang
Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan
bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa
apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air,
lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia
sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang
dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan
dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan." (Q.S. Al Baqarah:
163-164)
KESIMPULAN
Saat seseorang yang bijak dan bersungguh-sungguh
mengamati sekelilingnya, dengan segera ia akan melihat bukti-bukti penciptaan.
Yang demikian ini terjadi karena Allah telah menciptakan segala sesuatu bagi
kita untuk mengenal-Nya dan merenungkan segala yang telah Ia ciptakan.
Bagi seseorang yang telah memiliki pengertian ini,
akan sama sekali tidak masuk akan untuk menyatakan bahwa kesetimbangan
sedemikian rumit yang telah membentuk kehidupan dapat hadir begitu saja karena
"kebetulan". Setiap bagian yang bekerja saling bergantung satu sama
lainnya dalam membentuk keteraturan ini memiliki peran yang sangat penting
dalam proses secara keseluruhan. Warna-warna makhluk hidup, yang benjadi bahan
kajian dalan buku ini, adalah salah satu komponen terpenting dari keteraturan
di jagat raya.
Sebagaimana terlihat dalam contoh-contoh yang
telahdiberikan sejauh ini, warna-warna, pola-pola, bintik-bintik, dan bahkan
garis-garis pada makhluk-mkahluk di alam memiliki arti sendiri. Warna-warna
yang kadang-kadang digunakan sebagai cara untuk berkomunikasi, kadang-kadang
sebagai peringatan bagi pemangsa, sangat penting bagi mahluk-makhluk hidup.
Sedemikian pentingnya sehingga terangnya atau gelapnya corak warna makhluk itu,
dan bahkan arah garis-garisnya telah ditentukan secara khusus.
Penglihatan yang waspada akan segera melihat bahwa
tidak hanya makhluk hidup, tapi juga segala rupa yang lainnya di alam ada
sebagaimana seharusnya, setiap makhluk dan benda ada pada tempat yang paling
tepat baginya. Lebih jauh lagi, ia akan mengerti bahwa semua ini telah
diberikan untuk melayani manusia. Warna birunya lagit yang menyegarkan,
penampilan cemerlang bunga-bunga, pepohonan dalam warna hijau terang, padang
rumput, bulan yang menerangi bumi dalam kegelapan, bintang-bintang dan semua
keindahan lainnya yang tak dapat kita hitung adalah perwujudan dari cita rasa
seni Ilahi.
Allah telah menciptakan jagat raya dan semua yang
hidup dan mati di dalamnya tanpa cela sama sekali. Allah memiliki kekuasaan
atas segala sesuatu; Dia-lah yang Maha Kuasa.
"(Yang memiliki
sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu. Tidak ada Tuhan (yang
berhak disembah) selain Dia, pencipta segala sesuatu. Maka sembahlah Dia. Dia
adalah pemelihara segala sesuatu." (Q.S.
Al-An'am: 102)
Setelah semua subjek yang diuraikan dalam buku ini,
yang menjadi tugas bagi mereka yang telah memahami Keagungan cita rasa seni
Ilahi yang tak ada batasnya ini, adalah bergerak menuju pemilik sejati semua
keindahan ini dan mengarahkan hidupnya hanya untuk memperoleh ridha-Nya.
RAHASIA
DI LUAR ZAT
Jutaan warna-warni di dalam sebuah tempat
yang gelap gulita
1.
Bilim ve Teknik Dergisi (Journal of Science and
Technics), March 1985, p.23
2.
Jillyn Smith, Sense and Sensibilities, Willey Science
Edition, hal. 60-61
3.
F.Press, R. Siever, Earth, New York:W.H.Freeman, 1986,
hal. 4
4.
Michael Denton, Nature's Destiny, The Free Press,
1998, hal. 51
5.
Ian M.Campbell, Energy and Atmosphere, London: Wiley,
1977, hal. 1-2
6.
Enyclopedia Britannica, 1994, 15th ed. Vol.18, hal.
203
7.
Michael Denton, Nature's Destiny, The Free Press,
1998, hal. 55
8.
Bilim ve Teknik Dergisi (Journal of Science and
Technics), No: 366, hal. 81
9.
Bilim ve Teknik Dergisi (Journal of Science and
Technics), October 1986, hal. 6
10.
Bilim Teknik Dergisi (Journal of Science and
Technics), October 1986, s.6-9
11.
Franklyn Branley, Color, From Rainbows to Lasers,
Thomas Y. Crowell Comp., New York, hal. 23-28
12.
Temel Britannica Ansiklopedisi, Vol 7, hal. 16
13.
http://www.netxpress.com/~ppt/story.htm
14.
http://www.netxpress.com/~ppt/story.htm
15.
Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble
Books, New York, 1992, hal. 110
16.
David Attenborough, The Life of Birds, Princeton
University Press, New Jersey, 1998, hal. 263
17.
Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble
Books, New York, 1992, hal. 22
18.
Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble
Books, New York, 1992, hal. 52
19.
Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble
Books, New York, 1992, hal. 20
20.
Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble
Books, New York, 1992, hal. 38
21.
Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble
Books, New York, 1992, hal. 71
22.
Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble
Books, New York, 1992, hal. 77
23.
Jill Bailey, Mimicry and Camouflage, BLA Publishing
Ltd., England, 1988, hal. 17
24.
Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble
Books, New York, 1992, hal. 85
25.
Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble
Books, New York, 1992, hal. 25
26.
Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble
Books, New York, 1992, hal. 38
27.
Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble
Books, New York, 1992, hal. 48-49
28.
Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble
Books, New York, 1992, hal. 43
29.
Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble
Books, New York, 1992, hal. 86-87
30.
International Wildlife, September-October 1992, hal.
34
31.
Jill Bailey, Mimicry and Camouflage, BLA Publishing
Ltd., England, 1988, hal. 18
32.
Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble
Books, New York, 1992, hal. 109
33.
Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble
Books, New York, 1992, hal. 64
34.
Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble
Books, New York, 1992, hal. 130
35.
Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble
Books, New York, 1992, hal. 129
36.
Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble
Books, New York, 1992, hal. 126
37.
David Attenborough, The Trials of Life, Princeton
University Press, New Jersey, hal. 235
38.
Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble
Books, New York, 1992, hal. 109
39.
David Attenborough, The Life of Birds, Princeton
University Press, New Jersey, 1998, hal. 158
40.
David Attenborough, The Life of Birds, Princeton
University Press, New Jersey, 1998, hal. 158
41.
Ranger Rick, May 1999
42.
Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble
Books, New York, 1992, hal. 55
43.
National Geographic, October 1989, hal. 518
44.
The Guinnes Enyclopedia of Living World, 1992, hal.
167
45.
Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble
Books, New York, 1992, hal. 56
46.
Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble
Books, New York, 1992, hal. 122
47.
Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble
Books, New York, 1992, hal. 62
48.
Karl Roessler, Coral Kingdoms, Harry N. Abrams, Inc.,
Publishers, 1986, hal. 44
49.
National Geographic, December 1996, hal. 118-120
50.
Karl Roessler, Coral Kingdoms, Harry N. Abrams, Inc.,
Publishers, 1986, hal. 125
51.
Solomon, Berg, Martin, Villie, Biology, Saunders
College Publishing, 1993, hal. 192-193
52.
Temel Britannica Ansiklopedisi, Vol. 7, hal. 16
53.
Franklyn Branley, Color, From Rainbows to Lasers,
Thomas Y. Crowell Comp., New York, hal. 37
54.
Franklyn Branley, Color, From Rainbows to Lasers,
Thomas Y. Crowell Comp., New York, hal. 38
55.
Francis Darwin, Life and Letters,Vol.II, hal. 275
56.
Francis Darwin, Life and Letters,Vol.II, hal. 305
57.
J. Hawkes, Nine Tentalizing Mysteries of Nature, New
York Times Magazine, 1957, hal. 33
58.
Cemal Yildirim, Evrim Kurami ve Bagnazlik (The Theory
of Evolution and Bigotry), Bilgi Yayinevi, January 1989, hal. 108
59.
Taskin Tuna, Uzayin Ötesi (Beyond Space), hal. 194
60.
Treaties Concerning the Principle of Human Knowledge,
1710, Works of George Berkeley, vol.1, ed. A. Fraser, Oxford, 1871
61.
Macit Gökberk, Felsefe Tarihi (History of Philosophy),
hal. 263