Senin, 24 Juni 2013

SENI ILAHI





Harun Yahya



<Bismillahirrahmaanirrahiim>

<Muhammad rasulullah>

Hak cipta © Harun Yahya 2000 CE
Diterbitkan pertama kali oleh by Vural Yayincilik, Istanbul, Turki, November 1999

Cetakan pertama edisi Indonesia 2001

Diterbitkan oleh:
As-syamil
Indonesia

Website: http://www.harunyahya.com/indo/
E-Mail: info@harunyahya.com

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang.
Dilarang memperbanyak, menyimpan dalam alat penyimpan dan pengambil informasi atau menyebarkan sebagian atau seluruh bagian buku ini dalam bentuk apa pun atau dengan cara apapun baik secara elektronik, mekanik, fotokopi, rekaman, dan cara lainnya tanpa izin tertulis dari pengarang/ penerbit.

Oleh Harun Yahya
Diterjemahkan oleh Tatacipta Dirgantara

Katalog buku ini dapat diperoleh dari Perpustakaan Nasional


Website: http://www.harunyahya.com/indo/

Daftar isi

Pendahuluan: Dunia yang beraneka warna

Apa yang dimaksud dengan warna? Bagaimana warna dibuat?

Desain dalam warna-warni

Pigmen: molekul-molekul penghasil warna

Bahasa dari warna-warna

Keselarasan dan simetri: suatu topik yang tak dapat dijelaskan oleh evolusi:

Kesimpulan

Rahasia diluar zat

TENTANG PENULIS


Dengan menggunakan nama pena HARUN YAHYA, penulis telah menerbitkan berbagai buku yang berhubungan dengan isu-isu politik dan keimanan. Bagian penting dari karya-karyanya menguraikan tentang pandangan dunia materialistik dan akibatnya pada sejarah dunia dan politik. (Nama pena ini diambil dari 'Harun' dan 'Yahya', untuk mengenang kemuliaan dua orang Nabi yang berjuang melawan kekafiran)
Termasuk dalam karya-karyanya antara lain: The ‘Secret Hand' in Bosnia, The Holocaust Hoax, Behind the Scenes of Terrorism, Israel's Kurdish Card, A National Strategy for Turkey, Solution: The Morals of the Qur'an, Darwin's Antagonism Against the Turks, The Evolution Deceit, Perished Nations, The Golden Age, The Art of Colour by Allah, The Truth of the Life of This World, Confessions of Evolutionists, The Blunders of Evolutionists, The Dark Magic of Darwinism, The Religion of Darwinism, The Qur'an Leads the Way to Science, The Real Origin of Life, Miracles of the Qur'an, The Design in Nature, Self-Sacrifice and Intelligent Behaviour Models in Animals, Eternity Has Already Begun, Children Darwin Was Lying!, The End of Darwinism, The Creation of the Universe, Deep Thinking, Timelessness and the Reality of Fate, Never Plead Ignorance, The Miracle of the Atom, The Miracle in the Cell, The Miracle of the Immune System, The Miracle in the Eye, The Creation Miracle in Plants, The Miracle in the Spider, The Miracle in the Ant, The Miracle in the Gnat, The Miracle in the Honeybee.
Di antara booklet-bookletnya adalah The Mystery of the Atom, The Collapse of the Theory of Evolution: The Fact of Creation, The Collapse of Materialism, The End of Materialism, The Blunders of Evolutionists 1, The Blunders of Evolutionists 2, The Microbiological Collapse of Evolution, The Fact of Creation, The Collapse of the Theory of Evolution in 20 Questions, The Biggest Deception in the History of Biology: Darwinism.
Karya-karya penulis lainnya mengenai topik-topik Qur'ani antara lain: Ever Thought About the Truth?, Devoted to Allah, Abandoning the Society of Ignorance, Paradise, The Theory of Evolution, The Moral Values of the Qur'an, Knowledge of the Qur'an, Qur'an Index, Emigrating for the Cause of Allah, The Character of Hypocrites in the Qur'an, The Secrets of the Hypocrite, The Names of Allah, Communicating the Message and Disputing in the Qur'an, The Basic Concepts in the Qur'an, Answers from the Qur'an, Death Resurrection Hell, The Struggle of the Messengers, The Avowed Enemy of Man: Satan, Idolatry, The Religion of the Ignorant, The Arrogance of Satan, Prayer in the Qur'an, The Importance of Conscience in the Qur'an, The Day of Resurrection, Never Forget, Disregarded Judgements of the Qur'an, Human Characters in the Society of Ignorance, The Importance of Patience in the Qur'an, General Information from the Qur'an, Quick Grasp of Faith 1-2-3, The Crude Reasoning of Disbelief, The Mature Faith, Before You Regret, Our Messengers Say, The Mercy of Believers, The Fear of Allah, The Nightmare of Disbelief, Prophet Isa Will Come, Beauties Presented by the Qur'an for Life, The Iniquity Called "Mockery", The Secret of the Test, The True Wisdom According to the Qur'an, The Struggle with the Religion of Irreligion, The School of Yusuf, The Alliance of the Good, Slanders Against Muslims Throughout History, The Importance of Following Good Word, Why Do You Deceive Yourself?, Bouquet of the Beauties of Allah 1-2-3-4.


CATATAN BAGI PARA PEMBACA

Alasan tentang mengapa dibuatnya satu bab khusus yang membahas runtuhnya teori evolusi adalah karena teori ini mengandung dasar dari falsafah-falsafah yang anti spiritual. Sejak ajaran Darwinisme menolak fakta tentang adanya penciptaan, dan dengan demikian menolak keberadaan Allah, selama 140 tahun terakhir hal ini telah menyebabkan banyak orang meninggalkan keimanannya dan menjadi penuh keraguan. Oleh karena itu adalah tugas yang penting untuk menunjukkan bahwa teori ini hanyalah suatu tipuan belaka, yang sangat berhubungan dengan agama. Tidak bisa tidak, tugas penting ini harus disebarkan kepada semua orang. Sebagian pembaca kami hanya mempunyai kesempatan untuk membaca hanya satu dari buku-buku kami. Oleh karena itu, kami pikir tepat sekali jika disisihkan satu bab untuk suatu rangkuman tentang masalah ini.
Hal lain yang perlu ditekankan adalah yang berhubungan dengan isi buku ini. Dalam semua buku yang dibuat oleh penulis, masalah-masalah yang berhubungan dengan keimanan disampaikan di bawah limpahan cahaya ayat-ayat Al Qur'an dan pembaca diharapkan untuk mempelajari kalimat-kalimat Allah dan hidup berdasarkan ajarannya. Semua materi yang menyangkut ayat-ayat Allah dijelaskan sedemikian rupa sehingga tidak ada lagi ruang bagi keraguan atau tanda tanya dalam pikiran pembaca. Gaya bahasa yang tulus, apa adanya dan fasih sengaja dipilih untuk menjamin agar semua orang pada semua lapisan usia dan semua kelompok sosial dapat mengerti buku-buku ini dengan mudah. Uraian-uraian yang efektif dan jelas ini membuat buku-buku ini cocok untuk menjadi bacaan ringan. Bahkan orang-orang yang sangat keras menentang spiritualitas terpengaruh juga oleh fakta-fakta yang disajikan dalam buku-buku ini dan tak dapat menyangkal kebenaran isinya.
Buku ini dan karya-karya penulis lainnya dapat dibaca sendirian atau dipelajari dalam diskusi kelompok. Manfaat tambahan jika buku-buku ini dibaca oleh suatu kelompok pembaca yang sama-sama ingin memperoleh keuntungan dari buku ini, adalah bahwa para pembaca dapat menyampaikan renungan dan pengalaman mereka masing-masing kepada yang lainnya.
Selain itu, akan menjadi sebuah pengabdian yang besar bagi agama untuk turut serta dalam memperkenalkan dan membaca buku-buku ini, yang ditulis hanya semata-mata untuk memperoleh ridla Allah swt. Buku-buku penulis seluruhnya ditulis dengan sangat meyakinkan. Oleh karena itu, jika seseorang ingin menyampaikan ajaran agama kepada orang lain, salah satu cara yang paling efektif adalah dengan menganjurkan mereka untuk membaca buku-buku ini.
Ada alasan-alasan kuat kenapa resensi buku-buku penulis yang lain ditambahkan pada akhir buku ini. Dengan melihatnya, pembaca yang mempunyai buku ini akan tahu bahwa masih banyak buku-buku lain yang kualitasnya sama dengan buku ini, dan yang kami harap akan juga dapat dinikmati oleh pembaca. Pembaca akan menemukan sumber bahan-bahan yang kaya akan isu-isu yang berhubungan dengan keimanan, yang dapat dipergunakan oleh pembaca.
Dalam buku-buku ini, anda tidak akan menemukan, seperti pada buku-buku lain, pandangan pribadi penulis, penjelasan-penjelasan yang berdasarkan sumber-sumber yang meragukan, gaya yang tidak memperhatikan rasa hormat dan takzim kepada masalah-masalah yang suci, tidak pula laporan-laporan yang sia-sia, menimbulkan keraguan dan pesimistik yang menimbulkan penyimpangan-penyimpangan di dalam hati.


PENDAHULUAN: DUNIA YANG BERANEKA WARNA

Pernahkah terpikir oleh anda seperti apa jadinya hidup dalam sebuah dunia tanpa warna? Bebaskanlah diri anda sejenak dari pengalaman anda, lupakan semua yang pernah dipelajari dan mulailah gunakan imajinasi anda. Cobalah untuk membayangkan badan anda, orang-orang disekitar anda, lautan, langit, pohon-pohon, bunga-bunga, semuanya berwarna hitam. Bayangkan bahwa tak ada warna di sekeliling kita. Coba pikirkan apa yang akan anda rasakan jika orang, kucing-kucing, anjing-anjing, burung-burung, kupu-kupu, dan buah-buahan tidak berwarna sama sekali. Anda pasti tidak mau hidup di dunia seperti itu, bukan?
Sebagian besar orang mungkin tidak pernah berpikir tentang betapa beraneka warnanya dunia tempat hidup mereka atau bertanya-tanya dalam hati bagaimana warna yang beraneka ragam itu ada di bumi ini. Mungkin mereka juga tidak pernah berpikir seperti apa jadinya jika ada sebuah dunia tanpa warna. Hal ini disebabkan karena setiap orang yang dapat melihat dilahirkan ke dalam dunia yang penuh warna. Walaupun demikian, sebuah model dunia yang hitam putih, tanpa warna, bukanlah sesuatu hal yang tidak mungkin terjadi. Sebaliknya, hal yang sangat mengagumkan adalah kehidupan kita yang berada dalam suatu dunia yang benderang, dan penuh warna-warni. (Dalam bab-bab selanjutnya, kami akan mendiskusikan secara rinci kenapa adanya dunia yang penuh warna-warni ini menjadi demikian mengagumkan).
Sebuah dunia tanpa warna biasanya dianggap hanya mempunyai warna hitam, putih dan nuansa warna abu-abu. Akan tetapi sebenarnya hitam, putih dan nuansa abu-abu adalah warna-warna juga. Dengan demikian, sulit sekali membayangkan ketiadaan warna. Untuk menjelaskan ketiadaan warna, seseorang selalu merasa perlu untuk menyebut sebuah warna. Orang mencoba menjelaskan ketiadaan warna dengan pernyataan-pernyataan seperti "saat itu tidak ada warna, gelap sama sekali", "tak ada warna di wajahnya, putih sama sekali". Sebenarnya, itu semua bukanlah penjelasan tentang ketiadaan warna, tapi itu hanyalah sebuah dunia yang hitam putih.
Cobalah, hanya untuk sedetik, untuk membayangkan bahwa tiba-tiba saja semua zat kehilangan warnanya. Dalam keadaan demikian, semua akan bercampur dengan hal lainnya dan akan menjadi tidak mungkin untuk membedakan suatu objek dengan lainnya. Tidaklah mungkin untuk melihat, misalnya, sebuah jeruk berwarna oranye, strawberi merah atau bunga-bunga aneka warna yang ada di atas sebuah meja kayu berwarna coklat, karena jeruk itu tidak berwarna oranye, meja itu tidak coklat, dan tidaklah juga strawberi itu berwarna merah. Betapa tidak nyamannya bagi seseorang untuk hidup, walaupun hanya untuk sesaat, dalam dunia tanpa warna seperti itu, yang bahkan juga sulit untuk dijelaskan.

Warna memiliki peranan penting dalam komunikasi manusia dengan dunia luar, dalam memfungsikan ingatannya dengan benar, dan dalam memenuhi fungsi-fungsi belajar dari otaknya. Hal ini disebabkan karena manusia dapat memperoleh hubungan-hubungan yang tepat antara kejadian-kejadian dan tempat-tempat, orang-orang dan benda-benda hanya dari bentuk, tampak luar dan warna-warna mereka. Pendengaran atau rabaan saja tidak cukup untuk mendefinisikan objek-objek. Bagi manusia, dunia luar hanya dapat berarti jika hal ini dilihat secara keseluruhan dengan warna-warnanya.
Kemampuan untuk mengenali berbagai objek dan lingkungan sekeliling kita bukanlah satu-satunya keuntungan adanya keanekaragaman warna. Keselarasan warna yang sempurna di alam semesta memberi kenikmatan yang sangat besar bagi jiwa manusia. Untuk dapat melihat keselarasan ini dari setiap detailnya, manusia telah dilengkapi dengan sepasang mata, yang rancangannya sangat istimewa. Dalam dunia makhluk hidup, mata manusia adalah yang paling fungsional dan dapat merasakan warna-warni dalam detail yang sekecil-kecilnya, sedemikian rupa sehingga mata manusia sensitif untuk berjuta-juta warna. 1. Jelaslah bahwa alat pelihat manusia yang bekerja sedemikian sempurnanya telah dirancang khusus untuk dapat melihat dunia yang penuh warna.
Satu-satunya makhluk di bumi yang dapat mengerti adanya suatu keteraturan di alam semesta hanyalah manusia karena ia mempunyai kemampuan untuk berfikir dan menimbang. Dengan demikian, berdasarkan apa yang telah diuraikan terdahulu, kita dapat menyimpulkan hal-hal sebagai berikut:
Setiap detail, pola dan warna di langit dan di bumi telah diciptakan bagi manusia untuk mengakui dan dengan demikian menghargai keteraturan ini dan memikirkannya. Warna-warni di alam telah diatur sedemikian rupa agar menarik bagi jiwa manusia. Keselarasan dan kesimetrisan sempurna yang umum terdapat pada warna, baik dalam dunia makhluk hidup maupun benda mati. Hal ini tentu saja membangkitkan pertanyaan-pertanyaan dalam pikiran seseorang yang suka merenung, seperti misalnya:
Apa yang membuat bumi itu demikian beraneka warna? Bagaimana warna-warna itu, yang membuat dunia kita sangat indah, dapat terjadi? Siapa yang merancang keanekaragaman warna dan keselarasan diantara warna-warna tersebut?
Mungkinkah dapat dikatakan bahwa segala yang ada itu muncul begitu saja oleh perubahan-perubahan tak terarah yang terjadi karena suatu rantai rangkaian kebetulan belaka?
Dapat dipastikan, tak ada yang akan menyatakan kemustahilan seperti itu. Kebetulan-kebetulan tak terkontrol tidak dapat menciptakan apapun, apalagi jutaan warna-warni. Cobalah amati sayap seekor kupu-kupu atau berbagai bunga yang beraneka warna, yang masing-masing bagaikan suatu keajaiban seni. Jelaslah tidak mungkin bagi akal sehat untuk menghubungkan semua hal ini dengan suatu proses-proses yang tidak disengaja.

Agar dapat diperoleh pengertian yang lebih baik tentang fakta ini, marilah kita mengambil sebuah contoh. Saat seseorang melihat sebuah lukisan menggambarkan pohon-pohon dan bunga-bunga di alam, ia tak akan berkata, atau bahkan hanya untuk berfikir bahwa keselarasan warna, keteraturan pola dan desain yang disengaja dalam lukisan ini dapat muncul begitu saja karena kebetulan. Jika seseorang datang dan berkata, "kotak-kotak cat itu terguling ditiup angin, lalu catnya tercampur, dan dengan pengaruh hujan dll., and setelah melalui waktu yang lama, lukisan indah ini terbentuk", pastilah tak ada orang yang percaya. Ada suatu hal yang sangat menarik disini. Meskipun tak ada seorangpun yang akan menyatakan sesuatu yang tak masuk akal seperti itu, namun begitu beberapa orang dapat menegaskan bahwa warna dan simetri sempurna di alam muncul melalui proses-proses tak disengaja seperti itu. Demikianlah, untuk menjelaskan masalah ini, evolusionis menyatakan, dengan didukung berbagai argumen, bahwa ini adalah hasil dari suatu kebetulan dan mereka menghasilkan berbagai riset. Mereka tidak sungkan-sungkan untuk mengeluarkan peryataan-peryataan tak berdasar dalam masalah ini.
Ini adalah kebutaan yang nyata, dan dengannya akan sulit untuk mencapai kesepakatan. Namun, seseorang yang bisa lolos dari kebutaan ini dengan menggunakan pemikirannya, akan mengerti bahwa ia sebenarnya hidup di dalam suatu lingkungan yang penuh keajaiban di bumi. Ia juga akan sepenuhnya mengakui bahwa suatu lingkungan demikian yang dilengkapi dengan kondisi yang paling tepat untuk kelestarian hidup manusia tidak mungkin terjadi begitu saja karena kebetulan.
Seperti orang yang berfikir, begitu melihat lukisan, ia langsung mengakui bahwa lukisan ini ada pelukisnya, ia juga akan mengerti bahwa lingkungan sekelilingnya yang berwarna-warni, penuh keselarasan dan demikian indahnya pasti juga ada penciptanya.
Pencipta ini adalah Allah, Yang tak bersekutu dalam penciptaan, Yang menciptakan segala sesuatu dengan penuh keselarasan, dan yang menempatkan kita di dunia ini dengan dilimpahi banyak sekali yang indah-indah, dan dihiasi dengan jutaan warna. Semua yang Allah ciptakan ada dalam keselarasan yang sempurna dengan yang lainnya. Allah menggambarkan dalam Al Qur'an keunikan dari rasa seni-Nya dalam penciptaan sebagai berikut:

"Dialah yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat cacat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat ada kekurangan? Kemudian pandanglah sekali lagi, niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah." (Surat Al Mulk: 3-4)


APA YANG DIMAKSUD DENGAN WARNA? BAGAIMANA WARNA DIBUAT?

Beberapa detail memiliki tempat yang penting dalam pikiran-pikiran manusia dan hal itu tak akan pernah berubah. Mari kita mulai dengan pohon-pohon, yang sangat kita kenal. Kemungkinan besar, warna pohon-pohon itu hijau atau berbagai corak warna hijau. Kita juga tahu bahwa pada musim gugur, dedaunan berubah warna. Mirip dengan itu, langit berwarna biru, nuansa abu-abu saat mendung atau kuning dan merah saat matahari terbit dan terbenam. Warna-warna buah tak pernah berubah; buah aprikot dan buah cerry yang kaya dan beraneka warna telah tertentu warnanya, dan selalu kita kenal. Setiap makhluk hidup dan setiap objek yang dipegang dibawah cahaya memiliki warna. Perhatikan baik-baik berbagai benda di sekeliling anda. Apa yang anda lihat? Meja, kursi, pepohonan yang terlihat dari jendela, langit, dinding rumah, wajah-wajah orang lain disekeliling anda, buah yang anda makan, buku yang anda baca saat ini… Masing-masing mempunyai warna yang berbeda. Pernahkah anda pikir bagaimana seluruh warna-warni ini dibentuk dan ditata?
Mari secara umum kita teliti apa yang diperlukan untuk pembentukan warna-warni yang memainkan peranan penting dalam kehidupan (Hal-hal ini akan didiskusikan dengan detail kemudian). Untuk pembentukan sebuah warna, misalnya, merah atau hijau, setiap proses berikut ini harus terjadi dan, lebih penting lagi, harus benar urutannya.
1.                       Kondisi pertama yang diperlukan untuk pembentukan warna adalah adanya cahaya. Dalam hal ini, ada baiknya untuk mulai dengan memperhatikan sifat-sifat cahaya yang datang dari matahari. Untuk pembentukan warna-warna, cahaya yang datang dari matahari harus memiliki panjang gelombang tertentu untuk menghasilkan warna-warna. Bagian cahaya ini, yang dikenal sebagai "cahaya tampak", dibandingkan dengan semua cahaya lain yang dipancarkan oleh matahari adalah satu berbanding 1025. Ini hampir tak dapat dipercaya, hanya sebagian kecil sekali dari cahaya matahari yang diperlukan untuk pembentukan warna-warna mencapai bumi.
2.                       Sesungguhnya, sebagian besar sinar matahari yang disebarkan oleh matahari ke seluruh jagat raya mengandung beberapa karakteristik yang dapat merusak mata. Untuk itu, cahaya yang tiba ke bumi harus dalam suatu bentuk tertentu yang dapat dengan mudah dirasakan oleh mata dan tidak menyakitinya. Untuk itu, sinar-sinar ini harus melewati suatu penyaring. Penyaring raksasa ini adalah "atmosfir" yang meliputi bumi.
3.                       Cahaya yang melewati atmosfir tersebar di seluruh muka bumi, dan saat menumbuk objek-objek yang ditemuinya, cahaya ini dipantulkan. Objek-objek tempat jatuhnya cahaya harus merupakan jenis yang tidak menyerap cahaya tetapi memantulkannya. Dengan kata lain, kualitas struktur objek-objek harus juga selaras dengan cahaya yang mencapai bumi agar warna dapat terbentuk. Kondisi ini juga dipenuhi dan gelombang cahaya baru dipantulkan dari objek-objek tempat menumbuknya cahaya yang datang dari matahari.
4.                       Langkah pokok lain dalam proses pembentukan warna adalah perlunya indera yang dapat menerima gelombang cahaya, yang tidak lain adalah mata. Adalah hal yang sangat pokok bahwa gelombang cahaya juga selaras dengan organ-organ penglihatan.
5.                       Sinar yang datang dari matahari harus melewati lensa-lensa dan lapisan-lapisan mata dan kemudian diubah menjadi impuls-impuls syaraf di retina. Sinyal-sinyal ini kemudian harus diangkut ke pusat penglihatan pada otak, yang bertugas mengolah indera penglihatan.
6.                       Ada satu langkah terakhir yang harus dipenuhi agar kita dapat 'melihat' warna. Tahap akhir dalam pembentukan warna-warna adalah penafsiran sinyal-sinyal listrik, yang masuk ke pusat penglihatan otak, sebagai "warna" oleh sel-sel syaraf yang sangat khusus yang terdapat di sana.


Maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun ? (Q.S. Qaaf: 6)


Seperti telah terlihat, untuk pembentukan sebuah warna, diperlukan suatu urutan proses-proses yang sangat detail dan saling tergantung satu sama lain.
Dari semua infomasi yang kita miliki tentang warna, terlihat bahwa setiap proses yang terjadi selama pembentukan warna diatur dalam suatu kesetimbangan yang rumit. Tanpa adanya kesetimbangan ini, tidak bisa tidak, kita akan berada dalam suatu dunia gelap yang kabur, bukannya ada dalam dunia penuh warna-warni yang jelas, dan bahkan mungkin akan kehilangan kemampuan untuk melihat. Anggaplah diantara hal-hal tersebut di atas, ada satu – sel-sel syaraf yang merasakan sinyal-sinyal listrik yang dibangkitkan oleh retina – tidak ada. Cahaya matahari menjadi berada di luar spektrum tampak, selain itu juga bagian-bagian mata yang lain tidak akan berfungsi secara utuh, dan juga keberadaan atmosfir tidaklah akan cukup dan dapat menggantikan kekurangan ini.


Peran Retina dalam Melihat

Marilah kita selidiki retina lebih dekat dan lebih detail. Anggaplah bahwa zat pewarna bernama "rhodopsin", yang bekerja pada retina, tidak ada. Rhodopsin adalah zat yang berhenti berfungsi saat cahaya terang benderang tetapi berfungsi kembali dalam kegelapan. Mata tak dapat melihat dengan jelas saat cahaya remang-remang kecuali jika sejumlah tertentu rhodopsin dihasilkan pada mata. Fungsi rhodopsin adalah untuk meningkatkan efisiensi dan dengannya mata membangkitkan impuls syaraf dari cahaya yang remang-remang. Zat ini dihasilkan sebanyak kebutuhan, tepat pada saat zat ini diperlukan. Saat kesetimbangan rhodopsin dapat terpelihara, citra-citra menjadi jelas. Apa yang akan terjadi jika rhodopsin, yang sangat berpengaruh dapat proses penglihatan, tidak ada? Jika hal itu terjadi, orang
Rod = batang
Bipolar cell = sel bipolar
Ganglion cell = sel ganglion
Cone = kerucut
The surface of the retina = permukaan retina
Sclera =
Lens = lensa
Cornea = kornea
Iris=selaput pelangi
Frontal cavity =
Pupil = pupil
First focusing at the cornea = Pemfokusan pertama pada kornea
Frontal cavity =
Vitreous chamber =
Centre regulated by lenses =
Image centred on macula = citra terpusat pada macula
Optic nerve = syaraf penglihatan
Sclera =
Blind spot =
Retina =
<Struktur umum lapisan retina dan bahan rhodopsin>
hanya mampu melihat dibawah cahaya terang.2 Dengan demikian terbukti bahwa ada sistem yang sempurna dalam mata, yang telah dirancang sampai dengan detail yang sekecil-kecilnya.
Lalu, karya seni siapakah sistem ini, yang menyelamatkan kita dari kegelapan dan menyajikan sebuah dunia penuh warna kepada kita?
Setiap tahap yang telah disebutkan sejauh ini meliputi suatu rangkaian proses-proses, yang memerlukan adanya kebijaksanaan, keinginan dan kekuasaan saat mereka diciptakan. Jelaslah bahwa tidak mungkin suatu rantai dari proses-proses yang hadir dalam keselarasan seperti ini terbentuk secara kebetulan. Juga tidaklah mungkin suatu sistem seperti ini terbentuk dengan berlalunya waktu. Hasilnya tak akan berubah sama sekali jika jutaan atau bahkan milyaran tahun dibiarkan berlalu. Sistem-sistem yang menghasilkan suatu dunia yang beraneka warna tidak akan pernah muncul secara kebetulan. Sistem-sistem sempurna seperti itu hanya dapat muncul sebagai hasil dari desain khusus, atau dengan kata lain mereka diciptakan. Allah memiliki cita rasa seni abadi dan kebijaksanaan yang meliputi seluruh jagat raya. Contoh-contoh dari cita rasa seni Ilahi dalam penciptaan yang tiada taranya tersebar di seluruh bagian jagat raya. Desain unik yang jelas terlihat dalam pembentukan warna pastilah juga hasil ciptaan Allah yang tak bersekutu. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

"Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya: "Jadilah". Lalu jadilah ia." (Al-Baqarah: 117)


DESAIN DALAM WARNA-WARNI

<Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus-menerus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi (Q.S. Al-Baqarah:255)>

Warna adalah suatu konsep yang membantu kita mengenali sifat-sifat berbagai objek dan mendefinisikannya dengan lebih tepat. Jika kita pikirkan tentang warna objek-objek di sekeliling kita, dengan mudah dapat kita lihat betapa beranekawarnanya keadaan sekeliling kita. Segala sesuatu, baik yang hidup atau pun yang mati, memiliki warna. Makhluk hidup dari satu spesies memiliki warna tertentu yang sama disemua tempat di dunia. Kemana pun anda pergi, daging buah semangka selalu berwarna merah, buah kiwi selalu hijau, lautan selalu bernuansa warna kebiruan dan kehijauan, salju putih, lemon kuning, warna gajah akan sama di mana-mana di seluruh dunia seperti halnya warna pepohonan. Warna-warna itu tidak akan berubah. Ini juga berlaku untuk warna-warna buatan. Kemana pun anda pergi di muka bumi ini, kalau anda mencampur merah dan kuning, akan diperoleh warna oranye, atau jika hitam dicampur dengan putih anda akan memperoleh warna abu-abu. Hasilnya akan selalu sama.
Sampai titik ini, mungkin akan ada gunanya untuk berfikir dengan cara lain. Pertama, mari kita berfikir dengan mengajukan pertanyaan tentang bagaimana warna pada berbagai objek dibuat. Kita dapat menjelaskannya dengan sebuah contoh. Bayangkan anda sedang melangkah memasuki toko dan melihat kain dengan berbagai desain dan model, dengan warna-warni yang selaras satu sama lainnya. Tentu saja, kain-kain itu tidak hadir begitu saja; seseorang secara sadar menggambar rancangannya, menentukan warna-warnanya, mencelup kain itu beberapa kali, dan setelah beberapa tahap antara, mereka memajangnya di toko itu. Singkatnya, kehadiran kain-kain ini tergantung kepada orang yang merancang dan memproduksinya. Saat anda melihatnya, tak akan anda katakan bahwa kain-kain itu ada disana secara tidak sengaja, atau bahwa desain-desain kain itu diperoleh secara kebetulan sebagai akibat dari cat-cat yang tumpah di atas kain itu. Sesungguhnya, tak ada seorangpun yang berakal sehat akan menyatakan hal seperti itu. Sesungguhnya, ada sebuah Kehendak sadar yang menyajikan kepada kita pemandangan yang kita lihat di alam sepanjang waktu: kupu-kupu, bunga-bunga, tempat-tempat aneka warna di dasar laut, pepohonan, dan awan, dan lain-lain, seperti halnya kain-kain itu disajikan kepada kita. Keanekaragaman di jagat raya adalah konsekuensi dari rancangan khusus. Rancangan ini diwujudkan dalan setiap tahapan mulai dari pembentukan sinar sampai sinar itu menjadi suatu citra warna-warni di otak kita. Inilah satu bukti terkuat adanya seorang Pemilik, yang tidak lain, Perancang rancangan warna-warni. Pastilah, Allah, Yang memiliki kebijaksanaan dan kekuasaan yang tidak terhingga keunggulannya untuk mencipta, menciptakan semua warna dan desain di jagat raya yang dikagumi semua orang.

Tahap-tahap pembentukan warna telah diuraikan sebelumnya. Dalam bab ini, rancangan unggul yang jelas terlihat dalam warna akan diselidiki di bawah judul-judul terpisah berdasarkan urutan perjalanan dari cahaya ke mata dan otak.

1. Cahaya, Kehidupan dan Warna
Matahari hanyalah salah satu dari milyaran bintang-bintang berukuran sedang yang ada di jagat raya. Yang menjadikan matahari bintang terpenting di jagat raya bagi kita adalah ukurannya, hubungannya dengan planet-planet yang bergerak mengelilinginya dan sinar tertentu yang dipancarkannya. Kalau saja ada salah satu karakteristik matahari yang berbeda dari kondisi saat ini, niscaya tidak akan ada kehidupan di bumi. Sesungguhnya, matahari memiliki kondisi yang ideal bagi kehidupan untuk muncul dan tetap berlangsung di muka bumi.3 Inilah sebabnya kenapa para ilmuwan menyebut matahari sebagai "sumber kehidupan" di bumi.
Cahaya matahari adalah satu-satunya sumber panas, yang memanasi bumi dengan cara yang paling tepat, dan cahayanya membantu tumbuh-tumbuhan dalam melakukan fotosintesis. Telah lazim diketahui bahwa panas dan fotosintesis sangat penting bagi kehidupan. Selain itu juga, keberadaan siang hari dan dunia yang penuh warna tergantung kepada sinar yang dipancarkan dari matahari. Dalam


hal ini, muncul pertanyaan dalam pikiran tentang bagaimana sinar-sinar ini, sumber energi utama untuk bumi, bisa ada. Jelaslah bahwa sinar-sinar ini, yang merupakan kunci kehidupan di bumi, bermanfaat untuk tujuan-tujuan penting tersebut, dan pada saat yang sama, memiliki semua karakteristik untuk hal itu, tak dapat dihubungkan dengan suatu kebetulan. Alasan untuk hal ini akan dapat dipahami dengan lebih baik jika struktur cahaya ini di teliti.
Energi yang dipancarkan oleh bintang-bintang bergerak dalam gelombang melalui suatu ruang hampa. Serupa dengan itu, cahaya dan panas juga dipancarkan oleh matahari, yang juga adalah sebuah bintang, sebagai energi dalam bentuk gelombang. Pergerakan energi yang dipancarkan bintang-bintang ini dapat dibandingkan dengan gelombang yang disebabkan oleh sebuah batu yang dilempar ke air danau. Sebagaimana halnya gelombang-gelombang di danau yang mempunyai panjang yang berbeda, demikian pula panas dan cahaya mempunyai panjang gelombang yang berbeda saat mereka menyebar.
Pada titik ini, mungkin ada gunanya untuk memberikan beberapa informasi tentang cahaya dengan panjang gelombang berbeda di jagat raya. Bintang-bintang dan sumber-sumber cahaya lain di jagat raya tidak memancarkan cahaya yang sama jenisnya. Sinar-sinar yang berbeda ini dapat dikelompokkan menurut panjang gelombang dan frekuensinya. Perbedaan panjang-panjang gelombang ini berada pada sebaran yang sangat luas. Sebagai contoh, panjang gelombang terpendek berukuran 1025 kali lebih kecil dibandingkan panjang gelombang yang terpanjang (1025 adalah angka yang sangat besar, terdiri dari angka 1 diikuti 25 angka nol dibelakangnya)4
Dalam seluruh spektrum, seluruh sinar yang dipancarkan oleh matahari dimampatkan ke dalam interval yang sangat pendek. 70% dari berbagai panjang gelombang yang dipancarkan matahari berada dalam suatu interval sempit, di antara 0.3 mikron sampai 1.50 mikron. (Satu mikron sama dengan 10-6 m) Dengan menyelidiki mengapa sinar matahari terbatas pada interval sempit seperti itu, kita sampai pada suatu kesimpulan menarik: sinar-sinar yang memungkinkan adanya kehidupan, dan warna, di bumi hanyalah sinar-sinar yang ada pada interval ini.
Fisikawan Inggris Ian Campbell, yang mendefinisikan desain luar biasa ini sebagai "sangat mengagumkan" dalam bukunya "The Energy and Atmosphere", menyinggung masalah ini:
"Bahwa radiasi dari matahari (dan dari banyak rangkaian bintang-bintang) harus terpusat ke dalam berkas spektrum elektromagnetik yang sangat kecil, yang menyediakan secara tepat radiasi yang diperlukan untuk menjaga kelangsungan kehidupan di bumi, adalah sangat kebetulan."5
Bagian yang lebih besar dari daerah kecil radiasi yang dipancarkan oleh matahari dari spektrum elektromagnetik, suatu spektrum dengan suatu lebar tempat panjang gelombang terpanjangnya 1025 kali lebih besar dibandingkan yang terpendek, dinamai "cahaya tampak". Sinar-sinar yang terletak di bawah dan di atas interval ini, di sisi lain, mencapai bumi sebagai sinar-sinar infra merah dan ultra violet. Sekarang marilah kita lihat lebih lanjut sifat-sifat dari dua jenis sinar ini.
Sinar-sinar infra merah sampai di bumi dalam bentuk gelombang panas. Sinar-sinar ultra violet yang mengandung energi yang lebih besar, di sisi lain, dapat mempunyai efek yang berbahaya bagi makhluk hidup. Sinar-sinar infra merah melewati atmosfir, dan menyediakan panas, sehingga membuat bumi menjadi tempat yang cocok untuk kehidupan. Sinar ultra violet, pada sisi lain, hanya dapat mencapai bumi dalam laju tertentu. Jika laju ini sedikit lebih besar daripada ukuran saat ini, sinar ini akan merusak jaringan daging makhluk hidup dan menyebabkan kematian masal, sedangkan jika sinar ini sedikit lebih rendah, energi yang diperlukan oleh makhluk hidup tidak akan tercukupi.
Hal-hal tersebut di atas adalah detail-detail yang penting sekali bagi kehidupan. Dari uraian tentang fungsi-fungsi dan kegunaan-kegunaan sinar-sinar yang dipancarkan dari matahari, terlihat adanya keteraturan dan kontrol pada setiap sistem yang ada di dunia. Jelaslah, tidak mungkin sistem seperti ini, kesetimbangan yang rumit yang telah kita dalami secara singkat, dapat terbentuk dengan kebetulan.
Dengan meneliti elemen lain dari sistem yang tanpa cacat ini, sekali lagi kita lihat ketidakmungkinan terjadinya hal ini sebagai konsekuensi dari suatu kebetulan.

2.  Atmosfir: perisai pelindung bumi
Pada halaman-halaman terdahulu, telah disinggung bahwa sebagian sinar matahari berbahaya bagi kehidupan di bumi. Untuk menghindari akibat yang membahayakan ini, diperlukan suatu penyelesaian.

Mari kita berpikir bersama dan mencoba menemukan sebuah penyelesaian masalah ini dengan mengembangkan sistem yang efisien untuk menyaring sinar matahari. Kita juga sebaiknya menyadari fakta bahwa sistem ini haruslah sesuatu yang berfungsi ganda, yang akan melindungi dunia dari efek matahari yang berbahaya, menjamin bahwa sistem ini terpelihara secara permanen, tidak memerlukan pemeliharaan, dan juga mampu mencegah terjadinya beberapa kemungkinan ancaman lain pada bumi ini. Tentulah dalam situasi seperti ini, akan muncul beberapa alternatif penyelesaian. Sampai sejauh ini, diantara solusi-solusi yang dikemukakan, tidak ada yang seefisien dan seserbaguna filter yang saat ini meliputi bumi: atmosfir. Atmosfir bumi telah seratus persen sukses dalam menyaring sinar-sinar berbahaya. Atmosfir telah dirancang khusus oleh Allah untuk melindungi bumi.
Dengan menggunakan lapisan-lapisan khusus atmosfir, sinar matahari yang sampai ke bumi hanyalah sejumlah yang diperlukan karena atmosfir memproses sinar matahari secara spesifik berdasarkan panjang gelombangnya. Atmosfir kita seperti pabrik penyulingan raksasa yang dirancang untuk menyaring sinar-sinar ini. Sistem penyulingan raksasa yang tak ada taranya di bumi ini menjalankan proses-proses ini karena memang telah dirancang secara khusus oleh Allah. Allah telah menyatakan tentang penciptaan langit sebagai berikut (kata Arab 'sama' dapat berarti 'langit (heaven)' atau 'angkasa (skies)'):

"Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi lebih besar daripada penciptaan manusia. Akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui" (Q.S. Al-Mukmin: 57)

Sinar-sinar yang berasal dari matahari cukup spesifik. Sinar-sinar ini perlu memiliki beberapa sifat yang memungkinkannya menembus atmosfir dan mencapai bumi. Demikian juga atmosfir harus memiliki struktur khusus yang memungkinan lewatnya sinar-sinar ini. Jika tidak demikian, baik keberadaan atmosfir maupun ketepatan struktur sinar-sinar itu tidak akan ada gunanya. Karena sifat alami atmosfir yang dapat ditembus sinar, maka sinar-sinar yang berasal dari matahari dapat dengan mudah mencapai bumi. Ada hal penting lain yang perlu disebutkan. Dengan hanya memperbolehkan lewatnya cahaya tampak dan sinar-sinar infra merah dekat yang memang diperlukan untuk hidup, atmosfir mencegah agar seluruh sinar lain yang dapat merusak tidak dapat mencapai bumi. Atmosfir bumi telah berfungsi sebagai "penyaring" yang sangat penting dari sinar-sinar perusak yang berasal dari matahari maupun yang bukan berasal dari matahari, yaitu yang berasal dari luar angkasa.6 Michael Denton, seorang atronomer terkenal, menyatakan:
"Bahkan gas-gas atmosfir sendiri dengan sangat kuat menyerap radiasi elektromagnetik di daerah spektrum tepat di kedua sisi cahaya tampak dan infra merah dekat. Perlu dicatat bahwa dari seluruh daerah radiasi elektromagnetik, dari radio sampai dengan sinar gamma, satu-satunya daerah spektrum yang bisa menembus atmosfir hanyalah berkas yang sedemikian sempit yang meliputi cahaya tampak dan infra merah dekat. Dapat dikatakan bahwa tak ada radiasi sinar gamma, X, ultraviolet, infra merah jauh, dan gelombang mikro yang mencapai permukaan bumi."7
Terlihat jelas bahwa rancangan struktur atmosfir dikembangkan dengan sangat istimewa. Dari suatu spektrum yang lebarnya ditunjukkan dengan angka sebesar 1025, matahari hanya memancarkan sinar-sinar yang berguna bagi kita dan diperlukan untuk sebuah dunia penuh warna, dan atmosfir terutama mengijinkan sinar-sinar yang tidak berbahaya, bahkan berguna, untuk mencapai bumi. Sebagai tambahan, karena sifat-sifat gas-gas yang ada di atmosfir, mata makhluk hidup, yang secara langsung menerima sinar matahari, dapat terlindung dari efek-efek yang berbahaya. Semua ini adalah bukti-bukti bahwa Allah telah menciptakan segala sesuatu sesuai dengan proporsinya.

"Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan (Nya), dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya" (Surat Al-Furqan:2)

3.  Cahaya Menumbuk Benda
Cahaya yang datang dari matahari mencapai bumi dengan kecepatan 300.000 km per detik. Karena kecepatan cahaya itulah, kita selalu melihat sebuah dunia yang penuh dengan warna-warni. Lalu bagaimanakah citra-citra yang tak tersela ini dibuat?
Cahaya mencapai bumi dengan menembus atmosfir pada kecepatan yang luar biasa, dan menumbuk berbagai objek. Saat cahaya menumbuk suatu objek pada kecepatan seperti ini, ia berinteraksi dengan atom-atom objek itu dan memantul pada panjang gelombang yang berbeda yang bersesuaian dengan warna-wani yang berbeda. Dengan cara inilah, buku yang sekarang anda pegang, garis-garisnya, gambar-gambar, pemandangan yang anda lihat saat melihat keluar, pepohonan, gedung-gedung, mobil-mobil, angkasa, burung-burung, kucing-kucing, singkatnya semua yang anda lihat, memantulkan warna-warninya.
Molekul-molekul yang memungkinkan warna-warna ini dipantulkan adalah molekul-molekul pigmen. Warna yang dipantulkan oleh suatu objek tergantung kepada molekul-molekul pigmen yang ada pada objek tersebut. Setiap molekul pigmen mempunyai struktur atom yang berbeda. Nomor-nomor atom maupun jenis dan urutan atom-atom dalam molekul-molekul itu berbeda satu sama lain. Cahaya yang menumbuk pigmen-pigmen yang beraneka-ragam seperti ini kemudian dipantulkan dalam berbagai nuansa warna. Namun demikian, ini saja tidak cukup untuk pembentukan warna. Agar cahaya pantul yang memiliki suatu kualitas warna tertentu yang dapat dirasakan dan dilihat, ia harus mencapai alat pelihat yang mampu menginderanya.

4. Cahaya Datang kepada Mata
Agar sinar-sinar yang dipantulkan objek-objek dapat dilihat sebagai warna, sinar-sinar itu perlu mencapai mata. Keberadaan mata itu sendiri tidaklah cukup. Setelah mencapai mata, sinar-sinar itu harus diubah menjadi sinyal-sinyal syaraf yang mencapai sebuah otak yang bekerja secara selaras dengan mata.
Mari kita pikirkan tentang mata dan otak kita sendiri sebagai contoh yang paling dekat. Mata manusia adalah sebuah struktur yang sangat kompleks yang terdiri atas banyak organ dan bagian-bagian yang berbeda. Warna-warni yang dapat kita lihat dan rasakan adalah hasil dari kegiatan semua bagian-bagian in secara serempak dan selaras. Mata, dengan jaringan-jaringan dan organ-organnya seperti lachrymal glands, cornea, conjuctiva, iris dan pupil, lensa, retina, choroid, otot-otot dan kelopak mata, adalah sistem yang tak ada taranya. Selain itu, dengan jaringan syaraf yang luar biasa yang meyambungkan mata dengan otak, dan daerah penglihatan yang sangat kompleks, mata, secara keseluruhan mempunyai struktur yang sangat khusus, yang keberadaannya tidak dapat dihubungkan dengan suatu kebetulan belaka.
Setelah pengantar singkat tentang mata, marilah kita lihat juga bagaimana terjadinya suatu proses melihat. Sinar yang diterima mata mula-mula melewati kornea, lalu pupil dan lensa-lensa, dan akhirnya mencapai retina.
Penginderaan warna dimulai pada sel-sel kerucut di retina. Ada tiga kelompok sel kerucut utama yang bereaksi sangat kuat terhadap warna-warna tertentu dari cahaya. Sel-sel itu dikelompokkan sebagai sel-sel kerucut biru, hijau dan merah. Warna-warna merah, biru dan hijau, yang membuat sel-sel kerucut itu bereaksi, adalah tiga warna primer yang ada di alam. Dengan rangsangan dari sel-sel kerucut yang sensitif terhadap ketiga warna ini, pada tingkat yang berbeda, muncullah jutaan warna-warni yang berbeda.
Sel-sel kerucut mengubah informasi yang berhubungan dengan warna ini menjadi impuls-impuls syaraf melalui pigmen-pigmen yang terkandung di dalamnya.8 Selanjutnya, sel-sel syaraf yang terhubung dengan sel-sel kerucut ini mengirimkan impuls-impuls syaraf ini ke suatu daerah tertentu dalam otak. Dalam daerah seluas beberapa sentimeter persegi di dalam otak inilah tempat dibentuknya dunia penuh warna yang kita lihat sepanjang hidup kita.

5.      Sebuah Dunia Penuh Warna dalam Otak Kita yang Gelap
Tahap terakhir dalam pembentukan warna terjadi di dalam otak. Seperti telah disebutkan dalam bab sebelum ini, sel-sel syaraf dalam mata mengangkut citra-citra yang telah diubah menjadi impuls-impuls syaraf ke otak dan segala sesuatu yang kita lihat di dunia luar diindera dalam pusat penglihatan otak. Sampai titik ini, kita dihadapkan pada suatu fakta yang menakjubkan: otak adalah segumpal daging yang berada dalam kegelapan. Impuls-impuls syaraf yang datang dari citra yang terbentuk di retina oleh objek-objek, diuraikan di dalam otak, yang dalamnya gelap. Citra dari objek-objek tersebut, dengan warna-warni dan sifat-sifat lainnya, dibentuk sebagai suatu persepsi di pusat penglihatan ini. Bagaimana proses penginderaan ini terjadi dalam segumpal daging lunak seperti itu?
Banyak tanda tanya yang muncul tentang bagaimana warna-warni dirasakan. Chromatists masih belum dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti bagaimana impuls-impuls syaraf dikirimkan ke otak melalui syaraf-syaraf optik dan efek-efek fisiologi seperti apa yang tercipta dalam otak.9 Apa yang mereka tahu hanyalah bahwa penginderaan warna-warna sebagai kenyataan terjadi dalam tubuh kita, yaitu, dalam pusal penglihatan dalam otak kita.10 (Untuk informasi lebih rinci, lihat bab Rahasia Di Luar dari Zat).
Nyatanya, hampir semua proses yang dilakukan di dalam otak belum dapat diuraikan. Penjelasan-penjelasan tentang masalah ini sebagian besar berdasarkan teori-teori. Namun demikian, otak telah melakukan tugasnya dengan sempurna sejak saat manusia pertama kali ada, tepat seperti apa yang dikerjakannya saat ini. Pengalaman tentang dunia tiga dimensi, dengan semua warna-warninya, desain-desain, suara-suara, bau-bauan dan berbagai rasa, yang dialami oleh manusia dalam segumpal daging seberat hampir satu kilogram hanya mungkin karena ciptaan Allah yang sempurna. Semua orang menemukan ciptaan mengagumkan yang tiada taranya ini telah siap berfungsi saat lahir. Manusia tidak dapat mengontrol apapun, baik pembentukan fungsi-fungsinya, tidak juga kesinambungannya, atau pada tahap-tahap lainnya.


PIGMEN: MOLEKUL-MOLEKUL PENGHASIL WARNA


Dalam bab-bab terdahulu, telah disinggung bahwa karena adanya perbedaan sifat-sifat atomik molekul-molekul pigmen, objek-objek memantulkan sinar secara berbeda; dengan demikian, dihasilkan berbagai nuansa warna. Lihatlah sekeliling anda sekali lagi. Warna-warni yang berbeda dalam daerah penglihatan anda menunjukkan keberadaan pigmen-pigmen dalam jumlah yang mirip, kerena warna dari segala sesuatu yang kita lihat di sekeliling kita tergantung kepada pigmen-pigmen yang ada dalam komposisi zat tersebut. Warna hijaunya tanaman, warna kulit, warna-warni binatang, singkatnya semua warna berasal dari karakteristik struktur pigmen yang terkandung dalam objek-objek atau makhluk-makhluk hidup itu.


Apakah yang dimaksud dengan Pigmen?

Pigmen-pigmen, yang ada di dalam mata kita dan di permukaan luar objek-objek, adalah molekul khusus yang menghasilkan warna. Sejumlah energi tertentu diperlukan untuk mengaktifkan molekul-molekul pigmen. Tentu saja, seperti dalam semua tahap lain dalam pembentukan warna, lagi-lagi ada keselarasan yang sempurna antara pgmen-pigmen dan cahaya. "Cahaya yang tak kelihatan" yang mencapai bumi telah dirancang secara khusus untuk molekul-molekul "pigmen" yang dikenal sebagai molekul-molekul warna, dalam makhluk-makhluk hidup.
Lebih jauh lagi, mata manusia juga mempunyai struktur yang sesuai untuk tujuan ini. Alasan tentang kenapa sel-sel struktur yang ada dalam retina mata kita mengindera tiga warna-warna utama - merah, hijau, dan biru - adalah karena molekul-molekul pigmen khusus yang dikandungnya. Tugas paling penting yang dilakukan oleh pigmen-pigmen ini agar kita dapat melihat dunia warna-warni adalah mengubah energi "warna" dari cahaya menjadi impuls-impuls syaraf. Ini berarti bahwa semua yang kita kenal sebagai warna adalah hasil akhir setelah pigmen-pigmen ini mengirimkan panjang gelombang cahaya yang sampai kepadanya ke otak dalam bentuk impuls-impuls syaraf.11
Energi cahaya tampak yang berada pada tingkat yang cocok dengan sejumlah tingkat energi yang diperlukan untuk mengaktifkan molekul-molekul pigmen yang ditemukan di kulit-kulit makhluk hidup, atau dalam sisik, bulu, atau rambut yang membungkus kulit mereka, dan dengan demikian warna-warna mereka terbentuk.
Seperti dapat dilihat, pigmen-pigmen, yang hadir dalam pusat penglihatan dan dalam badan benda hidup, ada dalam keselarasan yang sempurna dengan sistem-sistem badan lainnya. Ketiadaan jenis molekul pigmen tertentu atau keberadaannya dalam jumlah lebih sedikit daripada yang diperlukan dalam pusat penglihatan makhluk hidup menyebabkannya tidak mampu untuk membedakan warna-warna lingkungan sekitarnya.
Pertanyaannya adalah: Bagaimana molekul-molekul khusus ini berkembang dalam kulit makhluk hidup? Kita dapat memberi satu jawaban atas pertanyaan ini dengan menanyakan beberapa pertanyaan lanjutan. Apakah makhluk hidup memperoleh warna-warni ini dengan mengetahui sifat-sifat dari spektrum cahaya khusus yang mencapai bumi, lalu memilih molekul-molekul pigmen khusus berdasarkan hal itu? Tentulah kemungkinan terjadinya kebetulan seperti ini adalah nol. Molekul-molekul spesifik ini telah ditempatkan dalam kulit makhluk hidup melalui rancangan yang dilakukan dengan penuh kesadaran. Jelaslah bahwa makhluk hidup tak dapat melakukan proses seperti itu, tidak juga kebetulan-kebetulan acak akan menghasilkan pembentukan seperti itu. Keselarasan yang dipertanyakan hanya satu, yang hanya dapat terjadi karena Dia Yang Berkehendak telah menciptakannya. Dia yang menjaga agar segala sesuatunya ada dalam keteraturan. Allah telah menciptakan setiap makhluk hidup dengan karakteristik yang sangat canggih dengan kekhasannya masing-masing. Segala sesuatu, benda mati atau makhluk hidup, memiliki pigmen yang cocok baginya. Pigmen-pigmen ini menyerap cahanya secara selektif menurut struktur molekul mereka. Setiap pigmen tidak sama reaksinya terhadap cahaya. Oleh karena itu, pigmen-pigmen ini tak dapat memulai reaksi kimia yang sama dan membentuk warna yang sama.
Kita bisa mengambil chlorophyll, molekul pigmen yang menyebabkan tamanan terlihat berwarna hijau, sebagai contoh. Pigmen-pigmen ini menyerap panjang gelombang tertentu yang datang dari matahari dan memantulkan cahaya dengan panjang gelombang yang cocok dengan warna hijau. Chlorophyll, molekul pigmen pada tanaman, memantulkan foton yang terlihat hijau yang disebabkan oleh panjang gelombangnya. Pada saat yang sama, energi yang mereka terima dari sinar matahari membuat tanaman-tanaman itu mampu menghasilkan karbohidrat, salah satu sumber makanan utama bagi seluruh makhluk hidup.12 Molekul pigmen yang berbeda akan memantulkan warna-warna tertentu pada panjang gelombang tertentu sesuai dengan sifat-sifat molekul mereka sendiri dan dengan demikian menyebabkan reaksi kimia yang berbeda.
Ada banyak jenis pigmen di alam ini. Beberapa contoh kecil sudah cukup untuk menunjukkan bahwa molekul pigmen telah dirancang khusus untuk kehidupan.


Contoh-contoh Jenis-jenis Pigmen
Melanin: Sumber Pelindung Warna

Mata makhluk hidup cukup sensitif terhadap cahaya dan sangat mudah rusak. Namun demikian, kita masih dapat dengan aman menatap matahari dan melihat sekeliling kita, berkat adanya sistem pendukung yang diciptakan Allah secara khusus. Salah satu dari sistem-sistem pendukung ini adalah suatu kelompok molekul pigmen yang ada dalam mata.
Sebagaimana telah banyak diketahui, warna-warna mata makhluk hidup itu berbeda-beda. Yang memberi mata warna-warna itu, lagi-lagi, adalah pigmen. Melanin adalah salah satu dari bahan-bahan pigmen yang ada di dalam mata yang memberi warna pada mata. Pigmen yang sama juga memberi warna pada kulit dan rambut anda. Betapapun, melanin menyediakan lebih dari sekedar warna. Para peneliti percaya bahwa melanin, yang terdapat pada mata, memberikan perlindungan terhadap efek-efek sinar matahari yang dapat merusak, dan peningkatan kualitas penglihatan. Bahan melanin, solusi alam bagi masalah sinar-sinar berbahaya, menyerap cahaya yang berenergi lebih tinggi lebih kuat daripada cahaya yang berenergi lebih rendah. Dengan demikian, ia lebih kuat menyerap ultraviolet daripada biru, dan menyerap biru lebih kuat daripada hijau.13 Dengan cara ini, melanin memberikan perlindungan pada lensa mata terhadap ultraviolet. Ia menyediakan perlindungan yang mendekati optimum pada retina denagn menyaring warna-warna yang berbeda sebanding dengan kemampuan mereka merusak jaringan retina - dan dengan demikian mengurangi resiko kemerosotan macular.

Orang yang lebih banyak memiliki melanin-mata lebih sedikit yang mengalami kemerosotan macular; orang yang lebih sedikit memiliki melanin-mata lebih banyak yang mengalami kemerosotan macular. Sekitar 15% dari persediaan asli melanin kita hilang dari mata saat berumur empat puluh dan 25% hilang pada usia lima puluh. Melanin memainkan peranan yang kritis dalam perlindungan mata: ophthalmologist melaporkan bahwa melanin pada mata mengurangi resiko kemerosotan macular yang berhubungan dengan usia.14
Sebagaimana dimengerti, setiap fungsi yang dimiliki bahan melanin menunjukkan kepada kita kekhususan rancangan bahan ini.
Jawaban atas pertanyaan tentang bagaimana bahan sempurna seperti ini bisa terjadi adalah bahwa tidaklah mungkin sebuah bahan multi fungsi dengan struktur yang sempurna seperti ini dapat terjadi secara kebetulan. Allah telah menciptakan bahan melanin, seperti semua benda-benda lainnya di jagat raya, secara khusus agar bermanfaat bagi manusia.


Sumber Warna-Warni yang Cemerlang

Carotenoid (dan lipochrome) adalah molekul-molekul pigmen, yang dipadukan oleh tanaman dan memantulkan warna-warna kuning, merah dan oranye. Binatang-binatang dapat memperoleh pigmen-pigmen ini hanya dengan memakan tanaman-tanaman.
Bunga karang beracun, crinoidea, mentimun-laut beracun dan beberapa kerang-kerangan sebagian atau seluruhnya berwarna kuning, merah atau oranye sebagai hasil dari adanya Carotenoid, yang juga ada pada bagian-bagian kuning dari sayap kupu-kupu dan juga pada paruh burung-burung. Pada serangga-serangga tertentu, warna ini dipancarkan oleh kelenjar khusus, yang berwarna kuning atau merah. Herannya, senyawa-senyawa ini biasanya hijau pupus atau bahkan tidak berwarna dan hanya menjadi berwarna kuning menyala dalam darah serangga beracun. Carotenoid bukan hanya berguna sebagai warna peringatan; pada beberapa serangga pigmen ini bahkan berubah menjadi senyawa beracun, dan dengan demikian mereka berfungsi ganda, sebagai senjata dan sebagai tanda.15 Melalui sistem sangat istimewa yang Allah ciptakan ini, banyak makhluk hidup tetap berkembang.
Sejauh ini, secara singkat kita telah meneliti sejumlah kecil jenis-jenis pigmen yang ada di alam. Kesimpulan yang kita peroleh dari tinjauan ini adalah adanya rancangan sempurna yang tampak dalam pigmen-pigmen, dalam atom-atom yang membentuk pigmen-pigmen ini dan dalam semua warna yang dihasilkan. Allah, Pemilik utama rancangan luar biasa ini, Tuhan semesta alam, memperkenalkan diri-Nya sendiri kepada kita melalui cita rasa seni warna-warni unik yang Dia ciptakan di alam.

"Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat mamahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukankah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati di dalam dada (Q.S. Al-Hajj 46)

BAHASA DARI WARNA-WARNA


Sebagaimana pentingnya warna-warni bagi manusia untuk mengenali lingkungannya, demikian pula warna-warni itu sangat diperlukan oleh makhluk hidup lainnya untuk mempertahankan hidupnya.
Makhluk hidup mempunyai suatu "bahasa warna" yang bekerja berdasarkan cahaya dan sistem-sistem perasa yang mereka miliki. Warna yang berbeda memiliki arti yang berbeda bagi setiap makhluk hidup. Agar dapat bertahan hidup, setiap makhluk hidup harus mengetahui bahasa warna-warna yang berlaku di habitatnya, karena fungsi-fungsi vital hanya dapat dikontrol dengan memahami bahasa ini.
Jadi, bagaimana makhluk hidup menggunakan bahasa warna ini?
Pertama-tama, sebagian besar makhluk hidup memerlukan warna-warna untuk memperoleh makanan. Kedua, warna-warni yang ada pada formasi-formasi seperti kulit, sisik atau bulu berperan penting untuk kelangsungan hidup karena karakteristik mereka dalam menyerap atau memantulkan panas. Selain itu, makhluk hidup menggunakan warna mereka untuk melindungi diri dari musuh-musuh mereka. Dengan adanya warna-warna yang berpadu dengan habitat mereka, mereka dapat menyamarkan diri mereka dan bersembunyi dari musuh-musuh. Kadang-kadang, warna-warna dan pola-pola tertentu mereka gunakan untuk menakut-nakuti musuh-musuh mereka. Warna-warni juga membantu binatang untuk mengenali pasangan dan anak-anak mereka. Seeokor burung betina, misalnya, dapat mengetahui apakah anak-anaknya perlu makan atau tidak dari warna mulut mereka yang menganga. Demikian pula, anak burung dapat mengenal ibunya dengan cara yang sama dan mengetahui bahwa makanan telah tersedia.16 Sebagaimana yang terlihat dalam contoh-contoh tersebut, makhluk hidup perlu memahami arti warna-warna agar dapat mempertahankan hidupnya. Untuk dapat memperoleh pengetahuan ini dengan benar mereka memerlukan sistem pengindera yang tepat.
Jika saja mereka tidak memiliki sistem-sistem ini, mereka tak akan dapat mengenali lingkungan sekitarnya dengan baik atau menjalankan kegiatan vital mereka. Mereka tidak akan dapat mengenali makanan mereka atau membedakan musuh-musuh mereka. Oleh karena itu, seperti dalam kasus yang akan dijelaskan kemudian, mereka akan menonjol dari lingkungan sekitarnya dan menjadi mangsa yang empuk untuk dibunuh.
Tentu saja, tidak seorangpun bisa menyatakan bahwa sistem-sistem yang canggih seperti itu muncul begitu saja karena kebetulan. Setiap sistem, setiap keselarasan, setiap rancangan, setiap program, setiap rencana, setiap kesetimbangan pastilah diciptakan oleh seorang perancang. Pastilah ada suatu kehendak dan kekuasaan yang lebih tinggi yang telah secara sempuna menempatkan keserasian antara makhluk-makhluk hidup dengan lingkungan tempat hidup mereka. Pemilik kekuasaan ini meliputi lingkungan, dan makhluk hidup beserta sistem-sistem yang digunakannya dengan pengetahuan yang lebih tinggi. Pemilik kekuasaan ini adalah Allah, Tuhan semesta alam.
Saat kita mengamati makhluk hidup, dapat kita lihat betapa terampilnya mereka menggunakan bahasa warna-warna. Berikut ini adalah beberapa contoh bahasa warna-warna, yang memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan makhluk hidup.



Kamuflase (penyamaran)

Kamuflase adalah salah satu taktik pertahanan paling efektif yang digunakan oleh binatang. Binatang-binatang yang dapat menyamarkan dirinya sendiri memiliki semacam perlindungan yang dibangun oleh struktur tubuhnya, yang diciptakan sangat selaras dengan habitat mereka. Tubuh binatang-binatang ini sedemikian selarasnya dengan lingkungan mereka sehingga saat anda melihat gambar mereka, hampir tidak mungkin untuk dapat menyatakan apakah mereka itu tanaman atau binatang, atau untuk membedakan antara seekor binatang dengan sebuah tanaman yang ada dalam suatu lingkungan yang sama.
Makhluk hidup yang menysuaikan warna mereka menurut lingkungan tempat mereka tinggal selalu menarik perhatian para ilmuwan. Penelitian terfokus untuk mencari jawaban atas pertanyaan tentang bagaimana suatu makhluk hidup dapat terlihat sama persis seperti makhluk lain dengan struktur yang sama sekali berbeda.
Pernahkah terlintas dalam pikiran anda, misalnya, bagaimana seekor kodok, yang anda lihat saat anda berjalan di kebun, tampak seperti selembar daun, dan kemudian pada saat terakhir anda harus melompat dan berusaha agar tidak menginjaknya, dapat memiliki pola-pola dan warna-warna seperti itu? Kamuflase adalah mekanisme pertahanan yang sangat penting bagi seekor kodok. Kodok yang tersamar dalam lingkungannya dengan mudah terhindar dari musuh-musuhnya.
Seekor laba-laba merah muda di atas sekuntum bunga merah muda dengan mudah dapat berubah warna sesuai dengan corak merah muda bunga tersebut, pada saat itu pula jenis laba-laba lain dari spesies yang sama dapat beradaptasi mengikuti warna bunga lain, misalnya, yang berwarna kuning, saat ia memanjat bunga tersebut.
Pada saat seseorang melihat sebuah dahan, dan menganggap bahwa tidak ada apapun juga di dahan itu, tiba-tiba saja seekor kupu-kupu terbang dari dahan itu. Kupu-kupu ini, yang terlihat serupa sekali seperti bagian-bagian daun musim gugur yang mengering sesaat yang lalu, adalah sebuah contoh sempurna keajaiban kamuflase.
Sebagaimana akan dapat dilihat pada halaman-halaman berikut, kemiripan makhluk-makhluk hidup dengan objek-objek tempat mereka bertengger mencegah musuh-musuh mereka untuk melihat mereka. Jelaslah bahwa makhluk-makhluk yang dapat menyamar ini tidak membuat diri mereka sendiri, menurut keinginan mereka sendiri, untuk terlihat seperti dedaunan, dahan-dahan atau bunga-bunga. Lebih dari itu, mereka bahkan tidak sadar bahwa mereka terlindung karena kemiripan-kemiripan ini. Meskipun demikian, mereka melakukan penyamaran dengan sangat terampil seperti diuraikan dalam semua contoh-contoh di atas tanpa kecuali. Seekor serangga yang berwarna sama dengan bunga, ular yang berdiri tegak diam bagaikan ranting pohon, kodok yang menyesuaikan diri dengan warna tanah yang basah, singkatnya, semua makhluk yang dapat menyamar sendiri adalah bukti bahwa kamuflasi adalah taktik pertahanan yang khusus diciptakan.
Tak satupun makhluk hidup dapat melakukan pekerjaan seperti itu sendiri atau karena kebetulan. Pastilah, Dia Yang melimpahkan kemampuan kepada makhluk hidup untuk menyamarkan dirinya sendiri, dan menempatkan proses-proses kimia dalam diri mereka sehingga mereka dapat berubah warna, adalah Allah, Yang Maha Tahu, Yang Maha Bijaksana.

Teknik-teknik kamuflase pada reptil

Apa yang dilakukan oleh reptil untuk melindingi dirinya dari pemangsa-pemangsanya di rimba belantara? Salah satu cara yang paling mudah bagi makhluk yang bergerak dengan lambat ini tentu saja dengan menyembunyikan diri. Cara terbaik untuk bersembunyi adalah dengan penyesuaian kondisi tubuh makhluk-makhluk ini dengan habitatnya. Bagi banyak binatang, warna-warna dan pola-pola biasanya berfungsi sebagai penyelamat. Contohnya, di hutan hampir tidak mungkin untuk melihat dengan jelas seekor Rhino Viper, sejenis ular tropis yang hidup di hutan hujan Afrika, karena kulitnya dilapisi oleh pola-pola geometris berwarna biru, merah, kuning, hitam dan putih. Menariknya, warna-warna ular itu cocok dengan lingkungan tempat tinggalnya. Adanya keterkaitan seperti ini membangkitkan beberapa pertanyaan di kepala. Bagaimana warna-warna tersebut, yang demikian selaras dengan lingkungan, muncul? Mungkinkah ini terjadi dengan sendirinya, atau dihasilkan oleh reptil-reptil itu sendiri?
Jelaslah, hal itu tidak mungkin terjadi sama sekali. Tidak mungkin seekor reptil mula-mula menganalisa lingkungannya, lalu memutuskan perubahan apa yang diperlukan dalam dirinya, dan akhirnya menentukan warna dan pola. Lebih jauh lagi, sangat tidak logis dan tidak beralasan untuk menyatakan bahwa reptil itu dapat membangun sebuah sistem dalam tubuhnya untuk melaksanakan reaksi-reaksi kimia yang diperlukan untuk perubahan itu.
Bahkan manusia, satu-satunya makhluk dibumi yang dikaruniai akal, tak dapat mengubah warna bagian-bagian tubuhnya. Dia tidak dapat membuat sistem dalam tubuhnya yang membawa perubahan seperti tu. Dengan demikian, hanya ada satu penjelasan tentang warna reptil yang kemiripannya dengan lingkungan sedemikian sempurnanya sehingga bahkan nuansanya pun tidak berbeda. Pemilik kebijaksanaan dengan keunggulan tak terbatas yang merancang makhluk hidup ini. Rancangan ini adalah milik Allah, yang Maha Besar. Dia-lah Allah yang Maha Tahu apa keperluan setiap makhluk hidup.


Reptil Penyamar yang Paling Terkenal: Bunglon

Pernahkah anda lihat seekor bunglon berubah warna menurut lingkungannya? Ini adalah sesuatu yang layak dilihat. Bunglon memiliki kemampuan yang luar biasa untuk menyamarkan dirinya sampai-sampai ketangkasannya itu mengherankan semua orang. Meskipun banyak reptil lain yang mempunyai kemampuan mengubah warna tubuhnya, tak ada yang mampu melakukannya secepat bunglon.
Bunglon menggunakan pembawa warna merah dan kuning, lapisan-lapisan putih dan biru, dan yang paling penting "chromatophores", sel-sel kulit yang bereaksi terhadap perubahan panas, cahaya dan suasana hati binatang itu.30 Jika anda menaruh seekor bunglon pada tempat yang sangat kuning, misalnya, anda akan melihat warna tubuhnya dengan cepat menjadi kuning dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekitarnya. Hebatnya lagi, bunglon tidak saja hanya dapat menyesuaikan diri dengan satu warna, tapi juga dengan tempat yang memiliki bermacam warna. Rahasia kesuksesan mereka terletak pada sel-sel warna, yang teletak di bawah kulit sang penyamar ulung ini, yang membesar dan pindah tempat dengan cepat untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dapatkah bunglon itu sendiri yang melakukan adaptasi yang sempurna seperti itu? Bagaimana makhluk-makhluk ini menyatu sampai tak dapat dapat dibedakan dengan lingkungan tempat tinggalnya, sedangkan bahkan artis yang paling terampil harus bekerja berjam-jam untuk memperoleh satu warna natural yang ekuivalen?
Jelaslah tak beralasan untuk menyatakan bahwa seekor bunglon dapat melakukan kegiatan semacam itu menurut kemauannya sendiri. Pastilah tidak mungkin bagi seekor reptil untuk menentukan penampilan dirinya, juga tidak mungkin menempatkan satu sistem dalam tubuhnya untuk mengubah penampilannya. Juga tidak masuk akal untuk menyatakan bahwa makhluk ini memiliki kontrol pada seluruh sel-sel dan atom-atom dalam tubuhnya, sehingga mampu melakukan perubahan apapun sekehendaknya dan memproduksi pigmen-pigmen yang diperlukan. Juga sama sekali tidak konsisten dan tak ada gunanya untuk menyatakan bahwa kemampuan luar biasa semacam itu muncul karena kebetulan. Tak ada mekanisme di alam yang mempunyai kemampuan untuk menghasilkan keterampilan sesempurna itu dan kemudian menyebarkannya kepada mereka yang memerlukannya. Seperti halnya semua makhluk hidup yang ada di bumi, Allah juga menciptakan bunglon. Allah menunjukkan keunikan cita rasa seni-Nya kepada kita dalam penciptaan bunglon. Allah Maha Kuasa, Maha Bijaksana.

"Semua yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada Allah (menyatakan kebesaran Allah). Dan Dia-lah Yang Maha Kuasa, Maha Bijaksana. Kepunyaan-Nyalah kerajaan langit dan bumi. Dia menghidupkan dan mematikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu." (Q.S. Al-Hadid: 1-2)


Perubahan Warna Menurut Lingkungannya

Apakah makhluk hidup hanya menggunakan warnanya untuk mempertahankan diri terhadap musuh-musuh mereka? Tentu saja tidak. Beberapa binatang juga melindungi diri dari dingin dan panas melalui enzim-enzim yang memberi warna pada bulu-bulu yang menutupi tubuhnya. Pada binatang-binatang yang tinggal di daerah dingin, bulu-bulu pada ujung kaki, kuping dan hidung, yang merupakan bagian tubuh yang paling sensitif, berwarna gelap. Bulu-bulu yang berwarna gelap menyediakan lebih banyak energi panas bagi binatang dan dengan demikian memudahkan mereka untuk munjadi hangat, persis seperti manusia yang mencoba memanfaatkan matahari sebaik mungkin dengan mengenakan pakaian berwarna gelap selama musim dingin. Perubahan warna adalah hal yang sangat biasa terjadi pada binatang-binatang darat. Sebagai contoh, selama musim panas, bulu rubah yang tinggal di utara berubah menjadi putih, karena tingginya suhu tubuh mereka. Namun demikian, selama musim dingin, sejalan dengan suhu udara yang menjadi lebih dingin, suhu tubuh mereka turun dan diperlukan lingkungan yang lebih cocok agar enzim-enzim dapat bekerja dengan mudah. Untuk itu, selama musim dingin, bulu rubah dari daerah utara itu menjadi lebih gelap. Kelinci, rubah, musang, dan kucing kutub yang tinggal di sekitar kutub utara berwarna coklat pada musim panas dan putih pada musim dingin.
Sementara beberapa burung menjadi putih sama sekali selama bulan-bulan musim dingin, mereka mulai berpenampilan baru pada musim semi sesuai dengan warna-warna tanah dan tumbuh-tumbuhan.


Warna-warna Sebagai Peringatan

Makhluk hidup menggunakan warna untuk berbagai tujuan. Salah satu di antaranya adalah penggunaan warna sebagai peringatan. Beberapa contoh mengenai hal ini akan diuraikan pada halaman berikut.

Warna-warna pada burung-burung

Salah satu ciri terpenting dari bulu burung yang beraneka warna adalah bahwa bulu-bulu itu bukanlah merupakan struktur hidup. Alasan kenapa sebuah bulu tidak berubah warnanya sama sekali, bahkan setelah tanggal, adalah karena bulu yang telah tumbuh dengan sempurna sama sekali tidak hidup.
Kekayaan keanekaragaman warna pada burung-burung pada dasarnya terjadi karena adanya pigmen-pigmen dalam bulu-bulu, yang disimpan selama fase awal pertumbuhannya, atau perubahan cahaya yang terjadi tergantung pada karakteristik struktur bulu-bulu tersebut.
Karena formasi ini, yang dibuat dari bahan keratin, akan segera pudar oleh kondisi lingkungan, mereka diperbaharui secara berkala. Dengan demikian, burung akan memperoleh kembali bulu-bulunya yang cemerlang setiap saat. Hal ini adalah karena bulu-bulu burung terus tumbuh sampai mereka sepenuhnya mencapai panjang yang diperlukan, serta karakteristik warna dan pola untuk jenis tertentu tersebut.
Karena perbedaan struktur mereka, bulu-bulu dapat memiliki penampilan yang mirip seperti yang diperoleh oleh sebuah prisma gelas yang memisahkan cahaya menjadi warna-warna yang berbeda. Warna-warna yang terbentuk melalui pembiasan cahaya seperti ini lebih menyala dan lebih metalik daripada warna yang diwarnai oleh pigmen-pigmen. Warna-warna pada bulu-bulu ini bergeser dari biru menjadi hijau, dan dari oranye menjadi merah. Umumnya, warna-warna hijau, biru, dan metalik pada burung-burung dibentuk melalui pemantulan dan pembiasan cahaya. Sekalipun demikian, beberapa warna bulu-bulu berasal dari pigmen-pigmen.39
Ada tiga jenis pigmen utama pada burung. Yang pertama adalah pigmen melanin yang menghasilkan hitam, coklat atau kuning kusam, kemudian pigmen lipochrome yang menghasilkan merah, kuning atau oranye, dan terakhir adalah carotenoids. Biru, hijau dan beberapa warna terang pada burung lainnya diciptakan oleh gelembung-gelembung mikroskopik dalam keratin dari bulu-bulu tersebut yang membiaskan cahaya. Pada sisi lain, bulu-bulu yang menyerap seluruh spektrum cahaya dan hanya memantulkan wara biru, menciptakan warna biru pada beberapa burung.40
Hormon-hormon juga memainkan peranan penting dalam perubahan warna pada burung. Perbedaan warna antara jantan dan betina pada beberapa spesies disebabkan oleh hormon-hormon kelamin. Perbedaan warna dan bentuk bulu ayam jantan dan betina, contohnya, tergantung pada hormon estrogen.
Warna-warna pada burung-burung sangat penting bagi penyesuaian diri mereka dalam habitatnya dan juga untuk saling mengenali antara burung jantan dengan betina; bagi pejantan, juga untuk menarik perhatian betina selama musim berkawin. Selain itu, pigmen-pigmen yang memberi warna pada bulu-bulu, meningkatkan kekuatan bulu-bulu, menyimpan energi yang berasal dari matahari serta mencegah masuknya sinar-sinar ultraviolet yang berbahaya ke dalam tubuh.


Kupu-kupu

Pembentukan warna pada sayap kupu-kupu cukup menarik untuk disimak. Cahaya yang dipantulkan melalui sisik-sisik pada sayap kupu-kupu membentuk warna-warna yang "sebetulya tidak ada" akan tetapi menimbulkan suatu keindahan dan simetri yang luar biasa. Baru saja dikatakan bahwa warna-warna itu "sebenarnya tidak ada", herankan anda mengapa hal ini bisa terjadi?
Kupu-kupu terkenal karena keindahan sayapnya, yang permukaannya relatif jauh lebih lebar daripada bagian dada (thorax) mereka. Lalu bagaimana terjadinya pola dan warna yang spektakuler pada sayap kupu-kupu?
Kupu-kupu memiliki sepasang selaput sayap, yang sebetulnya transparan. Karena sayap ini diliputi oleh sisik dengan ketebalan yang bervariasi, transparansi selaput sayap ini menjadi tidak tampak. Sisik-sisik ini meningkatkat kualitas aerodinamik sayap kupu-kupu, dan memberi warna pada sayap mereka. Sisik-sisik tersebut, yang demikian lembut dan mudah rusak sampai-sampai sisik-sisik ini akan jatuh jika disentuh, memiliki ujung tajam yang menancap pada sayap kupu-kupu. Dengan demikian, sisik-sisik itu akan tetap menempel tanpa berjatuhan. Setiap sisik-sisik mungil ini, yang kelihatannya seperti atap sirap, memiliki warna dari pigmen-pigmen kimia atau dari pembiasan cahaya yang jatuh ke atas strukturnya lalu menghasilkan warna-warni pelangi seperti halnya gelembung sabun.41 Selain itu juga, penelitian laboratorium telah menunjukkan bahwa warna yang berbeda tergantung kepada bahan-bahan kimia yang berbeda. Hasil-samping dari bahan pewarna yang dikenl dengan nama pteridine, misalnya, menghasilkan warna merah muda, putih, dan kuning yang biasa terlihat pada kupu-kupu. Melanin, yang merupakan bahwan pewarna paling umum, terdapat dalam bintik hitam pada sayap. Menariknya, warna-warna pada sayap kupu-kupu yang sebenarnya tidak selalu merupakan warna yang terlihat. Contohnya, sisik hijau sebetulnya adalah campuran dari sisik-sisik hitam dan kuning. Penelitian mutakhir yang dilakukan tentang sayap kupu-kupu menunjukkan bahwa pigmen-pigmen tersebut terbentuk di dalam sisik-sisik dan bahwa enzim-enzim yang diperlukan untuk memproduksi melanin berada pada kulit atas sisik-sisik tersebut.
Bahan-bahan pewarna bukanlah satu-satunya penghasil warna-warni kupu-kupu yang mudah berubah ini. Struktur dan susunan sisik-sisik pada sayap kupu-kupu menyebabkan terjadinya berbagai perlakuan terhadap cahaya, seperti misalnya pemantulan, pembiasan, dan pada akhirnya pembentukan warna-warni yang indah mempesona. Contohnya, kupu-kupu Stilpnotio Salicis mempunyai sisik-sisik yang semi-transparan, dan mengandung gelembung-gelembung. Meskipun tidak ada bahan-bahan pewarna pada sisik-sisik ini, cahaya yang menembus sisik-sisik membuat kupu-kupu tersebut tampak seperti satin.
Permukaan sisik-sisik pada sayap kupu-kupu Argynnis sedemikian lembeknya sehingga menghasilkan pantulan keperakan. Pada beberapa kupu-kupu, perbedaan susunan dua baris sisik yang saling menumpuk dapat juga menghasilkan pantulan cahaya yang berbeda, contohnya, menyebabkan kupu-kupu terlihat biru, bukannya hitam atau coklat.
Pada saat kita meneliti struktur sayap kupu-kupu, bahkan hanya dengan memperhatikan warna-warninya saja, kita akan menemukan banyak keajaiban. Tak diragukan lagi, adanya keindahan luar biasa seperti itu adalah bukti dari kekuasaan yang agung dan cita rasa tak terhingga dari Allah, Yang telah menciptakan semua ini.
Perlu juga diketahui bahwa selain diciptakan sebagai perhiasan, warna-warna dan pola-pola pada sayap kupu-kupu memiliki banyak fungsi penting lainnya bagi makhluk ini.


Mata Palsu Kupu-kupu

Pada banyak jenis kupu-kupu, terdapat pola-pola bulat berwarna gelap yang mengingatkan kita pada mata seekor binatang besar. Mata ini, yang lagi-lagi terdiri atas sisik-sisik berwarna pada sayap, membentuk sebuah mekanisme pertahanan penting untuk kupu-kupu. Kupu-kupu menutup sayapnya pada saat mereka beristirahat. Jika mereka bertemu dengan musuh, atau terganggu oleh sentuhan sedikit saja, sayapnya akan langsung terbuka, kemudian muncullah pada permukaan sayap itu bintik mata yang besar, terang, dan berwarna kuat. Dengan cara ini, kupu-kupu menyampaikan peringatannya kepada pemangsa.


Penyamaran Kupu-kupu

Kemampuan penyamaran kupu-kupu sama mengesankannya seperti mata palsu mereka. Seolah-olah kupu-kupu penyamar melihat warna semak-semak, membuat penilaian terhadap lingkungannya, menganalisanya, kemudian meniru warna semak-semak tersebut dengan menggunakan warna-warna yang mereka hasilkan dalam sistem-sistem pada tubuh mereka yang sangat efektif. Sadar akan selera pemangsanya, spesies lainnya memberi sinyal-sinyal peringatan kepadanya dengan meniru warna-warna yang menjijikkan pemangsanya dengan memberi kesan bahwa kupu-kupu tersebut akan terasa tidak enak atau bahkan beracun. Tidaklah mungkin seekor kupu-kupu melakukan kegiatan-kegiatan ini sendiri. Kita dapat membuat ini lebih jelas dengan sebuah contoh:
Andaikata anda mencoba menghasilkan sebuah warna di laboratorium. Jika pengetahuan anda tentang hal ini hanya sedikit, anda tidak akan dapat mencapai hasil tertentu seperti yang anda inginkan, walau secanggih apapun peralatan atau fasilitas laboratorium anda. Lalu, pertimbangkanlah untuk mencoba memperoleh warna dengan kualitas seperti yang terdapat pada kupu-kupu, yang menjadi hampir tidak dapat dilihat dengan menghasilkan warna-warna dan pola-pola yang sama dengan lingkungannya. Anda bahkan tak akan dapat menghasilkan satu saja warna yang berarti. Situasinya sedemikian rupa sehingga pastilah akan menjadi pendekatan yang tidak ilmiah dan tidak rasional untuk menyatakan bahwa sistem yang agung dalam kupu-kupu ini muncul karena kebetulan tanpa adanya rancangan yang disengaja.
Dimana ada sebuah rancangan, tentulah ada perancangnya. Rancangan tak bercela di atas bumi adalah milik Allah, Yang Maha Pengasih. Menjadi tugas manusia-manusia berakallah untuk memikirkan ke-Maha Pencipta-an Allah secara detail. Dalam surat An-Nahl, Allah menyatakan sebagai berikut:

"dan Dia (menundukkan pula) apa yang telah Dia ciptakan untuk kamu di bumi ini dengan berlain-lainan macamnya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang mengambil pelajaran" (Q.S. An-Nahl:13)


Bintik Hitam yang Menyerap Cahaya

Pada beberapa jenis kupu-kupu, khususnya pada bagian-bagian sayap mereka yang dekat dengan badannya, ada bintik-bintik besar berwarna gelap yang terdiri atas sisik-sisik. Bintik-bintik ini, ditempatkan pada kedua sayap secara simetris, memiliki fungsi yang sangat penting bagi kupu-kupu. Kupu-kupu menggunakan bintik-bintik ini untuk mencapai suhu tubuh yang diperlukan untuk terbang. Bagaimana mereka melakukannya?
Sisik bersifat mengubah panas ke tingkat maksimum atau minimum tergantung kepada warna mereka. Kita semua telah melihat kupu-kupu membuka dan menutup sayap mereka di bawah sinar matahari seakan-akan sedang mencoba menemukan sudut tertentu. Bintik-bintik hitam pada sayap mereka membantu kupu-kupu tersebut, yang mencoba mendapatkan sinar matahari melalui gerakan ini. Seekor kupu-kupu yang perlu menghangatkan tubuhnya membuka dan menutup sayapnya sedemikian rupa sehingga sinar matahari jatuh langsung pada bintik-bintik ini, dan dengan demikian tubuhnya menjadi hangat.
Kupu-kupu yang hidup di daerah terbuka yang tak terlindung dari matahari berwarna lebih terang sedangkan kupu-kupu yang hidup di hutan-hutan memiliki warna yang lebih gelap.
Beberapa spesies kupu-kupu Lepidoptera yang tidak memiliki sisik pada sayapnya, tak dapat memantulkan sinar, dan dengan demikian menjadi transparan. Walaupun kita dapat melihat kupu-kupu ini pada saat mereka terbang, namun hampir tidak mungkin untuk menemukannya pada saat mereka bertengger di suatu tempat. Ini memberikan perlindungan sempurna bagi kupu-kupu tersebut. Seperti semua makhluk hidup lainnya, kupu-kupu juga telah diciptakan dengan sistem-sistem yang dapat memenuhi segala keperluan mereka. Lebih jauh lagi, semuanya ini merupakan sistem yang saling tergantung satu sama lainnya sehingga yang satu tak dapat ada tanpa kehadiran yang lainnya.
Seperti semua makhluk di jagat raya, Allah menciptakan kupu-kupu juga dengan semua detail yang ada pada mereka dan memberkahi mereka dengan semua sistem yang mereka perlukan.


Warna-warna di Bawah Laut

Kehidupan di bawah permukaan laut sangat berbeda dengan kehidupan di darat. Semua aspek yang berkaitan dengan makhluk-makhluk laut telah diatur sedemikian rupa agar mereka dapat hidup dalam air semudah mungkin. Manusia tidak dapat melihat dalam air sebaik ikan, karena mata manusia tidak memiliki ciri-ciri yang memungkinkannya untuk memperoleh penglihatan yang tajam di bawah air. Mata manusia tidak memiliki sistem lensa seperti ikan, serta tidak bulat dan keras seperti mata ikan, sehingga tak dapat melihat setajam penglihatan ikan di bawah air. Mata manusia juga tidak dapat setepat mata ikan dalam memperkirakan jarak yang terlihat memendek dalam air akibat pembiasan, karena mata manusia tidak dapat memperkirakan pembiasan cahaya dalam air.
Allah telah menciptakan setiap makhluk hidup dengan karakteristik yang paling cocok untuk linkungan tempat tinggalnya. Makhluk-makhluk yang hidup di bawah laut hanyalah sebagian kecil contoh cita rasa seni Ilahi dalam penciptaan. Allah tak mempunyai sekutu dalam penciptaan dan segala sesuat ada di bawah kekuasaannya.

"…Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah; dan sesungguhnya allah, Dia-lah yang Maha Perkasa lagi Maha bijaksana." (Q.S. Al-Imran: 62)


Rancangan Warna-warni pada Tanaman

Tanpa melakukan renungan, seseorang tak akan dapat melihat karakterisktik makhluk hidup yang menakjubkan disekelilingnya. Sepanjang ia tidak berfikir tentang bagaimana seekor kupu-kupu dengan selaput sayapnya terbang, bagaimana bunga-bunga yang dilihatnya memiliki warna yang demikian beraneka ragam, bagaimana ujung ranting pohon yang tingginya ratusan meter bisa tetap hijau, seseorang tak dapat memahami seluk-beluk mengenai hal-hal tersebut. Bahkan cita rasa seni luar biasa yang ada pada sekuntum bunga pun tidak dapat menarik perhatiannya.
Namun demikian, sebagaimana telah diuraikan dalam buku ini, cita rasa seni yang sempurna jelas terlihat pada semua makhluk hidup, mulai dari serangga sampai burung, dari tanaman sampai makhluk laut. Jelaslah sudah bahwa cita rasa seni ini milik Allah, Sang Maha Pencipta semua makhluk hidup.
Mari kita sejenak berfikir tentang tetumbuhan, buah-buahan, sayur-mayus, bunga-bungaan dam pepohonan. Tanam-tanaman, yang masing-masing memiliki warna, wangi dan rasa yang berbeda, adalah bukti dari cita rasa seni Ilahi dalam penciptaan. Setiap tanaman yang anda lihat disekeliling anda atau anta kenal lewat buku-buku memiliki warna-warna dan pola-pola yang eksklusif untuk jenisnya sendiri. Masing-masing memiliki proses reproduksi yang berbeda, proporsi nektar yang mereka kandung dan wewangian mereka juga semuanya berbeda. Marilah kita berfikir tentang bunga mawar. Ada yang merah, putih, kuning, oranye, merah muda, bertepi putih, dua warna, bahkan mawar dengan warna-warni yang menyerupai gelombang. Jelaslah, adalah kebutaan yang nyata bagi seeorang yang melihat semua ini, namun tidak merasakan kekaguman terhadapnya dan tak melihat kekuasaan tak terbatas dari Allah, Sang Maha Pencipta semua bunga-bunga ini. Dalam Al Qur'an, Allah merujuk kepada mereka yang gagal menghargai bukti-bukti penciptaan yang mereka lihat sebagai berikut:

"Dan berapa banyak tanda-tanda (kekuasaan Allah) di langit dan di bumi yang mereka lalui, sedang mereka berpaling daripadanya. Dan sebagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, bahkan mereka menyekutukan-Nya." (Q.S. Yusuf: 105-106)


Pernahkah muncul dalam pikiran anda
kenapa tanaman berwarna hijau?

Sebagaimana telah jelas terlihat, warna-warna yang umum terdapat dalam dunia tanaman adalah hijau atau nuansa dari warna hijau. Chlorophyll (zat hijau daun) adalah bahan utama yang menghasilkan warna hijau. Chlorophyll, suatu bahan yang sangat penting, adalah sebuah pigmen yang terkandung dalam chloroplasts yang tersebar dalam cytoplasm sel-sel tanaman. Pigmen-pigmen ini menyerap cahaya yang datang dari sinar matahari dengan mudahnya, tetapi hanya memantulkan warna hijau. Selain memberi warna hijau pada daun, hal ini juga menyebabkan terpenuhinya kelangsungan sebuah proses yang sangat menentukan, yang dikenal dengan nama "photosynthesis".
Dalam photosynthesis, tanaman memanfaatkan sinar matahari, yang terdiri dari kombinasi berbagai warna. Salah satu sifat warna dari sinar matahari yang terpenting adalah bahwa tingkat energi setiap warna berbeda satu sama lain. Ragam warna ini dinamakan spektrum, seperti misalnya yang diperoleh dari pembiasan warna-warna dalam sebuah prisma, memiliki sifat merah dan kuning di ujung yang satu, dan biru dan ungu pada ujung lainnya. Warna-warna yang tingkat energinya paling tinggi adalah warna-warna pada ujung biru spektrum tersebut.
Perbedaan tingkat energi diantara warna-warna sangat penting bagi tanaman, karena mereka memerlukan sejumlah besar energi untuk melaksanakan photosysthesis. Oleh sebab itu, selama photosynthesis, tanaman menyerap cahaya matahari pada tingkat energi tertinggi di dekat ujung ultra violet dari spektrum, yaitu violet dan biru, dan juga warna-warna yang lebih dekat ujung infra-merah (panas) dari spektrum, yaitu merah, oranye dan kuning. Daun melakukan semua proses-proses ini melalui pigmen chlorophyll yang ada pada chloroplasts.52
Agar tanaman dapat melakukan photosynthesis, tingkat energi partikel-partikel cahaya yang diserap oleh chlorophyll haruslah mencukupi. Proses photosynthesis dimulai saat tanaman, dengan energi yang diterimanya dari partikel-partikel sinar, memecah molekul-molekul air menjadi molekul-molekul oksigen dan hidrogen. Hidrogen bereaksi dengan karbon dalam gas karbondioksida untuk membentuk getah tanaman, yang merupakan kebutuhan dasar tanaman agar dapat melangsungkan hidupnya. Dengan kata lain, tanaman memproduksi makanannya sendiri. Di sisi lain, oksigen yang tak terpakai, dilepaskan ke udara. Sebagian besar oksigen dalam atmosfir yang kita gunakan untuk bernafas diproduksi dengan cara seperti itu.
Sebagai hasil proses photosysnthesis pada tanaman, mereka menghasilkan karbohidrat, salah satu dari sumber makanan utama bagi makhluk hidup lain. Bahan-bahan yang diproduksi selama proses photosynthesis sedemikian pentingnya baik bagi tanaman itu sendiri, maupun bagi binatang dan manusia, karena tanaman adalah sumber makanan utama bagi semua makhluk hidup di bumi.
Sebagaimana telah kita lihat, selain memperlihatkan penampilan yang elok, warna hijau pada tanaman juga sedemikian menentukan bagi kelangsungan hidup tanaman dan makhluk hidup lainnya. Allah menciptakan bahan chlorophyll sebagai sumber makanan bagi tanaman dan semua makhluk hidup lainnya.


Bagaimana Terjadinya Warna-warni
yang berbeda pada Tanaman?

Seperti telah disinggung sebelumnya, warna yang dipantulkan oleh setiap objek tergantung kepada molekul pigmen yang dimiliki oleh objek tersebut. Molekul pigmen dasar pada tanaman-tanaman hijau adalah bahan "chlorophyll" seperti dinyatakan sebelumnya. Selain itu, ada pigmen-pigmen yang menghasilkan warna-warna lain pada tanaman, dan jenis-jenis pigmen yang berbeda ini membentuk keanekaragaman warna yang luar biasa seperti yang kita lihat pada tanaman.
Sebagai contoh, selain chlorophyll, juga ada pigmen-pigmen carotenoid pada tanaman. Beberapa jenis pigmen ini, seperti yang telah kita uraikan dengai rinci sebelumnya, adalah kuning dan memberi warna pada bonggol jagung, lemon, goldenrod dan bunga matahari. Carotenoid- carotenoid lain jauh lebih merah daripada kuning; ini ditemukan pada bit, tomat, mawar, dan wortel. Carotenoid- carotenoid juga hadir pada daun yang hijau. Orang lalu bertanya-tanya: kenapa dedaunan tidak terlihat merah, kuning atau oranye akan tetapi hampir semuanya berwarna kehijauan? Alasannya adalah karena warna hijau pada chlorophyll sedemikian kuatnya sehingga warna lain tidak dapat terlihat.53
Namun demikian, perubahan terjadi pada musim gugur. Karena siang hari semakin pendek, tanaman berhenti membuat chlorophyll, dan kekuatan pigmen yang menghasilkan warna hijau berkurang, dan akibatnya warna hijau pada daun memudar. Carotenoid, sekarang jadi terlihat, membuat daun berwarna coklat, kuning dan merah.
Juga pada musim gugur, sekelompok pigmen yang bernama "anthocyanins" terbentuk pada lapisan terluar daun-daun tertentu. Pigmen-pigmen ini, yang berwarna merah terang dan biru, bergabung dengan yang lainnya untuk memberi warna-warni merah tua dan ungu pada daun seperti yang kadang-kadang kita lihat.54
Informasi tentang semua pigmen yang memberi warna pada tanaman diatur dalam DNA tanaman tersebut. Untuk itu, suatu spesies tanaman memiliki karakteristik yang sama dimanapun ia berada di muka bumi. Contohnya, dimana-mana di dunia ini warna buah jeruk sama; bentuk dan struktur kulit buahnya juga sama. Warna selaput transparan, yang terletak didalam kulit jeruk tersebut, dan yang membentuk kantung-kantung kecil berisi air gula wangi berwarna oranye, tidak pernah berubah dimanapun di dunia ini. Pisang berwarna kuning dimana-mana, tomat berwarna merah, dan bunga-bunga mawar, violet, dan anyelir semuanya sama warnanya dimanapun mereka berada. Kemana pun anda pergi di dunia ini, anda tidak akan melihat strawberry yang tumbuh alami dengan warna yang berbeda. Dimanapun di dunia ini, DNA strawberry mengandung karakteristik yang membuat mereka menjadi strawberry seperti yang kita kenal. Warna, bau dan rasa strawberry selalu sama. Ini adalah sesuatu keteraturan yang unik dan tak ada duanya. Jelaslah sudah, tidak mungkin dapat dikatakan bahwa sebuah sistem seperti ini telah muncul begitu saja karena kebetulan belaka.
Pemilik cita rasa seni tak ada duanya yang berlaku di seluruh muka bumi ini adalah Allah, Pemilik Kebijaksanaan Tak Terbatas. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Pernahkah anda memikirkan bagaimana terjadinya warna yang beraneka ragam seperti ini pada tanaman meskipun mereka semua tumbuh di tanah yang sama dan disirami dengan air yang sama?
Dalam surat Ar-Rad, Allah menunjukkan kepada kita bahwa kenyataan bahwa meskipun disirami dengan air yang sama, muncul berbagai tanaman pertanian dari tanah:

"Dan di bumi terdapat bagian-bagian tanah yang berdampingan, kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman, dan pohon-pohon kurma, yang berumpun dan yang tidak berumpun, disirami dengan air yang sama. Dah Kami melebihkan sebahagian atas tanaman-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berfikir." (Q.S. Ar-Rad:4)

Sebagaimana telah Allah tunjukkan kepada kita, mari kita renungkan, dengan melihat sayur-mayur dan buah-buahan di sekeliling kita, betapa berbedanya tanaman-tanaman yang tumbuh dari tanah yang sama. Sebagai contoh, mari kita lihat buah-buah melon, semangka, kiwi, pisang, cherry, terung-terungan, tomat, anggur, peach, dan kacang hijau. Saat anda mengupas kulit pisang yang berwarna kuning tua, muncullah pisang yang berwarna kuning muda dengan keharuman tiada tara.
Sebuah apel yang merah, hijau atau kuning memiliki kulit yang halus mengkilat. Manusia tidak dapat meniru kualitas rasa dan bau, sebuah aroma yang khusus padanya, juga tak dapat meniru jusnya yang manis.
Kemudian, pertanyaan akan muncul pada diri seseorang: bagaimana semua bunga-bungaan, pepohonan, sayur-mayur dan buah-buahan dapat memiliki sedemikian banyak warna yang berbeda meskipun mereka tumbuh dari tanah kering yang sama? Ini adalah bukti dari pengetahuan Allah yang tak terbatas dan penciptaan yang dilakukan-Nya tanpa ada model semacam itu sebelumnya. Tidaklah mungkin bagi manusia untuk menciptakan sebuah warna baru. Semua warna yang dihasilkan oleh manusia hanyalah tiruan dari aslinya yang ada di alam. Namun demikian, Allah adalah Asal dari segala sesuatu, dan penciptaan semua warna yang melukiskan makhluk-makhluk hidup di muka bumi adalah kepunyaan-Nya. Cita rasa seni Allah dalam penciptaan tiada taranya. Salah satu dari Asma-ul-Husna, Yang Maha Kuasa, adalah Al-Musawwir - Seorang yang membentuk ciptaan-Nya dalam bentuk-bentuk yang berbeda-beda. Allah menciptakan semua ciptaan-Nya dalam bentuk yang paling sempurna.

"Dia-lah Allah yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-Nama Yang Paling Baik. Bertasbih hanya kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (Q.S. Al-Hasyr:24)

Warna-warna dan penampilan semua tanam-tanaman di muka buni telah diciptakan sedemikian rupa untuk memikat jiwa manusia. Pada buah-buahan dan sayur-mayur, ada keanekaragaman warna yang tiada taranya. Sebaliknya, saat kita berfikir tentang bunga-bungaan dan pepohonan lagi-lagi kita melihat penampilan estetis dan keanekaragaman warna yang sama.
Dapat juga ditemui adanya rancangan warna dan pola yang sama sekali tiada duanya pada bunga-bungaan. Masing-masing dari ratusan ribu jenis bunga-bungaan telah dilengkapi dengan karakteristik-karakteristik tertentu yang eksklusif untuk jenisnya. Pada saat ini, wangi-wangian, pola-pola dan warna-warna yang dihasilkan manusia semuanya adalah tiruan dari aslinya di alam. Contohnya, warna ungu daun bunga violet, yang lembut bagaikan beludru, serta kelembutan permukaan daun-daunnya tiada taranya. Kain-kain beludru diproduksi sebagai tiruan dari tekstur bunga violet, tetapi suatu kualitas yang serupa tidak akan pernah tercapai.
Dengan pendekatan seperti ini, tak peduli tanaman macam apaun yang kita teliti di muka bumi, kesimpulan yang akan kita dapatkan adalah bahwa semua itu adalah ciptaan yang sempurna. Allah, Yang tak ada sekutu bagi-Nya dalam penciptaan, menciptakan tanaman-tanaman bagi manusia denagn rasa, harum warna dan bentuk yang berbeda-beda. Yang menjadi tugas kita adalah untuk memikirkan tanda-tanda yang Allah ciptakan dan bersyukur kehadirat-Nya.


KESELARASAN DAN SIMETRI: SEBUAH TOPIK YANG TAK DAPAT DIJELASKAN OLEH EVOLUSI


Di bumi tempat kita tinggal, dan lebih luas lagi, di alam semesta tempat bumi ini berada berlaku keselarasan yang agung. Bahkan hanya dengan melihat keluar jendela, kita lihat demikian banyak contoh keselaransan ini. Keteraturan dan simetri yang sempurna jelas tampak pada awan, langit, pepohonan, bunga-bungaan, binatang dan contoh-contoh lainnya.
Ketika kita melihat alam, kita lihat bahwa setiap tanaman dan setiap binatang memiliki warna dan pola tertentu yang ekskusif bagi jenis mereka sendiri. Lebih jauh lagi, masing-masing warna-warna dan pola-pola ini memiliki arti yang berbeda bagi makhluk hidup: sebuah undangan untuk berkawin, ekspresi agresi, peringatan terhadap bahaya dan banyak lagi konsep-konsep serupa memperoleh arti diantara binatang-binatang melalui kemampuannya mengindera warna-warna dan pola-pola.
Teori evolusi, yang menegaskan bahwa segala sesuatu terjadi secara kebetulan yang acak, telah menemui jalan buntu yang disebabkan oleh cita rasa seni, keanekaragaman warna dan keselarasan yang terpampang di alam. Charles Darwin, penemu teori dalam bentuk yang kita miliki saat ini, juga harus mengakui situasi yang ia hadapi, yang disebabkan oleh bukti-bukti adanya desain pada makhluk hidup. Darwin menyatakan bahwa dia tak dapat mengerti mengapa warna-warni makhluk hidup memiliki arti tertentu:
"Kesulitan yang aku hadapi adalah, kenapa ulat kadang-kadang sedemikian indahnya dan berwarna artistik? Melihat bahwa banyak makhluk yang berwarna tertentu untuk mengindari bahaya, sulit bagiku untuk dapat menghubungkan warna terang mereka pada kasus lainnya hanya kepada kondisi fisik. Jika ada seseorang yang tidak setuju pada pernyataan bahwa kupu-kupu jantan telah dibuat indah karena seleksi seksual, dan kemudian bertanya kenapa kupu-kupu itu tidak dibuat indah sebagaimana halnya ulat mereka, apa jawabanmu? Aku tidak dapat menjawabnya akan tetapi aku harus tetap mempertahankan pendapatku."55
Lagi-lagi Charles Darwin mengungkapkan konflik dengan teorinya sendiri yang ia hadapi sebagai berikut:
"Aku menilai kasus ikan-ikan jantan pengeram berwarna terang, dan kupu-kupu betina yang sangat menyala, hanya untuk menunjukkan bahwa satu jenis kelamin mungkin dibuat menyala tanpa perlu ada perpindahan keindahan kepada jenis kelamin lain; dalam kasus ini Aku tidak dapat menganggap bahwa keindahan pada jenis kelamin yang lain dihentikan oleh seleksi."56
Jelas tidaklah mungkin warna-warni, keteraturan dan simetri di alam terjadi karena seleksi alam. Pada titik ini, ada gunanya untuk melihat lebih dalam apa yang dinamakan dengan konsep "seleksi alam", yang dikemukakan oleh teori evolusi Darwin. Sebagaimana telah diketahui secara luas, seleksi alam adalah salah satu dari mekanisme-mekanisme khayal teori evolusi. Teori ini menyatakan bahwa mereka yang paling sesuai dengan lingkungannya akan dapat bertahan hidup, sedangkan mereka yang lemah dan tidak sesuai dengan kondisi lingkungannya akan punah. Menurut peryataan-pernyataan para evolusionis, perubahan yang mempunyai akibat menguntungkan terjadi pada salah satu anggota spesies melalui mutasi acak pada gen-gen mereka. Makhluk itu dipilih dari semua yang lain pada spesies tersebut melalui mekanisme mempertahankan hidup dari yang paling sesuai, dan dengan demikian yang semula adalah sebuah mutasi acak lalu ditransferkan dalam jumlah yang lebih banyak kepada generasi berikutnya.
Pastilah tidak mungkin bagi warna-warni, pola-pola dan simetri pada pola-pola dari makhluk hidup tercipta melalui mekanisme semacam itu. Ini adalah fakta yang sangat jelas. Meskipun ia adalah penemu teori tersebut, Darwin sendiri harus mengakui bahwa mekanisme khayal selelsi alam tersebut tidak mungkin dapat menjadi penyebaba keteraturan seperti itu. Juga, J. Hawkes mempertanyakan ketidakberartian seleksi alam dalam artikel yang ia tulis "Sembilan Misteri Alam yang tak Terpecahkan", dipublikasikan dalan majalah New York Times dengan menyatakan bahwa ia mengalami kesulitan dalam mempercayai bahwa keindahan yang mempesonakan pada burung, ikan, bunga-bungaan dan sebagainya terjadi karena seleksi alam. Lebih jauh lagi, dia mengajukan pertanyaan apakah mungkin kesadaran manusia itu adalah hasil dari mekanisme seperti itu. Dalam artikelnya, akhirnya, ia menyimpulkan bahwa pikiran manusia yang menghasilkan berkah peradaban, dan imajinasi kreatif yang hidup selamanya seperti buah pikir Socrates, Leonardo da Vinci, Shakespeare, Newton dan Einstein tidak mungkin adalah merupakan hadiah dari hukum rimba yang dinamakan "perjuangan untuk mempertahankan hidup" bagi kita.57
Sebagaimana telah dipahami dari pengakuan para evolusionis, mereka tahu bahwa teori mereka sedang dalam keadaan kritis. Tidaklah beralasan untuk mempertahankan ide bahwa sebuah sel, yang dianggap terjadi secara kebetulan sebagai hasil dari kilat dan hujan di muka bumi, dalam perjalanan waktu lalu berubah menjadi makhluk hidup beraneka warna. Anggaplah, sebagai contoh, seorang ilmuwan mengambil sebuah sel tunggal dari sebuah bakteri, lalu menyediakan kondisi laboratorium yang paling cocok, menggunakan semua peralatan yang diperlukan, mengeluarkan upaya yang mengakibatkan sel ini berwvolusi setelah jutaan tahun (meskipun ini tidak mungkin, anggaplah ini dapat terjadi); apa yang akan ia peroleh pada akhirnya? Akankah ia dapat mengubah sebuah bakteri menjadi burung merak dengan warna-warninya yang mempesona, atau menjadi seekor macan tutul dengan pola-pola sempurna pada kulitnya, atau menjadi bunga mawar dengan kelopak yang merah seperti beludru? Tentu saja, orang yang memiliki intelegensi tidak akan dapat membayangkan hal seperti itu atau membuat peryataan seperti itu. Walaupun demikian, inilah tepatnya pernyataan dari teori evolusi.


"Warna", Jalan Buntu dari Evolusi

Mari kita uji kebenarannya dengan sebuah contoh, bahwa tidaklah mungkin warna-warna pada makhluk-mkhluk hidup dan sistem-sistem perubahan warna terjadi karena seleksi alam. Ambillah bunglon sebagai contoh. Bunglon adalah binatang yang mampu menyesuaikan diri dengan warna-warna yang ada pada lingkungannya dan mengubah warna tubuhnya sesuai dengan warna sekitarnya. Saat bertengger pada daun yang berwarna hijau, mereka berwarna hijau, saat bergerak ke dahan yang coklat, kulit mereka dengan singkat berubah menjadi coklat. Mari kita renungkan bersama bagaimana proses perubahan warna ini terjadi.
Makhluk hidup mengubah warnanya sebagai suatu akibat dari proses-proses sangat kompleks yang terjadi dalam tubuhnya. Tidaklah mungkin bagi seseorang untuk mengubah warna baik dirinya sendiri maupun warna makhluk hidup lainnya, karena tubuh manusia tidak dilengkapi dengan sistem-sistem yang tepat untuk kegiatan tersebut. Juga tidaklah mungkin bagi seorang manusia untuk mengembangkan sistem seperti itu sengan sendirinya karena ini bukanlah seperti sebuah peralatan yang dapat dikembangkan dan dipasang. Singkatnya, agar makhluk hidup dapat mengubah warnanya, sangat penting bagi makhluk ini untuk dilahirkan dengan mekanisme pengganti warna tersebut.
Mari kita berfikir tentang bunglon pertama yang ada di bumi. Apa yang terjadi jika makhluk ini tidak memiliki kemampuan mengubah warnanya? Pertama-tama, bunglon ini akan menjadi mangsa empuk karena ia tak dapat bersembunyi. Selain itu, karena ia dapat dikenali dengan mudah, ia akan mengalami kesulitan untuk berburu. Akibatnya, seekor bunglon yang tak memiliki mekanisme pertahanan lain tersebut akan mati atau kelaparan dan, setelah beberapa waktu, menjadi punah. Namun demikian, kehadiran bunglon di dunia saat ini membuktikan bahwa kejadian seperti itu tidak pernah terjadi. Dengan demikian, bunglon-bunglon tersebut telah memiliki sistem sempurna itu sejak pertama kali mereka muncul di muka bumi.
Evolusionis menegaskan bahwa bunglon-bunglon telah mengembangkan sistem ini dengan berjalannya waktu. Hal ini akan menimbulkan beberapa pertanyaan dalam pikiran kita: kenapa bunglon-bunglon ini memilih untuk mengembangkan sistem yang kompleks, seperti perubahan warna, bukannya mekanisme pertahanan lain yang lebih mudah? Kenapa ia memilih perubahan warna padahal ada banyak jenis mekanisme pertahanan? Bagaimana terbentuknya mekanisme seperti itu, yang menyediakan semua proses kimia yang diperlukan untuk mengubah warna, pada bunglon? Mungkinkan seekor reptil untuk memikirkan mekanisme seperti ini dan kemudian mengembangkan sistem-sistem yang diperlukan dalam tubuhnya? Selain itu, mungkinkah seekor reptil untuk menuliskan informasi yang diperlukan untuk mengubah warna dalam DNA yang ada pada sel-sel tubuhnya?
Tak dapat dibantah lagi, hal itu tidak mungkin terjadi. Kesimpulan yang bisa ditarik dari jawaban-jawaban yang diberikan untuk pertanyaan-pertanyaan di atas hanya ada satu dan akan selalu sama: tidaklah mungkin bagi makhluk hidup untuk mengembangkan sistem yang demikian kompleks yang memungkinkan dirinya untuk mengubah warna tubuhnya.
Tidak hanya sistem-sistem pengubah warna, tapi juga keanekaragaman warna dan pola pada makhluk hidup patut memperoleh perhatian. Tidaklah mungkin bagi warna-warna terang pada burung nuri, warna yang beraneka ragam pada ikan, simetri pada sayap kupu-kupu, pola-pola mempesonakan pada bunga-bungaan dan warna-warna pada makhluk hidup lain untuk dapat terbentuk dengan sendirinya. Pola-pola, warna-warna dan gambar-gambar yang sedemikian sempurnanya, yang kegunaannya sangat penting dalam kehidupan makhluk hidup, adalah bukti penciptaan yang nyata. Jelaslah bahwa ada rancangan unggul pada pembentukan warna-warna di sekeliling kita.
Marilah kita buat hal ini menjadi jelas melalui sebuah contoh: katakanlah bahwa kita sedang merancang sebuah produk yang terdiri dari bujursangkar-bujursangkar. Bahkan untuk menggambar satu dari bujursangkar-bujursangkar itu, kita perlu melakukan sedikit perhitungan dan memastikan bahwa keempat sisinya lurus, sama dan bujursangkar itu bersudut 90 derajat pada pojok-pojoknya. Kita hanya dapat menggambar sebuah bujursangkar setelah membuat beberapa perhitungan dan penyesuaian. Sebagaimana dapat terlihat, bahkan untuk menggambar satu bujur sangkar saja kita memerlukan pengetahuan dan keterampilan.
Mari kita terapkan argumen yang sama pada makhluk-makhluk hidup di sekitar kita dan merenungkannya. Ada keselarasan, keteraturan dan perencanaan yang sempurna pada makhluk hidup. Seseorang yang mengakui diperlukannya pengetahuan dan keterampilan dalam menggambar bujursangkar sederhana, akan langsung mengerti bahwa asal mula keteraturan, keselarasan, warna-warna dan rancangan-rancangan di jagat raya juga adalah hasil dari pengetahuan dan keterampilan yang tak terhingga batasnya. Oleh karena itu tidaklah beralasan atau memiliki dasar ilmiah untuk menyatakan bahwa suatu sistem seperti jagat raya ini muncul begitu saja. Allah, Yang Maha Kuasa, telah menciptakan seluruh jagat raya. Allah-lah yang mendandani segala sesuatu yang Dia ciptakan dengan sangat indah.


Simetri di Alam Tidak Mungkin Bermula secara Kebetulan

Salah satu hal paling menyolok yang menghasilkan keselarasan di jagat raya adalah simetri. Makhluk-makhluk hidup memiliki struktur-struktur yang simetris. Segala sesuatu yang kita lihat di alam, biji misalnya, buah atau daun yang kita amati akan menunjukkan kesimetrisan dalam strukturnya. Ambillah sebuah tanaman berdaun lebat. Daun-daun mengelilingi tubuh tanaman seperti sebuah spiral. Ini adalah salah satu bentuk simetri. Sejalan dengan itu, keteraturan yang dapat teramati biasa terdapat pada susunan butir-butir dalam sebuah biji dan dalam rancangan barik-barik pada daun.
Sayap kupu-kupu adalah contoh lain dari simetri di alam ini. Pada kedua sayap kupu-kupu terdapat nuansa warna dan pola-pola yang sama. Sebuah pola pada salah satu sayap juga ada pada sayap lainnya tepat pada tempat yang sama.
Kita dapat melihat banyak contoh simetri yang lain di sekitar kita, dan sedikit diantaranya telah dirangkum dalam uraian di atas. Namun demikian, yang penting adalah bahwa ada kesimpulan bersama yang dapat ditarik dari semua contoh yang diberikan. Ada keteraturan yang tak ada bandingannya, atau lebih tepatnya, cita rasa seni yang sangat indah terpampang pada makhluk hidup. Salah satu bukti-bukti terbesar dari fakta bahwa jagat raya ini sama sekali tidak mungkin dapat terjadi karena kebetulan adalah keteraturan dan cita rasa seni yang halus ini. Dalam bukunya yang berjudul "The Theory of Evolution and Bigotry", Prof. Cemal Yildirim menyatakan fakta ini meskipun ia sendiri adalah seorang evolusionis:
"Sangat tidak meyakinkan untuk menghubungkan keteraturan pada makhluk hidup ini, yang kelihatannya memiliki kegunaan-kegunaan tertentu, dengan kebetulan".58
Allah telah menciptakan segala sesuatu di jagat raya dalam keteraturan yang lebih besar. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

"dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan." (Q.S. Al Baqarah: 163-164)




KESIMPULAN


Saat seseorang yang bijak dan bersungguh-sungguh mengamati sekelilingnya, dengan segera ia akan melihat bukti-bukti penciptaan. Yang demikian ini terjadi karena Allah telah menciptakan segala sesuatu bagi kita untuk mengenal-Nya dan merenungkan segala yang telah Ia ciptakan.
Bagi seseorang yang telah memiliki pengertian ini, akan sama sekali tidak masuk akan untuk menyatakan bahwa kesetimbangan sedemikian rumit yang telah membentuk kehidupan dapat hadir begitu saja karena "kebetulan". Setiap bagian yang bekerja saling bergantung satu sama lainnya dalam membentuk keteraturan ini memiliki peran yang sangat penting dalam proses secara keseluruhan. Warna-warna makhluk hidup, yang benjadi bahan kajian dalan buku ini, adalah salah satu komponen terpenting dari keteraturan di jagat raya.
Sebagaimana terlihat dalam contoh-contoh yang telahdiberikan sejauh ini, warna-warna, pola-pola, bintik-bintik, dan bahkan garis-garis pada makhluk-mkahluk di alam memiliki arti sendiri. Warna-warna yang kadang-kadang digunakan sebagai cara untuk berkomunikasi, kadang-kadang sebagai peringatan bagi pemangsa, sangat penting bagi mahluk-makhluk hidup. Sedemikian pentingnya sehingga terangnya atau gelapnya corak warna makhluk itu, dan bahkan arah garis-garisnya telah ditentukan secara khusus.
Penglihatan yang waspada akan segera melihat bahwa tidak hanya makhluk hidup, tapi juga segala rupa yang lainnya di alam ada sebagaimana seharusnya, setiap makhluk dan benda ada pada tempat yang paling tepat baginya. Lebih jauh lagi, ia akan mengerti bahwa semua ini telah diberikan untuk melayani manusia. Warna birunya lagit yang menyegarkan, penampilan cemerlang bunga-bunga, pepohonan dalam warna hijau terang, padang rumput, bulan yang menerangi bumi dalam kegelapan, bintang-bintang dan semua keindahan lainnya yang tak dapat kita hitung adalah perwujudan dari cita rasa seni Ilahi.
Allah telah menciptakan jagat raya dan semua yang hidup dan mati di dalamnya tanpa cela sama sekali. Allah memiliki kekuasaan atas segala sesuatu; Dia-lah yang Maha Kuasa.

"(Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, pencipta segala sesuatu. Maka sembahlah Dia. Dia adalah pemelihara segala sesuatu." (Q.S. Al-An'am: 102)

Setelah semua subjek yang diuraikan dalam buku ini, yang menjadi tugas bagi mereka yang telah memahami Keagungan cita rasa seni Ilahi yang tak ada batasnya ini, adalah bergerak menuju pemilik sejati semua keindahan ini dan mengarahkan hidupnya hanya untuk memperoleh ridha-Nya.


RAHASIA DI LUAR ZAT


Jutaan warna-warni di dalam sebuah tempat yang gelap gulita

1.      Bilim ve Teknik Dergisi (Journal of Science and Technics), March 1985, p.23
2.      Jillyn Smith, Sense and Sensibilities, Willey Science Edition, hal. 60-61
3.      F.Press, R. Siever, Earth, New York:W.H.Freeman, 1986, hal. 4
4.      Michael Denton, Nature's Destiny, The Free Press, 1998, hal. 51
5.      Ian M.Campbell, Energy and Atmosphere, London: Wiley, 1977, hal. 1-2
6.      Enyclopedia Britannica, 1994, 15th ed. Vol.18, hal. 203
7.      Michael Denton, Nature's Destiny, The Free Press, 1998, hal. 55
8.      Bilim ve Teknik Dergisi (Journal of Science and Technics), No: 366, hal. 81
9.      Bilim ve Teknik Dergisi (Journal of Science and Technics), October 1986, hal. 6
10.  Bilim Teknik Dergisi (Journal of Science and Technics), October 1986, s.6-9
11.  Franklyn Branley, Color, From Rainbows to Lasers, Thomas Y. Crowell Comp., New York, hal. 23-28
12.  Temel Britannica Ansiklopedisi, Vol 7, hal. 16
13.  http://www.netxpress.com/~ppt/story.htm
14.  http://www.netxpress.com/~ppt/story.htm
15.  Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble Books, New York, 1992, hal. 110
16.  David Attenborough, The Life of Birds, Princeton University Press, New Jersey, 1998, hal. 263
17.  Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble Books, New York, 1992, hal. 22
18.  Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble Books, New York, 1992, hal. 52
19.  Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble Books, New York, 1992, hal. 20
20.  Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble Books, New York, 1992, hal. 38
21.  Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble Books, New York, 1992, hal. 71
22.  Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble Books, New York, 1992, hal. 77
23.  Jill Bailey, Mimicry and Camouflage, BLA Publishing Ltd., England, 1988, hal. 17
24.  Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble Books, New York, 1992, hal. 85
25.  Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble Books, New York, 1992, hal. 25
26.  Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble Books, New York, 1992, hal. 38
27.  Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble Books, New York, 1992, hal. 48-49
28.  Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble Books, New York, 1992, hal. 43
29.  Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble Books, New York, 1992, hal. 86-87
30.  International Wildlife, September-October 1992, hal. 34
31.  Jill Bailey, Mimicry and Camouflage, BLA Publishing Ltd., England, 1988, hal. 18
32.  Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble Books, New York, 1992, hal. 109
33.  Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble Books, New York, 1992, hal. 64
34.  Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble Books, New York, 1992, hal. 130
35.  Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble Books, New York, 1992, hal. 129
36.  Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble Books, New York, 1992, hal. 126
37.  David Attenborough, The Trials of Life, Princeton University Press, New Jersey, hal. 235
38.  Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble Books, New York, 1992, hal. 109
39.  David Attenborough, The Life of Birds, Princeton University Press, New Jersey, 1998, hal. 158
40.  David Attenborough, The Life of Birds, Princeton University Press, New Jersey, 1998, hal. 158
41.  Ranger Rick, May 1999
42.  Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble Books, New York, 1992, hal. 55
43.  National Geographic, October 1989, hal. 518
44.  The Guinnes Enyclopedia of Living World, 1992, hal. 167
45.  Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble Books, New York, 1992, hal. 56
46.  Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble Books, New York, 1992, hal. 122
47.  Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble Books, New York, 1992, hal. 62
48.  Karl Roessler, Coral Kingdoms, Harry N. Abrams, Inc., Publishers, 1986, hal. 44
49.  National Geographic, December 1996, hal. 118-120
50.  Karl Roessler, Coral Kingdoms, Harry N. Abrams, Inc., Publishers, 1986, hal. 125
51.  Solomon, Berg, Martin, Villie, Biology, Saunders College Publishing, 1993, hal. 192-193
52.  Temel Britannica Ansiklopedisi, Vol. 7, hal. 16
53.  Franklyn Branley, Color, From Rainbows to Lasers, Thomas Y. Crowell Comp., New York, hal. 37
54.  Franklyn Branley, Color, From Rainbows to Lasers, Thomas Y. Crowell Comp., New York, hal. 38
55.  Francis Darwin, Life and Letters,Vol.II, hal. 275
56.  Francis Darwin, Life and Letters,Vol.II, hal. 305
57.  J. Hawkes, Nine Tentalizing Mysteries of Nature, New York Times Magazine, 1957, hal. 33
58.  Cemal Yildirim, Evrim Kurami ve Bagnazlik (The Theory of Evolution and Bigotry), Bilgi Yayinevi, January 1989, hal. 108
59.  Taskin Tuna, Uzayin Ötesi (Beyond Space), hal. 194
60.  Treaties Concerning the Principle of Human Knowledge, 1710, Works of George Berkeley, vol.1, ed. A. Fraser, Oxford, 1871
61.  Macit Gökberk, Felsefe Tarihi (History of Philosophy), hal. 263